TEORI ORGANISASI PUBLIK, dan
ORGANISASI & MANAJEMEN
PEMERINTAHAN
Oleh
Prof.Dr.Suhardi
Mukhlis,M.Si.
Lektor,
NIDN/NIPY. 10 110666 01/125 033 012
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Raja Haji Tanjungpinang
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Raja Haji Tanjungpinang
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Administrasi, Organisasi, dan Manajemen
Administrasi
a)
Administrasi berasal dari kata “Ad” dan “Ministro” (latin)
yang berarti “melayani” atau “menyelenggarakan” (Webster, 1974).
b)
Administrasi ialah proses kegiatan penyelenggaraan yang
dilakukan oleh seorang administrator secara teratur dan diatur menerusi
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan untuk mencapai hala tuju yang telah
ditatapkan.
c)
Administrasi ialah proses kerja sama secara rasional untuk
mencapai tujuan secara efisien dan efektif.
d)
Administrasi adalah pengkoordinasian dan pengarahan
sumber-sumber tenaga manusia dan material untuk mencapai tujuan yang diinginkan
(John M. Phiffner dan RV Presthus dalam buku Public Administration).
e)
Administrasi menekankan kepada kegiatan pengkoordinasian
orang-orang yang berkerjasama, alat-alat dan dana yang digunakan untuk mencapai
tujuan yang inginkan.
f)
Administrasi adalah pengarahan, kepemimpinan, dan
pengendalian dari usaha-usaha kelompok orang dalam rangka pencapaian tujuan
yang umum atau pokok (William H. Newman dalam buku Administration Action).
g)
Pelaksana administrasi adalah seorang yang disebut
administrator. Ketika organisasi belum
maju dan belum terlalu kompleks, seorang administrator melaksanakan fungsi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. Tetapi ketika
kegiatannya telah maju dan bersifat kompleks, maka tugas administrator lebih
ditumpukan kepada pengawasan dan koordinasi.
h)
Tugas seorang administrator dalam melakukan administrasi
mencakup koordinasi dan pengawasan/pengendalian.
i)
Pada saat kegiatan administrasi telah maju, maka
pelaksanaan administrasi dilaksanakan oleh orang-orang yang bekerjasama dalam
melaskanakan tugas untuk mencapai tujuan bersama, dan untuk itulah diperlukan
organisasi dan manajemen.
Organisasi
a)
Secara sederhana, organisasi adalah suatu kerjasama
sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan dan mau terlibat
dengan peraturan yang ada.
b)
Organisasi ialah suatu wadah atau tempat untuk melakukan
kegiatan bersama, agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.
c)
Ciri-ciri organisasi ialah: 1) terdiri daripada dua orang
atau lebih, 2) ada kerjasama, 3) ada komunikasi antar satu anggota dengan yang
lain, 4) ada tujuan yang ingin dicapai.
d) James D. Mooney
Organisasi adalah sebagai bentuk setiap
perserikatan orang-orang untuk mencapai suatu tujuan bersama
(Organization
is the form of every human association for the attainment of common purpose).
e) John D. Millet
Organisasi adalah sebagai kerangka struktur dimana
pekerjaan dari beberapa orang diselenggarakan untuk mewujudkan suatu tujuan
bersama (Organization is the
structural framework within which the work of many individuals is carried on
for the realization of common purpose).
f)
Herbert. A. Simon
Organisasi adalah sebagai pola komunikasi yang
lengkap dan hubungan-hubungan lain di dalam suatu kelompok orang-orang (Organization is the complex pattern of communication and
other relations in a group of human being).
g) Chester L. Barnard
Organisasi
adalah sebagai sebuah sistem tentang aktivitas kerjasama dua orang atau lebih
dari sesuatu yang tidak berwujud dan tidak pandang bulu, yang sebagian besar tentang
persoalan silaturahmi (Organization is a
system of cooperative activities of two or more person something intangible and
impersonal. Largely a matter of
relationship).
h) Dwight Waldo
Organisasi adalah sebagai suatu struktur dari
kewenangan-kewenangan dan kebiasaan-kebiasaan dalam hubungan antara orang-orang
pada suatu sistem administrasi (Organization is the structure of authoritative and habitual
personal interrelations in an administrative system).
i) Luther
Gulick
Organisasi adalah sebagai suatu alat saling
hubungan satuan-satuan kerja yang memberikan mereka kepada orang-orang yang
ditempatkan dalam struktur kewenangan; dus dengan demikian pekerjaan dapat
dikoordinasikan oleh perintah para atasan kepada para bawahan yang menjangkau
dari puncak sampai ke dasar dari seluruh badan usaha ( Organization is the
means of interrelating the subdivisions of work by allotting them to men who
are placed in a structure of authority, so that the work may be coordinated by
orders of superiors to sub ordinates, reaching from the top to the bottom of
the entire enterprise).
j)
Organisasi sebagai suatu kelompok orang yang bersatu dalam
tugas-tugas, terikat pada lingkungan tertentu, menggunakan alat teknologi dan
patuh pada peraturan (Malinowski).
k)
Organisasi timbul bilamana orang-orang yang bergabung di
dalam suatu usaha mencapai tujuan bersama (James D. Mooney).
l)
Organisasi ada bila orang-orang berhubungan satu dengan
yang lain, mau bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama (Chester
I. Barnard).
m)
Organisasi sebaai suatu kesatuan, yaitu sekelompok orang
yang terlibat bersama-sama di dalam hubungan yang resmi untuk mencapai
tujuan-tujuan (Henry
L. Sisk).
n)
Organisasi merupakan suatu sistem terbuka, yang memiliki
interaksi konstan dengan lingkungannya, serta terdiri dari banyak sub-grup,
unit-unit jabatan, susunan hierarki serta segmen yang tersebar secara geografis
(Schein).
o)
Organisasi dapat dilihat dengan dua cara berbeda, iaitu: 1)
organisasi sebagai suatu sistem terbuka yang terdiri atas sub-sistem yang
saling berkaitan, dan memperoleh input untuk diolah yang berasal dari
lingkungan serta menyalurkan output hasil pengolahan ke lingkungan kembali, dan
2) organisasi sebagai sekelompok orang yang berkerjasama untuk mencapai suatu
tujuan bersama (Monir H. Thayeb).
p) Organisasi dapat diartikan dalam dua macam,
yaitu:
1. Dalam arti statis, yaitu organisasi sebagai wadah tempat
dimana kegiatan kerjasama dijalankan;
2.
Dalam arti dinamis, yaitu organisasi sebagai suatu sistem
proses interaksi antara orang-orang yang bekerjasama, baik formal maupun
informal.
q) Sinonim
Organisasi
1. Institusi/lembaga;
Kelompok
yang menampung aspirasi masyarakat; punya aturan tertulis atau tidak; tumbuh dalam masyarakat;
mencapai tujuan bersama; dibentuk oleh pemerintah atau swasta.
2. Birokrasi, dan
a.
Etimologi (asal kata): bureau=meja kratia
(cracein)=pemerintahan, dus pemerintahan atau administrasi melalui kantor.
b.
Administrasi dan manajemen: badan administrasi atau badan
manajemen (administrative body atau
management body), dus suatu badan yang menyelenggarakan suatu kegiatan atau
pekerjaan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan (baik dalam bidang
pemerintahan maupun swasta).
c.
Sistem: sistem kerja yang berlandaskan suatu jaringan
tata-hubungan kerjasama sesuai dengan tata aturan dan prosedur yang ditentukan.
r) Organisasi
formal
Organisasi
yang memiliki struktur (bagan yang menggambarkan hubungan-hubungan kerja,
kekuasaan, wewenang dan tanggung jawab antara pejabat dalam suatu organisasi).
s) Suatu organisasi harus memuat 4 unsur utama, iaitu:
1) goals oriented (berorientasi tujuan), 2) Psychosocial
system (sistem hubungan sosial), 3) structured
activities, 4) technological system.
t) Kesimpulan:
Organisasi
adalah: 1)
wadah atau tempat terselenggaranya administrasi; 2)
didalamnya terjadi berbagai hubungan antar-individu maupun kelompok, baik dalam
organisasi itu sendiri maupun keluar; 3) terjadinya kerjasama dan
pembagian tugas; 4)
berlangsungnya proses aktivitas berdasarkan kinerja masing-masing.
u) Organisasi Publik
Organisasi
publik adalah 1)
organisasi yang terbesar; 2)
yang mewadahi seluruh lapisan masyarakat dengan ruang lingkup negara; 3)
mempunyai kewenangan yang absah (terlegitimasi) di bidang politik, administrasi
pemerintahan, dan hukum secara terlembaga 4) sehingga
mempunyai kewajiban melindungi warga negaranya, dan 5) melayani keperluannya, 6)
sebaliknya berhak pula memungut pajak untuk pendanaan, 7) serta
menjatuhkan hukuman sebagai sanksi penegakan peraturan. Organisasi publik
sering dilihat pada bentuk organisasi pemerintah yang dikenal sebagai birokrasi
pemerintah (organisasi pemerintahan).
Atau satu-satunya organisasi didunia yang mempunyai wewenang merampok
harta rakyat (pajak), membunuh rakyat (hukuman mati), dan memenjarakan rakyat.
v)
Organisasi formal v informal
Organisasi
formal ialah suatu organisasi yang memiliki struktur yang jelas, pembagian
tugas yang jelas, serta tujuan yang ditetapkan secara jelas. Organisasi informal akan timbul apabila
anggota organisasi formal merasa keinginannya tidak terpenuhi oleh organisasi
formal. Hubungan organisasi formal
dengan organisasi informal bersifat berbanding terbalik “semakin tinggi tingkat
kepuasan pegawai, maka semakin kecil kemungkinan munculnya atau terbentuknya
organisasi informal.
w)
Faedah organisasi informal terhadap organisasi informal
1)
boleh dijadikan sarana komunikasi,
2)
boleh dijadikan alat pemersatu dan menghilangkan frustasi,
3)
boleh dijadikan pendorong agar rajin bekerja.
Manajemen
a)
Manajemen adalah seni melaksanakan suatu pekerjaan melalui
orang-orang (Mary
Parker Follet). Atau sebagai
pengaturan atau pengelolaan sumberdaya yang ada sehingga hasilnya maksimal.
b)
Manajemen adalah tindakan atau kemampuan untuk memperoleh
hasil yang diinginkan dengan menggunakan orang-orang yang mempunyai keahlian
khusus.
c)
Manajemen selalu digunakan dalam hubungannya dengan
orang-orang yang menjalankan kepemimpinan di dalam suatu organisasi. Dus manajemen didefenisikan sebagai suatu
proses kegiatan manajer dalam mengambil keputusan, mengkoordinasikan
usaha-usaha kelompok, dan kepemimpinan (J. G. Longenecker).
d)
Manajemen meliputi koordinasi orang-orang dan koordinasi
sumber-sumber material untuk mencapai tujuan organisasi (Kast & Rosenzweig). Sedangkan Henry L. Sisk
mendefenisikan manajemen sebagai koordinasi dari semua sumber (tenaga manusia,
dana, material, waktu, metode kerja dan tempat) melalui proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian supaya dapat mencapai sasaran
yang diinginkan.
d)
Kesimpulan:
Manajemen
lebih banyak berhubungan dengan pengambilan kebijaksanaan, koordinasi dan
kepemimpinan. Koordinasi adalah
menyelaraskan (mensinkronisasikan) dan menyatukan tindakan-tindakan kelompok
orang dalam organisasi (William
H. Newman).
Hubungan
administrasi, organisasi, dan manajemen
a)
Dalam melaksanakan administrasi, seorang administratur
dibantu oleh orang-orang yang bekerjasama dalam menjalankan tugas-tugas dan
tugas-tugas tersebut harus diselaraskan dan dipadukan agar mengarah pada tujuan
yang ingin dicapai.
b)
Kerjasama orang-orang dalam mencapai tujuan, perlu disusun
dan diatur, dan untuk itu administrasi memerlukan organisasi.
c)
Karena dalam admnistrasi yang dihadapi adalah orang-orang
yang berkerjasama dengan akal dan perasaannya dengan menggunakan alat-alat dan
materi lainnya, maka orang-orang perlu digerakkan menuju sasaran yang akan
dicapai, untuk itu diperlukan manajemen.
d)
Dari uraian di atas, maka administrasi modern dapat
diartikan secara luas yaitu meliputi organisasi dan manajemen.
1.2.
Terbentuknya Organisasi
Manusia makhluk sosial, makhluk
bermasyarkat (homo socius, social animal,
zoon politicon), tidak mungkin dapat hidup sendiri, cenderung bermasyarakat
atau berkelompok (gregariousness).
Keperluan
Manusia
Abraham
Maslow
1.
Keperluan fisik (physical need);
2.
Keperluan rasa aman dan selamat (safety need);
3.
Keperluan social (social needs);
4.
Keperluan akan harga diri (esteem needs);
5.
Keperluan aktualisasi diri (self realization needs).
Dorongan
Orang Bekerja
1.
Dorongan primer (Kelangsungan hidup organis)
2.
Motif Dasar (Psikologis dan sosial)
Motivasi
Orang Bekerja
1.
Kepastian (masa depan-kelangsungan kerja);
2.
Kesempatan (naik pangkat/dipromosikan);
3.
Peran serta (saran-saran/masukan dalam pengambilan
keputusan);
4.
Pengakuan/penghargaan (prestasi kerja);
5.
Ekonomi (upah/gaji yang layak untuk hidup);
6.
Pencapaian (keberhasilan dalam pekerjaan);
7.
Komunikasi (mengetahui apa yang terjadi dalam organisasi);
8.
Kekuasaan (kewibawaan, dan mempengaruhi orang lain);
9.
Keterpaduan (bagian dari organisasi secara keseluruhan);
10.
Kebebasan (pribadi dan pendapat).
Kesimpulan
Keperluan
(needs)
-------- Keinginan (wants)
memenuhi keperluan ---------tindakan (action)
memenuhi keperluan ------- pencapaian tujuan (objektives)
Tidak semua keperluan (needs) dapat dipenuhi seorang diri untuk
itu perlu Organisasi (Berorganisasi).
BAB
II
EVOLUSI
TEORI ORGANISASI DAN MANAJEMEN
Ilmu
pengetahuan terdiri atas seperangkat teori dalam bidang tertentu. Teori berfungsi untuk membaca kenyataan
empiris. Fakta empiris yang sama dapat
diceritakan oleh beberapa orang dengan cara yang berbeda-beda sesuai dengan
kacamata teori yang digunakan. Tanpa teori, buta tentang peristiwa empiris,
sebaliknya tanpa berhadapan dengan peristiwa-peristiwa empiris, suatu teori
lumpuh. Ciri-ciri teori:
1.
Terdiri atas seperangkat proposisi
(proposisi=pernyataan tentang hubungan antara dua konsep atau lebih) yang
saling berkaitan;
2.
Masing-masing proposisi atau defenisi atau konsef
saling menerangkan (sehingga diperoleh gambaran yang bulat dan utuh tentang
suatu peristiwa);
3.
Beberapa diantaranya dapat diuji secara empiris
(metodologi penelitian).
Contoh
teori: Apabila seseorang diberi stimulus, maka ia akan memberikan reaksi dengan
cara tertentu (stimulus dan reaksi adalah dua konsep yang dihubungkan
menjadi satu proposisi); Konsep hukuman
dan perilaku (apabila anak diberi hukuman, maka perilakunya akan berubah ke
arah yang positif=proposisi), Fungsi
teori:
1.
eksplanatif (menjelaskan)-bersifat positif;
ditentukan oleh: a) kesederhanaan strukturnya, b) kecermatan penjelasannya, c) relevansinya
terhadap fenomena sosial yang berbeda-beda.
2.
prediktif (peramalan/prakiraan)-bersifat
probabilities; diterapkan dalam tiga jenis situasi: a) waktu yang akan datang,
b) tempat yang berbeda, c) kelompok sosial yang lebih besar.
3.
kontrol (mengendalikan)
Teori
organisasi adalah studi tentang bagaimana organisasi menjalankan fungsinya dan bagaimana
mereka mempengaruhi dan dipengaruhi
oleh orang-orang yang bekerja di dalamnya ataupun masyarakat
di lingkup kerja mereka.
Teori organisasi adalah suatu konsefsi, pandangan, tinjauan, ajaran, pendapat atau pendekatan tentang pemecahan masalah organisasi agar
lebih berhasil dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
Masalah
adalah segala sesuatu yang segala sesuatu yang ada hubungannya dengan
kepentingan organisasi yang memerlukan pemecahan dan pengambilan
keputusan. Dus masalah organisasi adalah memerlukan pemecahan dan pengambilan
keputusan.
Teori
organisasi Muncul pada abad 19 dilatarbelakangi oleh Revolusi Inggris dan
lahirnya perusahaan raksasa di Amerika
Serikat.
Evoluasi
Teori Organisasi
Terdiri atas:
A. Teori Klasik
1.
Teori tipe organisasi (Birokrasi) oleh Max Weber (Sosiolog
Jerman);
2.
Teori manajemen Ilmiah oleh Fredrick Winslow Taylor
(Amerika);
3.
Teori administrative (prinsif-prinsif organisasi) oleh Henry Fayol (Prancis).
B.
Teori Organisasi dan Manajemen Neo Klasik;
C.
Teori modern;
D.
Teori organisasi dan manajemen Jepang dan teori Z;
5
Golongan Teori Organisasi Modern
(Prajudi Atmosudirdjo)
1.
Teori organisasi klasik;
2.
Teori organisasi hubungan antar manusia;
3.
Teori proses;
4.
Teori prilaku;
5.
Teori Sistema.
4
Macam Teori Organisasi
(Amitai Etzioni)
1.
Teori klasik (Scientific management);
2.
Aliran hubungan manusia (human relations);
3.
Sistem pendekatan struktural;
4.
Teori pembuatan keputusan.
9
Macam Teori Organisasi
(Wursanto, 2003:260-274)
1.
Teori organisasi klasik;
2.
Teori organisasi birokrasi;
3.
Teori organisasi human relations;
4.
Teori organisasi perilaku;
5.
Teori organisasi proses;
6.
Teori organisasi kepemimpinan;
7.
Teori organisasi fungsi;
8.
Teori organisasi pembuatan keputusan;
9.
Teori organisasi kontingensi.
8
Pendekatan Teori Organisasi
(Harold Koontz dan Cyrill o’Donnell)
1.
Pendekatan pengalaman atau kasus (the empirical, or case
approach);
2.
Pendekatan prilaku antar pribadi (the interpersonal
behavior approach);
3.
Pendekatan perilaku kelompok (the group behavior
approach);
4.
Pendekatan kerjasama sistem social (the cooperative
social system approach);
5.
Pendekatan sistem teknik sosial (the sociotechnical
system approach);
6.
Pendekatan teori keputusan (the decision theory-center
approach);
7.
Pendekatan pusat komunikasi (the communication-center
approach);
8.
Pendekatan operasi (the operational approach).
Kesimpulan:
Tidak ada satupun teori yang
memiliki kebenaran mutlak. Masing-masing
teori saling melengkapi.
A.
TEORI KLASIK
Teori organisasi klasik
disebut juga, antara lain: teori organisasi spesialisasi,
teori formalisma,
teori
struktur (the stucture theory of
organization). Muncul untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi.
1. Teori
tipe organisasi (Birokrasi) oleh Max Weber (Sosiolog Jerman);
Ciri
Birokrasi modern (ideal):
1.
Adanya prinsif pembidangan tugas yang jelas (jurisdictional areas), umumnya diatur
oleh hukum/peraturan-peraturan administrasi, yaitu:
a.
adanya pembagian tugas yang jelas bagi apparatus birokrasi,
b.
adanya pendelegasian wewenang,
c.
setiap tugas yang dilaksanakan menuntut
keahlian/keterampilan (spesialisasi). Dus yang dapat diangkat menjadi aparat
birokrasi adalah mereka yang mempunyai keahlian (kualifikasi).
2.
Adanya prinsif hierarki;
3.
Manajemen kantor modern didasarkan pada dokumen tertulis/diarsipkan;
4.
Tugas dalam organisasi dilaksanakan berdasarkan spesialisasi, dus diperlukan
pendidikan dan latihan secara terus menerus;
5.
Menuntut pegawai bekerja dengan kapasitas penuh;
6.
Karena tindakan dalam manajemen harus didasari oleh
perturan-peraturan/perundang-undangan, maka setiap apparatus birokrasi harus
mempelajari perundang-undangan dan memahaminya.
Unsur Birokrasi
Ideal:
1.
Hirarki,
2.
Kualitas Keahlian,
3.
Aspek-aspek keahlian,
4.
Kewenangan dan kekuasaan yang legal.
Fungsi Birokrasi
Ideal:
1.
Spesialisasi,
2.
Struktur,
3.
Kemungkinan meramalkan dan kestabilan,
4.
Rasionalisasi, dan
5.
Bagian dari demokrasi.
Strategi Untuk
Mencapai Tujuan Organisasi (5 Prinsip):
1.
Prinsip spesialisasi;
2.
Prinsip rantai komando atau prinsip hirarki;
3.
Prinsip loyalitas;
4.
Prinsip impersonal;
5.
Prinsip uniformalitas.
2.
Teori manajemen ilmiah (Scientific Manajement, 1911) oleh Fredrick Winslow
Taylor (Amerika);
(Charles
Babbage, On the economy of machinery and manufactures, 1832)
Prinsip:
1.
Pembagian Kerja Berdasarkan Keterampilan (waktu dan tenaga
dapat dihemat bila prinsif pembagian kerja diterapkan dalam produksi),
2.
Mempelajari kebiasaan kerja pegawai dan menganalisisnya;
3.
Seleksi pegawai secara ilmiah;
4.
Kerjasama antara pengawas dan pegawai;
5.
Pembagian tanggung jawab antara manajemen dan pegawai
secara wajar.
Manajemen
ilmiah:
(berhubungan dengan manajemen inisiatif dan insentif)
1.
Penghematan dalam mendidik pekerja yang magang dalam satu
perusahaan;
2.
Penghematan dalam pemakaian material belajar;
3.
Menghemat waktu dan menghindari perpindahan tempat kerja;
4.
Menghemat waktu dalam tukar menukar alat kerja;
5.
Keterampilan dalam mengerjakan pekerjaan dengan sistem
berulang;
6.
Dalam pembagian tugas pekerjaan, disarankan mengganti
pekerjaan tangan manusia dengan mesin;
Kesimpulan:
1.
Menerapkan “one best way” dalam melaksanakan
pekerjaan;
2.
Menyeragamkan cara melakukan pekerjaan dengan mempelajari
gerak dan lamanya waktu yang dihabiskan untuk melakukan satu pekerjaan (time
and motion studies);
3.
Melakukan seleksi pekerjaan sesuai dengan tugas khusus yang
akan dilaksanakan dan pegawai dilatih secara efisien sebelum melaksanakan
tugas;
4.
Upah/gaji dibayar berdasarkan potongan kerja yang telah
diselesaikan (piece rate system) oleh seseorang dan bukan perkelompok
kerja;
5.
Pegawai dirangsang untuk melampaui target yang telah ditentukan
dengan cara memberikan bonus.
Scientific
Management
1.
Memfokuskan unit analisisnya pada kegiatan pisik pekerjaan
(hubungan pegawai dan pekerjaannya/manusia dan alat/mesin);
2.
Tujuan utamanya memperbaiki tugas pekerjaan rutin dan yang
bersifat repetitive;
3.
Pendekatannya bersifat empiris, induktif dan melakukan
penelitian terperinci terhadap pekerjaan untuk menentukan bagaimana yang paling
efisien suatu pekerjaan harus dilakukan;
4.
Sasaran utama adalah organisasi tingkat bawah
(operasional/bengkel kerja);
5.
Pandangannya bersifat mikro dan orientasinya botton up (dari tingkat bawah organisasi
ke tingkat atas).
Efisiesi
1.
Tanpa tolok ukur;
2.
Dengan tolok ukur.
a.
Segi produktivitas (hasil/output)
b.
Segi penghematan (pengorbanan/input)
Tanpa
tolok ukur
1.
segi produktivitas/hasil/output
dengan
pengorbanan yang sama, hasil berbeda (hasil tinggi=efisien, hasil rendah=tidak
efisien).
2.
segi penghematan/pengorbanan/input
dengan
pengorbanan yang berbeda, memberikan hasil yang sama (kecil
pengorbanan=efisien, besar pengorbanan=tidak efisien).
Dengan
tolok ukur
1.
segi hasil/output/produktivitas
perbandingan
antara hasil minimum yang ditetapkan dengan hasil ril yang dicapai
(efisien=hasil ril>hasil minimal ditetapkan; normal=hasil ril=hasil minimal
ditetapkan; tidak efisien=hasil ril
2.
segi pengorbanan/input/penghematan
perbandingan
antara pengorbanan maksimal yang ditetapkan dengan pengorbanan ril
(efisien=pengorbanan rilpengorbanan maksimal ditetapkan).
3.
Teori
administrative (prinsif-prinsif organisasi)
oleh Henry Fayol (Prancis) (Henry
Fayol, D.S. Pugh, 1971).
1.
Penetapan tujuan yang jelas;
2.
Kesatuan perintah (the principle of unity of command);
3.
Keseimbangan;
4.
Pendistribusian pekerjaan (the principle of distribution of
work);
5.
Rentang pengawasan (the principle of span of control);
6.
Prinsip pelimpahan wewenang (the principle of delegation of
authority);
7.
Prinsip departementasi (the principle of departementation);
8.
Prinsip penempatan pegawai yang tepat (the principle of the
right man in the right place);
9.
Prinsip koordinasi (the principle of coordination);
10.
Prinsip pemberian balas jasa yang memuaskan.
Prinsif-prinsif Organisasi dan Manajemen:
1.
Pembagian tugas/pekerjaan (spesialisasi);
2.
Kewenangan dan tanggung jawab;
3.
Disiplin;
4.
Kesatuan komando;
5.
Kesatuan arah;
6.
Kepentingan pribadi tunduk kepada kepentingan umum
organisasi;
7.
Imbalan jasa;
8.
Sentralisasi;
9.
Rantai skala;
10.
Ketertiban (the right man in the right place on the right
time);
11.
Kewajaran;
12.
Kestabilan organisasi;
13.
Inisiatif;
14.
Kebanggaan kesatuan (I’espirit de corps).
Prinsif
Organisasi Fayol:
1.
Pembagian tugas pekerjaan;
2.
Kesatuan pengarahan;
3.
Sentralisasi;
4.
Mata rantai, tingkat jenjang organisasi;
Prinsif
Organisasi Max Waber:
1.
Keahlian
Semua
kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi, harus didasarkan
keahlian, sehingga mampu menjalankan tugas dengan baik;
2.
Berdasarkan kebijaksanaan, peraturan, dan prosedur
Pelaksanaan
tugas pekerjaan harus sesuai dengan kebijaksanaan, peraturan dan prosedurnya;
3.
Jenjang hirarki
Setiap
pelaksanaan tugas pekerjaan harus dapat dipertanggung jawabkan kepada atasan
melalui mata rantai tingkat unit dalam organisasi;
4.
Formalitas
Semua
keputusan harus diambil secara formal dan tidak ada pertimbangan yang bersifat
pribadi;
5.
Meritokrasi system
Hal-hal
yang menyangkut bidang kepegawaian harus didasarkan pada sistem kecakapan
(maritokrasi system).
Kesimpulan:
1.
Formulation of the objectives (perumusan
tujuan-jelas, dimengerti, dipahami, dan diterima);
2.
Devision of work
(pembagian tugas pekerjaan)/distribution of work (pembagian tugas)/homogenetise
assignment (pembagian kerja)/devisionisasi (departementasi);
3.
Delegation of authority and responsibility (pelimpahan
wewenang dan tanggung jawab-seimbang);
4.
Level of herarchy (banyaknya tingkat hierarkis)/span of
control (rentang pengawasan);
5.
Unity of direction (kesatuan arah)/unity of command
(kesatuan perintah);
6.
Understanding by the individual of his own task and the
task of the whole (memahami akan tugas masing-masing dan kaitan tugas secara
keseluruhan)/the right man in the right place on the right time (penempatan
orang sesuai keahlian dan waktu);
7.
Struktur organisasi sederhana dengan pola dasar relatif
permanen;
8.
Security of tenure (jaminan jabatan);
9.
Balas jasa setimpal dengan jasa yang diberikan;
10.
Koordinasi.
Hubungan
Antara Pemikiran-Pemikiran Teori klasik
Erat sekali, pada beberapa
asfek keduanya adalah identik (persamaan teori birokrasi dan teori
administrative):
1.
Bersifat deduktif, menjelaskan secara luas dan melihat
organisasi secara normatip,
2.
Sebagai satu kesatuan yang lahir secara abstrak sebagai
suatu konsep mental,
3.
Mendukung organisasi formal yang mengambil untung dari
spesialisasi (suatu ciri dasar
organisasi formal),
4.
Menekankan segi objektif, rasionalitas, kepastian,
hierarki, dan profesional serta menghasilkan organisasi formal dengan
karakteristik sama;
5.
Memfokuskan pada struktur organisasi dan manusia (dimulai
dari tingkat atas, pandangan bersifat makro dan berorientasi top down).
Perbedaan
Birokrasi & Teori Administratif
Birokrasi
|
Teori
Administratif
|
1.
menekankan pada apa yang harus dilakukan organisasi;
|
1.
menekankan pada bagai-
mana memperoleh
orga-
nisasi formal;
|
2.
memfokuskan pada organisasi
|
2. memfokuskan pada
mana-
jemen.
|
B.
TEORI ORGANISASI DAN MANAJEMEN NEO KLASIK
(Hugo Munstenberg,
Chester I. Barnard, Argyris, Elton Mayo dkk)
Pendekatan:
Teoritis dan Empiris.
Human relations movement
(pendekatan hubungan kemanusiaan), setiap orang berbeda, mempunyai keunikan
tersendiri sesuai dengan keadaan, sikap, kepercayaan dan motivasi hidup
masing-masing.
Dalam bekerja, manusia tidak
mungkin terlepas dari keunikan, tetapi akan mempengaruhi tindakan dan cara
berfikir.
Faktor yang mendekatkan
orang satu sama lain adalah faktor kesamaan (daerah, kegemaran, profesi,
kepercayaan dan ideologi).
Keakraban hubungan akan
terwujud dalam bentuk organisasi informal yang selalu membayangi organisasi
formal.
Dus seorang pemimpin harus
menyadari dan memperhitungkan kehadiran organisasi informal dalam menganalisis
masalah organisasi formal.
Elemen-Elemen
1.
Indidvidu,
2.
Kelompok kerja (organisasi informal),
3.
Manajemen partisipatif,
Tujuan
Dilaksanakan Human Relations
1.
Kepuasan psikologis
pegawai;
2.
Moral tinggi;
3.
Disiplin tinggi;
4.
Loyalitas tinggi;
5.
Motivasi tinggi.
C.
TEORI MODERN
(dikembangkan tahun 1950-an)
Suatu organisasi merupakan
suatu proses yang tersusun para individu saling mempengaruhi untuk berbagai
tujuan.
Karakteristik
Teori Modern:
1.
Kadang-kadang disebut analisis sistem organisasi,
2.
Mempertimbangkan semua elemen, organisasi,
3.
Memandang organisasi sebagai suatu sistem,
4.
Penyesuaian diri agar organisasi itu dapat bertahan lama
dalam hidupnya, harus disesuaikan dengan perubahan lingkungannya,
5.
Organisasi dan lingkungannya harus dilihat sebagai sesuatu
yang saling ketergantungan.
Multidisiplin.
Kontributor
Teori Modern:
1.
Alfred
Korzybski, 1993, General Sementics (manusia hidup dalam tiga dunia
yang berbeda, yaitu dunia peristiwa, dunia objek dan dunia simbol, menitik
beratkan masalah bahasa dan komunikasi, topik: ringkasan, penyimpulan, kekakuan
bahasa, lingkungan komunikasi, sifat kata-kata, dan pentingnya tanggapan),
2.
Mary
Parker Follet, 1920-an (keseimbangan antara perhatian individu dan
organisasi; mengerjakan sesuatu sebagai jalan keluar dalam suatu semangat kerja
sama; kesadaran cita-cita sehingga setiap orang adalah bagian dari suatu
kelompok; dan masyarakat; dorongan individu diterima tanpa mengorbankan
kepentingan organisasi),
3.
Chester
I. Barnard, 1938 (organisasi sebagai suatu sistem sosial yang dinamis;
individu, organisasi, penyalur, dan konsumen merupakan bagian dari lingkungan
organisasi; aspek organisasi formal dan informal),
4.
Norbert
Wiener, 1948 (menemukan sibernetika=orang=pengemudi, pengendalian
sistem pada pengaruh arus balik informasi; menunjang perkembangan komputer
eletronik, penggunaan komputer dalam proses pengawasan, suatu sistem terdiri
atas input, proses, output, arus balik, dan lingkungan),
5.
Ludwig
Von Bertalanffy, (organisasi sebagai masalah yang utama bagi seluruh
kehidupan; kedinamikan, sistem, interaksional multidimensional, multi level;
suatu sistem dilihat sebagai suatu kumpulan dari bagian-bagian yang saling
berhubungan; suatu organisasi dalam pandangan yang modern merupakan suatu
sistem).
Sifat
Teori Medern:
1.
Memandang suatu organisasi sebagai suatu sistem yang
terdiri atas lima
bagian pokok, yaitu: input, proses, output, arus balik, dan lingkungan,
2.
Kedinamisan,
3.
Multi Level dan Multi Dimensional,
4.
Multi Motivasi,
5.
Multi Disipliner,
6.
Despkriptif,
7.
Multi Variabel,
8.
Adaptif.
E. TEORI ORGANISASI
DAN MANAJEMEN
JEPANG DAN TEORI Z
(Richard T.Pascall dan
William Cuchi)
Kombinasi antara gaya manajemen Jepang (nilai-nilai kerjasama kelompok,
kepercayaan dan perasaan tanggung jawab bersama) dengan gaya manajemen Amerika (pendekatan secara
struktural/formal organisasi).
Manajemen
Amerika
1.
Sistem kerja jangka pendek;
2.
Evaluasi dan promosi cepat;
3.
Sistem bonus dan upah berdasarkan produktivitas;
4.
Karier berdasarkan spesialisasi;
5.
Mekanisme pengawasan: hierarki;
6.
Pengambilan kepusan oleh pimpinan;
7.
Tanggung jawab individual
Ciri-Ciri
Manajemen Jepang:
1.
Sistem kerja seumur hidup;
2.
Evaluasi dan promosi lama;
3.
Sistem bonus dan kemudahan kerja;
4.
Karier tidak berdasarkan spesialisasi;
5.
Mekanisme pengawasan oleh anggota kelompok;
6.
Proses pengambilan keputusan: ringi (dari tingkat bawah);
7.
Tanggung jawab kelompok dalam manajemen;
8.
Keterlibatan seluruh orang (konsumen, suplayer, orang tua
pegawai).
Keunggulan
Tipe Z:
1.
Jangka waktu kerja lama;
2.
Sistem evaluasi dan promosi lambat;
3.
Pengambilan keputusan: consensus dan partisipasi;
4.
Tanggaung jawab: masing-masing orang;
5.
Sifat keseluruhan (orang dihargai sebagai manusia);
6.
Egalitarianisme (persamaan hak);
Langkah-Langkah
Perubahan dari Tipe A ke Tipe Z:
1.
Memahami teori z;
2.
Mengevaluasi filosofi organisasi;
3.
Melibatkan diri dalam kepemimpinan organisasi;
4.
Melaksanakan filsafat organisasi dengan menciptakan
struktur yang lebih fleksibel dan intensif;
5.
Mengembangkan keterampilan antara individu-individu;
6.
Mengevaluasi diri dan sistem;
7.
Melibatkan serikat pekerja;
8.
Menciptakan stabilitas kerja;
9.
Sistem kerja dengan evaluasi dan promosi lambat;
10.
Mengembangkan jalan karier;
11.
Perubahan dimulai dari tingkat atas;
12.
Menciptakan bidang-bidang untuk berprestasi;
13.
Mengembangkan hubungan menyeluruh.
BAB
IV
BIROKRASI
INDONESIA
pengertian
1.
Sistem pemerintahan yang dijalankan oleh pegawai bayaran
yang tidak dipilih oleh rakyat;
2.
Cara pemerintahan yang sangat dikuasai oleh pegawai.
Peranan
Birokrasi
Pemerintah
Indonesia
1.
Stabilisator (menciptakan suasana aman dan stabil);
2.
Dinamisator (menggerakkan);
3.
Inovator (pembaharuan);
4.
Arbitrator dan moderator (perantara).
10
Prinsif Birokrasi Pemerintah Indonesia
(Kepres
No. 15 tahun 1984)
1.
Pembagian habis tugas;
2.
Perumusan tugas pokok dan fungsi yang jelas;
3.
Fungsionalisasi;
4.
Koordinasi, sinkronisasi, dan integrasi;
5.
Kontinuitas;
6.
Jalur dan staf;
7.
Kesederhanaan;
8.
Asas fleksibelitas;
9.
Pendelegasian wewenang yang jelas;
10.
Pengelompokan sehomogen mungkin.
Kendala
Birokrasi di Indonesia:
1.
Struktur organisasi
a. Dalam struktur
mengarah pada pola mekanik, prinsip
pembagian habis tugas akibatnya terjadi pengkotakan, tanggung jawab satu bidang
tugas, memandang tugasnya lebih penting.
b. Koordinasi horizontal
(kelemahan komunikasi dan unsur psikologis)
2.
Kelemahan komunikasi,
a. Kendali
psikologis,
b. Kendala dalam
pendelegasian wewenang,
c. Kendala
komunikasi ke atas,
3.
Aparatus birokrasi
a. Hubungan antara
atasan dan bawahan;
b. Kapasitas kerja
yang belum maksimal;
c. Mental aparat
birokrasi yang rapuh;
Patologi (Penyakit) Birokrasi
Pemerintahan
1. Budaya
feodalistik;
2. Menunggu
petunjuk/arahan;
3. Loyalitas pada
atasan, bukan organisasi;
4. Belum
berorientasi prestasi;
5. Budaya melayani
rendah;
6. Belum didukung
teknologi menyeluruh;
7. Ekonomi biaya
tinggi;
8. Jumlah pegawai relatif
banyak, kurang bermutu/asal jadi.
Penyakit
Organisasi
1.
Tujuan telah ditetapkan, tetapi tidak dirumuskan secara
rinci dan jelas (tidak membumi);
2.
Pembagian tugas tidak adil, tidak merata, tidak tuntas dan
tidak jelas batas-batas (tidak adil);
3.
Anggota hanya mau bekerja sesuai dengan tugasnya, terjadi
pengkotak-kotakan (kaku);
4.
Merasa dirinya/unitnya yang paling penting, yang lain
tidak/kurang penting (sok penting);
5.
Pemberian tanggung jawab yang tidak seimbang dengan
wewenang (zalim);
6.
Terlalu banyak bawahan yang harus diawasi – kewalahan
(rakus);
7.
Seseorang bawahan mendapat perintah dari satu atasan
mengenai hal yang sama, tetapi perintahnya saling bertentangan (plin plan);
8.
Sanksi terhadap pelanggaran tidak tegas (banyak
pertimbangan).
Ciri
Manusia Indonesia
(Mochtar
Lubir, 2001: 18-36)
1.
Hipokratis (munafik);
2.
Tidak bertanggung jawab;
3.
Feodal;
4.
Percaya takhyul;
5.
Artistik;
6.
Watak lemah;
7.
Lain-lain (tidak hemat /boros; bukan pekerja keras; kurang
sabar; tukang menggerutu; cepat cemburu/dengki; gampang senang dan bangga; sok;
tukang tiru; tukang tiru kejam; bisa meledak, ngamuk, membunuh, membakar; khianat; menindas, memeras; menipu;
mencuri; korupsi; khianat, dengki;
hipokrit; bermalas-malas; tolong menolong, saling menjaga, struktur
masyarakat berdasarkan suku (exogam=haram kawin di dalam suku); ikatan
kekeluargaan yang mesra, berhati lembut; suka berdamai; rasa humor; cepat
belajar; mudah dilatih, sabar; bekerja keras tanpa mencari untung; manusia
memajukan dunia dll).
Usaha
Penyehatan Birokrasi
Menata
ulang organisasi pemerintah
(reinventing
government)
(David Osborne & Ted Gaebler)
1.
Pemerintahan katalis: mengarahkan ketimbang mengayuh;
2.
Pemerintahan milik masyarakat: memberi wewenang ketimbang
melayani;
3.
Memerintahan yang kompetitif: menyuntikkan persaingan ke
dalam pemberian pelayanan;
4.
Pemerintahan yang digerakkan oleh misi: mengubah organisasi
yang digerakkan oleh peraturan;
5.
Pemerintahan yang berorientasi hasil: mebiayai hasil, bukan
masukan;
6.
Pemerintahan berorientasi pelanggan: memenuhi kebutuhan
pelanggan, bukan birokrasi;
7.
Pemerintahan wirausaha: menghasilkan ketimbang
membelajakan;
8.
Pemerintahan antisipatif: mencegah daripada mengobati;
9.
Pemerintahan desentralisasi: dari hierarki menuju
partisipasi dan tim kerja;
10.
Pemerintahan berorientasi pasar: mendongkrak perubahan
melalui pasar
Strategi
Memperbaharui Organisasi Pemerintah (Birokrasi):
(David
Osborne dan Peter Plastik)
1.
Memperjelas tujuan/maksud organisasi (strategi inti);
2.
Konsekuensi terhadap kinerja organisasi (strategi
konsekuensi);
3.
Pertanggung jawaban terhadap publik (strategi
pelanggan/masyarakat);
4.
Organisasi dan pegawai berinovasi (strategi kontrol);
5.
Mengubah perilaku, perasaan, dan berfikir pegawai (strategi
budaya).
Prinsif
Organisasi Pemerintahan Yang baik (Good Governance)
(Sarundajang,2003:157-161)
1.
Partisipasi;
2.
Penegakan hukum;
3.
Transparansi;
4.
Kesetaraan;
5.
Daya Tanggap;
6.
Wawasan Ke depan;
7.
Akuntabilitas;
8.
Pengawasan;
9.
Efisiensi dan efektivitas;
10.
Profesionalisme.
Karakteristik
Good Governance
(Menurut UNDP)
1.
Particifation (keterlibatan masyarakat),
2.
Rule of law (penegakan hukum yang adil);
3.
Transprancy (kebebasan memperoleh informasi);
4.
Responsiveness (cepat dan tanggap);
5.
Consensus Orientation (berorientasi pada kepentingan masyarakat);
6.
Equity (kesempatan yang sama);
7.
Efficiency and effectiveness (efisiensi dan efektivitas);
8.
Accountability (pertanggungjawaban publik);
9.
Strategic vision (visi ke depan).
Agar
Birokrasi Pemerintah Lebih Efisien dan Efektip:
(Inu Kencana Syafi’i,2003:90-92)
1.
Rule (kerja taat pada aturan);
2.
Spesialisasi (tugas khusus);
3.
Zakelijk (kaku dan sederhana);
4.
Formal (penyelenggaraan resmi);
5.
Hirarkis (pengaturan dari atas ke bawah);
6.
Rasional (berdasarkan logika);
7.
Otoritas (tersentralistis);
8.
Obedience (taat dan patuh);
9.
Disipline (tidak melanggar ketentuan);
10.
Sistematis (terstruktur);
11.
Impersonal (tanpa pandang bulu).
Balance (menyeimbangkan)
Antara Birokrasi Dengan Kebijaksanaan:
1.
Mengkoordinasikan tugas;
2.
Kadang-kadang diperlukan kebijaksanaan;
3.
Seni penyelenggaraan pemerintahan;
4.
Kesempatan memberikan saran yang produktif;
5.
Desentralisasi demokratis.
BAB
V
TUJUAN
ORGANISASI
Tujuan adalah keadaan yang
dikehendaki pada masa yang akan datang yang senantiasa dikejar oleh organisasi
agar dapat direalisasikan (Amitai Etzooni).
Dus tujuan adalah suatu akhir terhadap mana seluruh kegiatan organisasi
diarahkan.
Tujuan
tunggal dan tujuan ganda
1.
Tujuan tunggal;
2.
Tujuan ganda (multiplicity goals)
a.
Tujuan keluar;
meningkatkan
pelayanan dan kesejahteraan masyarakat.
Untuk memenuhi kepuasan pelanggan (masyarakat) dan kesejahteraan social
(Stephen Robins).
b.
Tujuan ke dalam.
Meningkatkan
kepuasan kerja dan kesejahteraan pegawai serta meningkatkan produktivitas dan
hasil, sebagai berikut:
Tujuan
ke dalam
1.
Profitability (keuntungan)
penanaman
modal kembali (kelangsungan hidup organisasi);
2.
Growth (pertumbuhan)
Anggaran
biaya, keuntungan, jumlah pegawai, bangunan fisik, dijaga agar tidak kalah
dalam persaingan;
3.
Perluasan pasar
Pertumbuhan
yang tidak diimbangi dengan perluasan pasar hasil produksi tidak ada artinya;
4.
Kepemimpinan
Kepemimpinan
adalah sumber pembaharuan dalam menciptakan produk-produk baru dan jasa. Dus dengan lahirnya produk-produk baru maka
organisasi (untuk beberapa lama) dapat merebut pasaran yang pada akhirnya
mendatangkan keuntungan;
5.
Produktivitas
Kemampuan
memproses bahan (masukan/input) menjadi (keluaran/output) yang bermutu tinggi
dengan biaya yang serendah-rendahnya (asas efisiensi).
Sasaran
dan anak sasaran
Untuk mencapai tujuan, harus
melakukan kegiatan. Masing-masing
kegiatan memiliki sasaran tertentu.
Sasaran adalah titik akhir seluruh kegiatan khusus atau tertentu
diarahkan.
Untuk mencapai sasaran,
dilakukan beberapa kegiatan yang lebih khusus yang memiliki sasaran yang lebih
khusus. Sasaran yang lebih khusus
disebut anak sasaran (sub-goals), yaitu akhir dari kegiatan yang lebih khusus.
Anak sasaran A
Anak sasaran B Sasaran I
Anak sasaran C
Tujuan Anak
sasaran D
Anak sasaran E Sasaran II
Anak sasaran F
Fungsi Tujuan
Sebagai:
1.
Pedoman bagi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
(pedoman ke arah mana organisasi akan dibawah);
2.
Sumber legitimasi untuk membenarkan segala kegiatan yang
akan dilaksanakan (landasan bagi organisasi yang bersangkutan);
3.
Standard (tolok ukur) pelaksanaan dimana segala kegiatan
harus berorientasi pada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya(menentukan
macam aktivitas yang akan dilakukan);
4.
Sumber motivasi bagi pegawai untuk bekerja lebih produktif;
5.
Dasar rasionalitas bagi kegiatan berorganisasi (menentukan
program, prosedur, KISS ME (Koordinasi, Integrasi, Simplikasi, Sinkronisasi,
dan Mekanisasi);
Kendala
Dalam Mencapai Tujuan
1.
Tujuan berubah-ubah
Organisasi
yang kurang stabil, kadang-kadang tujuan dapat berubah-ubah/penukaran tujuan
(pengaruh lingkungan, biaya, penemuan baru, dll);
2.
Pimpinan terpusat pada satu bagian
Pimpinan
hanya memusatkan pada suatu bagian saja dari tujuan sehingga bagian lain dari
tujuan tadi terabaikan;
3.
Tidak ada kerjasama
Kurang
adanya kerjasama yang baik, menyebabkan kegiatan menjadi kurang selaras
mengarah pada tujuan bersama (kegiatan terkotak-kotak – kepala bagian hanya memikirkan
bagiannya saja);
4.
Pertentangan
Antara
tujuan pribadi dan tujuan organisasi dan antara tujuan-tujuan sendiri;
Agar
Tujuan Efektip
1.
Melibatkan seluruh individu;
Dalam
merumuskan tujuan harus melibatkan seluruh individu.
2.
Pembagian tugas;
Dalam
merumuskan tujuan ada pembagian tugas (pucuk pimpinan=tujuan umum,
menengah=merumuskan/menjabarkan sesuai bidang dst);
3.
Tujuan tidak bertentangan;
Tujuan
bidang/fungsional tidak boleh bertentangan dengan tujuan umum;
4.
Realistis
Tujuan
harus realistis/sesuai keadaan (eksternal dan internal organisasi);
5.
Jelas batas-batas;
Tujuan
harus jelas batas-batas yang hendak dicapai;
6.
Tindakan koreksi
Bila
tujuan tidak tercapai, pimpinan harus meneliti apa penyebabnya dan melakukan
tindakan koreksi.
Merumuskan
Tujuan
Pendekatan yang sering
digunakan dalam merumuskan sasaran bidang (unit) organisasi adalah “Management
By Objective” (MBO).
MBO adalah suatu proses
dimana atasan dan bawahan merumuskan secara bersama-sama sasaran organisasi,
menetapkan tanggung jawab, tugas masing-masing, hasil yang diharapkan, dan
ukuran-ukuran yang digunakan sebagai pedoman untuk operasi kesatuan (unit) dan
memperkirakan pengarahan pegawai.
Empat
Langkah Proses MBO
1.
Rumusan sasaran (goals setting);
2.
Perencanaan tindakan (action planning);
3.
Pengawasan sendiri (self control); dan
4.
Laporan kemajuan secara berkala.
Efektivitas
Organisasi
(Richard M. Steers, 1980:43-45)
1.
Kualitas;
2.
Produktivitas;
3.
Kesiagaan;
4.
Efisiensi;
5.
Laba/penghasilan;
6.
Pertumbuhan;
7.
Pemanfaatan lingkungan;
8.
Stabilitas;
9.
Turnover (keluar masuk pegawai);
10.
Kemangkiran;
11.
Kecelakaan;
12.
Semangat kerja;
13.
Motivasi;
14.
Kepuasan kerja;
15.
Penerimaan tujuan organisasi;
16.
Kepaduan antara konflik – kompak;
17.
Keluwesan adaptasi;
18.
Penilaian pihak luar.
Pembagian
Kerja
(Departementasi)
Pedoman
Pembagian Kerja
1.
Tujuan dijabarkan dalam tugas-tugas pokok;
2.
Tugas pokok dijabarkan dalam fungsi;
3.
Fungsi diikuti dengan kegiatan-kegiatan;
4.
Setiap orang diberi daftar tugas yang harus dijalankan;
5.
Meskipun tugas bervariasi,satu dengan yang lain berkaitan;
6.
Penempatan orang sesuai dengan keahlian, pembawaan,
kecakapan, dan kemampuan;
7.
Beban tugas rerata sama, tercipta keadilan, kepuasan, dan
kegairahan kerja;
8.
Penambahan/pengurangan pegawai sesuai kebutuhan dan volume
kerja;
9.
Mutasi pegawai didasarkan atas terciptanya kondisi kerja
yang baik/mendidik.
Pertimbangan
Pembagian Kerja
1.
Wilayah kerja;
2.
Fungsi, tugas, dan kegiatan;
3.
Waktu;
4.
Alat yang digunakan.
Manfaat Pembagian Kerja
1.
Meringankan tugas koordinasi;
2.
Memperlancar pengawasan;
3.
Memanfaatkan keahlian dan pengetahuan yang bersifat khusus;
4.
Penghematan biaya;
5.
Mengeratkan hubungan antar manusia.
Proses
Pembagian Kerja
1.
Menetapkan dan merumuskan tujuan;
2.
Menetapkan kegiatan (menjabarkan dalam tugas pokok, fungsi
dan kegiatan);
3.
Menyusun daftar kegiatan yang akan dilaksanakan;
4.
Membuat kelompok-kelompok kegiatan (dengan dasar tujuan
sama);
5.
Melimpahkan wewenang (macam dan batas wewenang ditentukan);
6.
Menetapkan rentang pengawasan (pertimbangan orbyektif dan
subyektif);
7.
Merinci tugas (berdasarkan keahlian);
8.
Membuat bagan organisasi (sesuai tipe yang dipilih).
Dasar Pembagian
Kerja
1.
Wilayah/terotorial (rt, rw, kelurahan/desa, kecamatan,
kabupaten/kota, propinsi, kodam, kodim);
2.
Jenis produksi
3.
Langganan yang dilayani
4.
Fungsi/rangkaian kerja (bagian kepegawaian, hukum, rumah
tangga dll);
5.
Waktu (pagi, siang, malam);
6.
Jasa yang diberikan (pemadam kebakaran)
7.
Alat perlengkapan yang digunakan
PELIMPAHAN
WEWENANG DAN
TANGGUNG
JAWAB
Penyerahan sebagian wewenang
atasan kepada bawahan setelah diadakan penyerahan tugas pekerjaan kepada yang
bersangkutan, dalam hal wewenang:
1.
Menjalankan tugas;
2.
Memerintah bawahan;
3.
Menggunakan fasilitas/peralatan.
Manfaat
Pelimpahan Wewenang dan Tanggung Jawab
1.
Pemimpin dapat melaksanakan tugas-tugas pokok/strategis;
2.
Tiap tugas dikerjakan oleh tingkatan yang tepat (atas=makro/strategis,
menengah=taktis, bawah=operasional);
3.
Keputusan dapat diambil dengan cepat;
4.
Bawahan dapat berpartisipasi banyak;
5.
Dapat menghidari sikap menunggu perintah;
6.
Berguna sebagai bahan latihan untuk menduduki jabatan yang
lebih tinggi;
7.
Pelayanan dapat berjalan terus (meskipun pejabat tidak ada
di tempat).
Pedoman
Pelimpahan Wewenang dan Tanggung Jawab
1.
Batas wewenang dan tanggung jawab jelas dan seimbang;
2.
Memperhatikan pendapat yang akan menerima wewenang;
3.
Percaya bahwa penerima wewenang mampu menjalankan tugas dan
tanggung jawab;
4.
Pemberi wewenang tetap melakukan pengarahan, bimbingan, dan
pengawasan (agar tugas berjalan baik).
Tanggungjawab
Bedakan!
1. Tanggung jawab
hukum (dilimpahkan melalui saluran hukum;
2. Tanggung jawab
politik (dilandasi pada partai politik, bukan pada atasan);
3. Tanggung jawab
jabatan (dilakukan seseorang dalam jabatan yang dipangkunya);
4. Tanggung jawab
kelembagaan (tanggungjawab setiap anggota organisasi).
Span
of Control
Faktor-faktor
yang mempengaruhi Span of Control
1.
Kesamaan fungsi (banyak kesamaan=rentang pengawasan
melebar);
2.
Kedekatan geografis (dekat=rentang pengawasan melebar);
3.
Tingkat pengawasan langsung yang dibutuhkan (sedikit
pengawasan langsung=rentang pengawasan melebar);
4.
Tingkat koordinasi pengawasan yang dibutuhkan (kurang
tingkat koordinasi=rentang pengawasan melebar);
5.
Perencanaan yang dibutuhkan (sedikit perencanaan=rentang
pengawasan melebar);
6.
Bantuan organisasional yang tersedia bagi pengawas (banyak
bantuan operasional, seperti penataran, pengawasan mutu dsb=rentang pengawasan
melebar).
Tantangan
Organisasi
(Widodo, 2005:2-3)
1.
Lingkungan strategis yang senentiasa berubah,
2.
Pergeseran paradigma penyelenggaraan pemerintahan,
pembangunan, dan layanan masyarakat, dan
3.
Kondisi masyarakat yang mengalami dinamika.
Paradigma
Pergeseran Organisasi
1.
Birokratis (bureaucratic organization) weberian – rasional
oleh Max Weber
2.
Performance based organization (organisasi kinerja) oleh
Peter Druker
3.
Leaning Organization (organisasi pembelajaran) oleh Peter
Senge, 2000)
Organisasi
Pembelajaran
Adalah suatu organisasi yang
senantiasa mengembangkan kapasitasnya untuk membangun masa depan (Peter Senge).
Suatu organisasi yang
memiliki keterampilan menciptakan, menguasai dan mempelajarkan pengetahuan
serta dengan perubahan perilakunya mampu melakukan kilas balik terhadap
pengetahuan baru serta pandangannya (David Garvin).
-
Memiliki otonomi,
-
Memiliki daya tangkal terhadap intervensi pihak eksternal,
-
Menghasilkan kualitas asli (Genuine Quality).
Karakteristik
Organisasi Pembelajaran
(The Fifth Diciplines, Peter Senge, 1996)
1.
Systems
Thinking
-
Fokus terhadap bagaimana sesuatu masalah akan dipecahkan
melalui interaksi antar elemen dalam suatu sistem,
-
Lebih mengutamakan mengkaji elemen sistem yang lebih besar
dan saling berinteraksi daripada mengkaji bagian-bagian kecil dari suatu
sistem.
2.
Personal
Mastery
-
Dicapai melalui suatu proses peningkatan berkelanjutan atau
disebut “generative learning” (senge, 1990),
-
Kendala antara “dimana keberadaan seseorang saat ini
“dengan “keinginan” disebut “creative tension”,
-
Kreativitas akan muncul jika seseorang tidak puas dengan
kondisi saat ini yang mendorong dirinya untuk berubah.
3.
Mental
models
-
Tetap dalam mental unilateral,
-
Memaksimalkan menang dan meminimalkan kalah,
-
Menekankan perasaan negatip, dan
-
Berupaya serasional mungkin dimana seseorang mendefenisikan
tujuannya serta mengevaluasi perilakunya menurut ukuran apakah dia telah atau
belum mencapai tujuannya itu.
4.
Building
shared vision
-
Bermula dari visi individu, yaitu sesuatu yang dipegang
teguh sebagai kebenaran,
-
Visi seseorang seringkali dimaknai sebagai sasaran yang
hendak dicapai,
-
Suatu organisasi haruslah dibangun di atas visi para
anggotanya,
-
Bagi pemimpinan ini berarti bahwa visi organisasi
tidak boleh diciptakan hanya oleh
pimpinan, tetapi harus berasal dari hasil interaksi antar individu di dalam
organisasi tersebut,
-
Peran pemimpin dalam menciptakan “shared vision” adalah
bersinergi dengan bawahan untuk menciptakan visi organisasi (jangan memaksa
kehendak) dengan cara berdialog.
5.
Team
learning
-
Tim adalah sekumpulan orang-orang yang mengerjakan sesuatu
secara bersama-sama (Robinson dan Finley),
-
Fundamental bellets sebuah tim:
a.
tim pekerja merupakan unsure bangunan organisasi,
b.
tim harus mampu mengelola “kultur, proses, sistem serta
hubungan kemitraan antar mereka untuk mencapai kesuksesan.
-
Karakteristik team learning yang handal, adalah:
a.
memiliki sasaran yang jelas dan senantiasa meningkat,
b.
struktur dibentuk berlandaskan orientasi hasil capaian,
c.
anggota tim memiliki kompetensi,
d.
bersatunya komitmen,
e.
lingkungan kerjasama kondusif,
f.
memiliki standard mutu,
g.
memiliki dukungan dan pengakuan eksternal,
h.
memiliki prinsif kepemimpinan.
Paradigma
Penyelenggaraan Organisasi Pemerintah (Organisasi Publik)
(Thoha, dalam Widodo, 2005:3)
No.
|
Lama
|
Baru
|
01.
|
Rule government
|
Good
governance
|
02.
|
Sentralisasi
|
Desentralisasi
|
03.
|
Rule/government
|
Private
sector/civil society
|
04.
|
Masyarakat
Powerless
|
Masyarakat
Powerful
|
05.
|
Suka
Mengatur
|
Suka
Melayani
|
06.
|
Pendekatan
Kekuasaan
|
Fleksibel/Kolaboratis/Dialogis
|
07.
|
Sloganis
|
Realistis/Pragmatis
|
Pergeseran Paradigma Organisasi
(dari second wave ke third
wave)
Ancok (dalam Usman,
2000:138-139)
No.
|
Dimensi
|
Second wave
|
Third wave
|
01
|
Sifat
Organisasi
|
Hierarchy
(jejang)
|
Networking
(jaringan)
|
02
|
Keluaran
(output) organisasi
|
Market
share (memperbesar pangsa pasar)
|
Creation
(produk baru)
|
03
|
Pengambilan
keputusan
|
Institusi
|
Individu
(empowerment)
|
04
|
Kaku
|
Fleksibel
|
|
05
|
Kekuatan
organisasi
|
Stabilitas
organisasi
|
Kemampuan
adaptasi
|
06
|
Orientasi
organisasi
|
Self
sufficiency
|
Interdepencies
(saling ketergantungan)
|
07
|
Tujuan
organisasi
|
Perencanaan
strategic dan tujuan yang ingin dicapai
|
Kualitas
prima
|
08
|
Orientasi
kepemimpinan
|
Tertumpu
pada pandangan dogmatic
|
|
09
|
Kualitas
produk
|
Kurang
maksimal menekankan tingginya kualitas produk
|
Kualitas
prima
|
10
|
Orientasi
pegawai bekerja
|
Memperoleh
rasa aman (security)
|
Pengembangan
diri (personal growth)
|
11
|
Orientasi
pegawai pada pekerjaan
|
Pengejaran
status dan pangkat
|
Berbuat
sesuatu yang berbeda melebihi prestasi orang lain
|
12
|
Kekuatan
sumberdaya
|
Pemilikan
uang tunai dalam jumlah yang besar (cash)
|
Pemilik
informasi
|
13
|
Motivasi
bekerja
|
menyelesaikan
pekerjaan
|
Membangun
sesuatu yang baru
|
14
|
Kultur
organisasi
|
Menghindari
resiko (risk aversive)
|
Keberanian
menghadapi resiko (risk prone)
|
Sedangkan
Atmosudirdjo (1997) akan halnya David Osborne & Ted Gaebler (2003)
mengusulkan (1) perlunya semangat kewirausahaan dan (2) peningkatan kinerja,
dan Kristiadi (1997) mengusulkan perlunya penerapan manajemen modern.
Usul lain yang
agak lebih lengkap, menuntut agar manajemen pelayanan public (1) lebih
professional, (2) memiliki jiwa entrepreneur, dan (3) mampu bertindak sebagai
fasilitator. Manajemen pelayanan public
menjadi lebih bersifat administrative, dan oleh karena itu penegasan kembali
mengenai pelayanan public yang “apolitis” sangat diperlukan. Formula tesebut dikenal sebagai New Publik
Manajemen (NPM), Manajemen Pelayanan yang berwatak Entrepeneuralship atau
Entrepreneurial Government (EG), dan New Public Servis (NPS), dengan
perbandingan secara ringkas sebagai berikut ini:
Perbandingan Old Publik
Administration (OPA), New Public Management (NPM), New Public Service (NPS),
Enterpreneural Government (EG), dan Electronic Government (EG)
Model/
Dimensi
|
OPA
|
NPM
|
NPS
|
EG
|
tujuan
|
Efisien dan profesional
|
Palayanan prima
|
Kualitas pelayanan
|
Pelayanan dengan
pemberdayaan
|
insentif
|
Fungsional struktural
|
System konsekuen
|
Fungsional structural
swasta
|
System konsekuen
|
Pertanggung
jawaban
|
Pada klien dan konsituen
secara hirarkis
|
Pada customer ala pasar
|
Pada warga Negara
(citizens) secara multidimensional
|
Pada customer ala pasar
|
Kekuasaan
|
Pada top management
|
Pada pekerja dan pengguna
jasa
|
Pada warga negara
|
Pada pekerja dan pengguna
jasa
|
Budaya
|
Arogan rutin
|
Menyentuh hati, winning
minds
|
Ramah inovatif
|
Menyentuh hati, winning
minds
|
Penekanan pada ketaatan
menjalankan aturan dan efisiensi
|
Penekanan pada perombakan
visi dan misi
|
Penekanan pada perombakan
kultur pelayanan
|
Penekanan pada perombakan
DNA birokrasi
|
|
Peranan
pemerintah
|
Rowing (mendayung)
|
sterring
|
serving
|
sterring
|
Konsef
kepentingan publik
|
Kepentingan public
tercermin dalam UU yang secara politis sudah didesain pemerintah
|
Kepentingan public
merupakan aggregate kepentingan individu
|
Kepentingan public
merupakan hasil dialog mengenai nilai
|
Kepentingan public merupakan aggregate kepentingan
individu
|
Electronic
-Government (E-G)
|
Solusi paling rasional
NEW
PUBLIC MANAGEMENT (NPM)
1.
memfocuskan
aktivitasnya hanya pada kegiatan manajemen, tidak pada aktivitas kebijakan,
2.
mencoba
melihat manajemen pelayanan public pada segi kinerja (performance appraisal) dan efisiensi, tidak dari segi politis,
3.
dilakukan
pemecahan manajemen pelayanan public menjadi badan-badan kecil dan sederhana
yang berkaitan langsung dengan kepentingan dasar pengguna jasa (user-pay
bases),
4.
menggunakan
landasan pasar (quasimarkets) sebagai daya dorong bagi terciptanya kompetisi,
5.
pemangkasan
ekonomi biaya tinggi sehingga ongkos untuk memperoleh pelayanan menjadi lebh
murah,
6.
ditandai
dengan gaya
manajemen yang berorientasi pada output, cara tersingkat, penggunaan insentif
moneter, dan kebebasan pengelolaan (Rhodes, 1994:2),
7.
ada
empat model NPM (Ferlie, 1997:10-15):
(a) Model 1 the
efficiency drive,
(b) Model 2
Downsizing and decentralization.
(c) Model 3 in search
of excellence
(d) Model 4 Public
service orientation
8. penerapan model
ini pertama kali dilakukan di Inggris oleh Margaret Thatcher di tahun 1980-an
dengan mengusung sejumlah ahli yang sukses memimpin organisasi-organisasi bisnis ke pemerintahannya sebagai penasehat
ahli,
9. semangat
efisiensi dan penyerahan urusan public ke pihak swasta dalam pemerintahannya
menjadi sangat besar (menuai hasil yang luar biasa), pertumbuhan ekonomi
meningkat, angka pengangguran berkurang, dan uang Negara banyak dihemat
penggunaannya,
10. Negara-negara
yang sukses menerapkan model ini adalah Australia, Kandada, dan New Zealand,
Negara-negara dengan sebutan Anglo Saxon termasuk UK (Janet dan Robert
Denhardt, 2003).
ENTERPRENEURAL
GOVERNMENT (EG)
1.
Istilah
lain manajemen pelayanan public, dengan ciri-ciri:
(a)
mengedepankan
kompetisi,
(b)
mampu
memberdayakan masyarakat (dengan membatasi peran birokrasi),
(c)
berorientasi
pada hasil (outcome),
(d)
lebih
menggunakan misi ketimbangan aturan sebagai daya dorongnya,
(e)
mencoba
semaksimal mungkin mencegah (prevent) persoalan yang muncul ketimbang
memecahkannya,
(f)
menggunakan
semua potensi yang ada untuk earning money ketimbang membelajakannya,
(g)
mengedepankan
desentralisasi dan mendorong partisipasi, mengadopsi mekanisme pasar dalam
manajemen pelayanan public, dan
(h)
mengutamakan
peran sebagai katalisator ketimbang sebagai pengelola pelayanan pulbik.
2.
penerapan
model ini pertama kali dilakukan oleh Clinton di Amerika Serikat (sukses),
dengan indikasi angka pengangguran menurun tajam, pertumbuhan ekonomi meningkat
pesat, dan peluang kerja terbuka lebar,
NEW
PUBLIC SERVICE (NPS)
1.
Muncul
atas landasan teori sebelumnya, seperti teori demokrasi citizen, teori
pemberdayaan masyarakat sipil, teori organisasi yang humanis, dan teori posmo
administrasi public.
2.
Doktrik
NPS, antara lain;
(a)
dilakukan
secara demokrasi,
(b) dilakukan secara
strategis dan rational atas dasar pertimbangan politik, ekonomi, serta
organisasi,
(c)
dilakukan
dengan mengutamakan dialog untuk mencapai kesepakatan pelayanan,
(d) menganggap
pengguna jasa sebagai warganegara (citizen) dengan hak dan kewajibannya yang
melekat,
(e)
responsive
terhadap kebutuhan warganegara,
(f)
memperhatikan
aturan yang telah disepakati bersama, nilai-nilai yang berlaku di masyarakat,
norma-norma politik, standard pelayanan professional, serta interes
warganegara,
(g) memberlakukan
diskresi dan akuntabel meski banyak kendala,
(h) memiliki struktur
yang terbuka dan kepemimpinan yang kolaboratif,
(i)
memiliki
motivasi yang kuat untuk melayani dan berkonstribusi pada masyarakat banyak,
3.
kritik
model ini terhadap model NPM dan EG adalah:
(a)
pelayanan
public yang dilakukan oleh birokrasi bukanlah melayani pelanggan (customer),
tetapi warga Negara (citizen),
(b) semangat yang ada
dalam birokrasi public ketika berhadapan dengan pengguna jasa bukanlah “how to
steer” tetapi how to serve”,
(c)
birokrasi
public haruslah berfikir secara strategix (think strategically) dan bertindak
secara demokratis (act democratically),
(d) harus ada
perjanjian antara birokrasi public sebagai penyedia layanan dengan warga Negara
sebagai pengguna jasa (citizen charter) yang memberikan kepastian kepada
pengguna jasa akan diberikan pelayanan standar dengan segala macam
konsekuensinya ketika pelayanan tersebut tidak didapatkannya,
4.
model
ini diterapkan pertama kali di Inggris dan di beberapa Negara lain seperti Australia , New Zealand , Perancis, dan Belgia.
TEKNOLOGI
INFORMASI ATAU E-GOVERNMENT
DALAM
PELAYANAN PUBLIK
1.
ide
dasarnya adalah pada kebijakan buatlah sekali saja, maksudnya
badan-badan/dinas-dinas dan lembaga pemerintah berusaha menghindari duplikasi
usaha, mematuhi standar-standar umum dan menggunakan infrastruktur yang sama
untuk melayani warga masyarakat tanpa sekat,
2.
E-Government
adalah system manajemen informasi dan manajemen layanan masyarakat berbasis
internet,
3.
layanan
ini diberikan oleh pemerintah kepada masyarakatnya dengan memanfaatkan
internet,
4.
akan
muncul sangat banyak pengembangan modus layanan dari pemerintah kepada
masyarakat yang memungkinkan peran aktif masyarakat dimana diharapkan
masyarakat dapat secara mandiri melakukan registrasi perijinan, memantau proses
penyelesaian, melakukan pembayaran secara langsung untuk setiap perijinan dan
layanan public lainnya,
5.
dengan
bantuan teknologi internet akan dapat dilakukan darimana saja dan kapan saja,
6.
dengan
memanfaatkan system e-government masyarakat akan menjadi lebih produktif (tidak
perlu antri dalam waktu yang lama),
7.
dengan
adanya on line system, masyarakat dapat memanfaatkan banyak waktunya untuk
melakukan pembangunan yang lain sehingga diharapkan produktivitas daerah
meningkat yang juga akan meningkatkan produktivitas nasional,
8.
e-government
diharapkan:
(a)
mendorong
perbaikan layanan masyarakat umum, missal unit pelayanan masyarakat terpadu,
(b)
mendorong
aplikasi fungsional tiap dinas di kabupaten/kota, missal: pengembangan data
hasil pengelolaan data potoensi di tiap dinas yang dapat diolah dalam
bentuk-bentuk yang informative (grafik yang harus tersedia untuk perencanaan
selanjutnya), pendaftaran paten dan hak cipta produk-produk pengembangan dari
kecamatan-kecamatan, dll
9.
keuntungan
e-government di kabupaten/kota, antara lain:
(a)
peningkatan
kualitas pelayanan (layanan public 24 jam berkat adanya teknologi internet),
(b) dengan
menggunakan teknologi online, banyak proses yang dapat dilakukan dalam format
digital, hal ini akan banyak mengurangi penggunan kertas (paperwork), sehingga
proses akan menjadi lebih efisien dan hemat,
(c)
database
dan proses terintegrasi; akurasi data lebih tinggi, mengurangi kesalahan
identitas dan lain-lain.
(d) Semua proses
transparan karena semua berjalan secara online,
(e)
Mengurangi
KKN.
No.
|
Science/ilmu
|
Art/Seni
|
01.
|
Berkembang secara teoritis
|
Berkembang secara praktis
|
02.
|
Membuktikan
|
Merasa
|
03.
|
Meramalkan
|
Menerka
|
04.
|
Memberikan defenisi
|
Menguraikan/mengajarkan
|
05.
|
Memberikan
kepastian/ukuran
|
Memberikan pendapat
|
Seni (art) adalah sesuatu kreativitas
pribadi yang kuat dan disertai keterampilan, mendorong untuk berpraktek atau
mengajarkan bagaimana sesuatu hal dilakukan.
Sedangkan ilmu (science)
mengajarkan tentang suatu (pengetahuan).
Dalam sejarah
perkembangannya teori manajemen telah mengalami tiga kali perubahan, yaitu:
A. Scientific
Management (teori
insentif, 1903),
Tokoh: Taylor, Fayol, Gulick, Urwick; focus pada produktivity
dan memudahkan pekerjaan; perlu dikembangkan metode kerja dan standard kerja;
muncul time and motion studi (studi gerak dan waktu didalam
melaksanakan pekerjaan) prinsif-prinsif kerja; setiap orang dalam organisasi
(tinggi atau rendah), harus diberi perlengkapan kerja (yang standard) dan
insentif yang tinggi agar hasil kerja
berkualitas.
B. Human Relation (teori hubungan
manusia, tahun 1930)
Tokoh: Follet, Mayo, Reothlisberger; sanggahan teori finansial – untuk
meningkatkan produktivitas kerja, hubungan yang dinamis dan harmonis perlu
dibina.
C. Behavior science (teori perilaku,
1950)
Tokoh: Chester I Barnard dan Herbert Simon; gabungan dari teori
insentif dan teori hubungan manusia (psikologi, sosiologi, ilmu politik dan
ekonomi); fokus pada prilaku kerja yang kooperatif dalam organisasi formal (works
behavior in formal organizational); “produktivitas
kerja individu akan membawa produktivitas kerja organisasi dan akan tergantung
pada prilaku orang-orang didalam organisasi” – “prilaku orang akan tergantung
pada keperluannya; untuk meningkatkan produktivitas organisasi, tingkatkan
produktivitas individu, berikan insentif sesuai dengan tingkat keperluannya.
Dan manajemen
juga telah pula mengalami perkembangan sebanyak lima generasi, yaitu:
1.
Generasi
I (Jungle
Management)
Pekerjaan lebih banyak dikerjakan sendiri; tidak ada catatan tertulis
tentang apa yang telah, sedang, dan akan dikerjakan – dicatat dalam ingatan
orang-orang yang menjalankan manajemen; pekerjaan dijalankan secara naluriah -
mengalir bersama-sama orang yang saling bekerjasama; prinsif: doing
thing by ourself.
2.
Generasi
II (Management
by direction)
Manajemen sudah mulai kokoh sebagai sebuah ilmu; pelopornya adalah
Frederick Winslow Taylor (1856-1915) – bapak manajemen ilmiah; cirinya
penggunaan wewenang untuk mengarahkan anggota organisasi mencapai tujuan –
sering disertai penggunaan paksaan; anggota organisasi kurang memiliki
kebebasan untuk berkreasi; belum memperhitungkan kepuasaan pelanggan maupun
kepuasan anggota organisasi; mulai berkembang teori-teori kepemimpinan;
dinamakan “management by direction”; prinsip: “doing thing
through by the other people” lahir.
3.
Generasi
III (Management
by Targetting/Management by Objective)
Anggota organisasi diberi kebebasan supaya memiliki daya inovasi dan
kreativity – kebebasan diimbangi dengan pemenuhan target-target pekerjaan yang
ditetapkan secara kuantitatif untuk mencapai tujuan organisasi – dalam
kenyataan target pekerjaan terlampau berat akhirnya membelenggu anggota
organisasi kemudian menimbulkan stress; pelopor Peter F. Drucker; mengutamakan
nilai produktivitas.
4.
Generasi
IV (Value
Creative Management)
Tokoh: Brian L. Joiner, ; Ciri utama memadukan antara kualitas,
pendekatan ilmiah serta kerja tim dalam suatu segitiga yang dimanakan “joiner
triangle”; focus pada kualitas produk yang dihasilkan dalam
rangka memberikan kepuasan pada pelanggan (customer
satisfaction) disertai kepuasan dari para anggota organisasi –
kualitas yang dimaksudkan adalah sebagaimana yang didefenisikan oleh para
pelanggan; pencapai kualitas dijalankan melalui pelbagai pendekatan ilmiah yang
berteraskan pada penelitian; pendekatan ilmiah merupakan suatu proses pelajar
mengajar (pembelajaran) mengelola organisasi sebagai suatu sistem; pengembangan
proses berpikir serta mengambil keputusan berdasarkan data; berangkat dari rasa
percaya pada setiap orang dengan memperlakukan manusia berdasarkan harga
dirinya, kepercayaan dan rasa hormat serta bekerja atas dasar pendekatan
menang-menang (win-win approach); termasuk manajemen kualitas total (total quality
management atau TQM).
5.
Generasi
V (Knowledge and Human Networking Management)
Tokoh Charles M. Savage bukunya Fith
Generation Management – integrating enterprises through human networking, 1990; mengutamakan kualitas melalui kepuasan individu (pelanggan maupun
anggota organisasi); ciri utamanya adalah bagaimana mengintegrasikan perusahaan
melalui jejaringan manusia; unsur manusia di dalam organisasi dihargai sangat
tinggi sebagai individu yang memiliki keahlian-keahlian tertentu; individu
anggota organisasi bukan hanya sekedar alat produksi.
No.
|
Unsur
|
Generasi I
|
Generasi II
|
Generasi
III
|
Generasi
IV
|
Generasi V
|
01.
|
Sebutan
|
Jungle
Management
|
Management
by direction
|
Management
by targeting (management by objectives)
|
Value
Creative Management
|
Knowledge
and Human Networking Management
|
02.
|
Ciri
Utama
|
Doing
things by ourself
|
Doing
thing through by the other people
|
Mengutamakan
target kuantitatif
|
Mengutamakan
target kualitatif, kepuasan pelanggan dan pekerja
|
Mengutamakan
keunggulan perorangan dalam bekerjasama jaringan.
|
03.
|
Sumber
kekuatan
|
Diri
sendiri
|
pemimpin
|
Pemimpin
dan tim kerja
|
Nilai-nilai
yang disepakati bersama
|
Jaringan
antara profesional
|
04.
|
Tipe
organisasi
|
Tidak ada
organisasi
|
Feodal
hierarkis
|
Struktural
dan fungsional
|
Struktural
dan fungsional
|
Jaringan
|
05.
|
Tokoh
pelopor (antara lain)
|
Semua
orang yang bekerja bersama
|
Frederick
W. Taylor, G. R. Terry
|
Peter F.
Drucker
|
Brian L.
Joiner
|
Charles M.
Savage
|
06.
|
Tahun
Perkembangan
|
-
|
1800-1980
|
1970-1990
|
1990-sekarang
|
1990-sekarang
|
DAFTRAR
PUSTAKA
Cahayani, Ati.2003.”Dasar-Dasar
Organisasi dan Manajemen”.Jakarta:PT Gramedia Widiasarana Indonesia .
Davis, Keith & John W.
Newstrom. “Human Behavior at Work: Organizational Behavior (Perilaku
Dalam Organisasi)”. Terjemahan: Agus Dharma. Jakarta :Erlangga.
Denhardt, Robert B.1993.”Theories
of Public Organization”.Belmont, California :
Wadsworth Publishing Company.
Etzioni, Amitai. 1985. ”Organisasi-Organisasi
Modern”. Terjemahan Suryatim. Jakarta ,
UI Press.
Gibson, James L, John M.
Evancevich, & James H. Donnelly, Jr.1990. ”Organisasi, dan
Manajemen”. Terjemahan Penerbit Erlangga. Jakarta , Erlangga.
Gibson, James L, John M.
Evancevich, & James H. Donnelly, Jr.1997. ”Organisasi, perilaku,
struktur, proses”. Jilid 1. Terjemahan Nunuk Adiarni. Jakarta , Binarupa Aksara.
---------------------.1997. “Organisasi,
perilaku, struktur, proses”. Jilid 2. Terjemahan Nunuk Adiarni. Jakarta , Binarupa Aksara.
Gitosudarmo, Indriyo & I
Nyoman Sudita. 2000. “Perilaku Keorganisasian”. Yogyakarta ,
BPFE.
Gortner, Harold F et.al.1997.”Organization
Theory, a public perspective”.Harcourt Brace & Company.
Indrawijaya, Adam I. 1989. “Perubahan
dan Pengembangan Organisasi”. Bandung ,
Sinar Baru.
Jafar Muhammad.2007.”Kelakuan
Organisasi”.Petaling Jaya Selangor:Leeds Publications (M) Sdn. Bhd.
Kast, Fremont dan James E. Rosenzweig.2002.”Organization
and Management (Organisasi & Manajemen)”.Jilid 1.Terjemahan
A.Hasymi Ali.Jakarta:Bumi Aksara.
----------------------.
2002.“Organization and Management (Organisasi & Manajemen)”. Jilid
2. Terjemahan A. Hasymi Ali. Jakarta ,
Bumi Aksara.
Kinichi, Angelo and Robert
Kreitner.2008.”Organizational Behavior, key concepts, skills & best practice”.McGraw-Hill.
Liliweri, Alo.1997.”Sosiologi
Organisasi”.Bandung:PT Citra Aditya Bakti.
Mulyono, Mauled.2004.”Penerapan
Produktivitas Dalam Organisasi”.Jakarta:Bumi Aksara bekerjasama dengan
Pusat Antar Universitas – Studi Ekonomi Universitas Indonesia .
Ndraha, Taliziduhu. 1997. “Budaya
Organisasi”. Jakarta ,
Reneka Cipta.
Robbins, Stephen P. 2002. “Essential
of Organizational Behavior (Prinsip-Prinsip Perilaku Organisasi)”.
Terjemahan:Halida dan Dewi Sartika. Jakarta :Erlangga.
Robbins, Stephen P. 2002. “Organizational
Behavior: consepts, controversies, applications (Perilaku Organisasi konsep
kontroversi, aplikasi”. Terjemahan Hadyana Pujaatmaka dan
Benyamin Molan. Jakarta ,
PT Prenhallindo.
------------------. 1994. “Organization
Theory: structure, desain, dan aplikasi (Teori Organisasi: struktur, desain
& aplikasi)”. Terjemahan:Jusuf Udaya. Jakarta :Arcan.
Salusu, J. 2003. “Pengambilan
Keputusan Stratejik, untuk organisasi publik dan organisasi nonprofit”.
Jakarta , PT Gramedia Widiasarana Indonesia .
Senge, Peter M. 1996. “Fifth
Discipline (disiplin kelima, seni dan praktek dari organisasi pembelajar”.
Terjemahan:Nunuk Adiarni. Jakarta :Binarupa
Aksara.
Siagian, Sondang P. 1986. “Organisasi,
Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi”. Jakarta , Gunung Agung.
Sobirin, Achmad.2007.”Budaya
Organisasi, pengertian, makna dan aplikasinya dalam kehidupan organisasi”.Yogyakarta:
Unit Penerbitan dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
Sutarto. 2002. “Dasar-Dasar
Organisasi”. Yogyakarta, Gadjah
Mada University
Press.
Steers, Richard M.1980.”Organizational
Effectiveness (Efektivitas Organisasi)”.Terjemahan :Magdalena
Jamin.Jakarta:Erlangga.
Syamsi, Ibnu. 1994. “Pokok-Pokok
Organisasi & Manajemen”. Jakarta , Reneka Cipta.
Thoha, Miftah. 2002. “Pembinaan
Organisasi, Proses Diagnosa & Intervensi”. Jakarta , RajaGrafindo Persada.
Thomason, George F.1979. “Improving
the Quality of Organization (Meningkatkan Kualitas Organisasi)”.
Terjemahan:Bambang Kussriyanto & Theresia L.G.Jakarta, Erlangga.
Tyson, Shaun & Tony
Jackson.2001. “The Essence of Organizational Behaviour (Perilaku
Organisasi)”. Terjemahan:Deddy Jacobus & Dwi Prabantini. Yogyakarta ,:Andi bekerjasama Pearson Education Asia Pte.
Ltd.
Winardi. 2003. “Teori
Organisasi dan Pengorganisasi”. Jakarta ,
PT RajaGrafindo Persada.
Wisnu
UR, Dicky dan Siti Nurhasanah.2005.”Teori Organisasi, struktur dan
Desain”.Malang: UMM Press.
Wursanto.
2003. “Dasar-Dasar Ilmu Organisasi”. Yogyakarta ,
Andi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar