Minggu, 19 Juli 2009

Duh, Jaga Hijab Dong...

Duh, Jaga Hijab Dong...
Hudzaifah.org - “Dia ikhwan ya? Tapi kok kalau bicara sama akhwat dekat sekali???,” tanya seorang akhwat kepada temannya karena ia sering melihat seorang aktivis rohis yang bila berbicara dengan lawan jenis, sangat dekat posisi tubuhnya.

“Mbak, akhwat yang itu sudah menikah? Kok akrab sekali sama ikhwan itu?,” tanya sang mad’u kepada murabbinya karena ia sering melihat dua aktivis rohis itu kemana-mana selalu bersama sehingga terlihat seperti pasangan yang sudah menikah.

“Duh… ngeri, lihat itu… ikhwan-akhwat berbicaranya sangat dekat……,” ujar seorang akhwat kepada juniornya, dengan wajah resah, ketika melihat ikhwan-akhwat di depan masjid yang tak jauh beda seperti orang berpacaran.

“Si fulan itu ikhwan bukan yah? Kok kelakuannya begitu sama akhwat?,” tanya seorang akhwat penuh keheranan.

Demikianlah kejadian yang sering dipertanyakan. Pelanggaran batas-batas pergaulan ikhwan-akhwat masih saja terjadi dan hal itu bisa disebabkan karena:
1. Belum mengetahui batas-batas pergaulan ikhwan-akhwat.
2. Sudah mengetahui, namun belum memahami.
3. Sudah mengetahui namun tidak mau mengamalkan.
4. Sudah mengetahui dan memahami, namun tergelincir karena lalai.

Dan bisa jadi kejadian itu disebabkan karena kita masih sibuk menghiasi penampilan luar kita dengan jilbab lebar warna warni atau dengan berjanggut dan celana mengatung, namun kita lupa menghiasi akhlak. Kita sibuk berhiaskan simbol-simbol Islam namun lupa substansi Islam. Kita berkutat menghafal materi Islam namun tidak fokus pada tataran pemahaman dan amal.

Sesungguhnya panggilan ‘ikhwan’ dan ‘akhwat’ adalah panggilan persaudaraan. ‘Ikhwan’ artinya adalah saudara laki-laki, dan ‘akhwat’ adalah saudara perempuan. Namun di ruang lingkup aktivis rohis, ada dikhotomi bahwa gelar itu ditujukan untuk orang-orang yang berjuang menegakkan agama-Nya, yang islamnya shahih, syamil, lurus fikrahnya dan akhlaknya baik. Atau bisa dikonotasikan dengan jamaah. Maka tidak heran bila terkadang dipertanyakan ke-‘ikhwanan’-nya atau ke-‘akhwatan’-nya bila belum bisa menjaga batas-batas pergaulan (hijab) ikhwan-akhwat.

Aktivis sekuler tak lagi segan

Seorang ustadz bercerita bahwa ada aktivis sekuler yang berkata kepadanya, ”Ustadz, dulu saya salut pada orang-orang rohis karena bisa menjaga pergaulan ikhwan-akhwat, namun kini mereka sama saja dengan kami. Kami jadi tak segan lagi.”

Ungkapan aktivis sekuler di atas dapat menohok kita selaku jundi-jundi yang ingin memperjuangkan agama-Nya. Menjaga pergaulan dengan lawan jenis memang bukanlah hal yang mudah karena fitrah laki-laki adalah mencintai wanita dan demikian pula sebaliknya. Hanya dengan keimanan yang kokoh dan mujahadah sajalah yang membuat seseorang dapat istiqomah menjaga batas-batas ini.

Pelanggaran batas-batas pergaulan ikhwan-akhwat

Berikut ini adalah pelanggaran-pelanggaran yang masih sering terjadi:

1. Pulang Berdua
Usai rapat acara rohis, karena pulang ke arah yang sama maka akhwat pulang bersama di mobil ikhwan. Berdua saja. Dan musik yang diputar masih lagu dari Peterpan pula ataupun lagu-lagu cinta lainnya.

2. Rapat Berhadap-Hadapan
Rapat dengan posisi berhadap-hadapan seperti ini sangatlah ‘cair’ dan rentan akan timbulnya ikhtilath. Alangkah baiknya - bila belum mampu menggunakan hijab - dibuat jarak yang cukup antara ikhwan dan akhwat.

3. Tidak Menundukkan Pandangan (Gadhul Bashar)
Bukankah ada pepatah yang mengatakan, “Dari mana datangnya cinta? Dari mata turun ke hati”. Maka jangan kita ikuti seruan yang mengatakan, ”Ah, tidak perlu gadhul bashar, yang penting kan jaga hati!” Namun, tentu aplikasinya tidak harus dengan cara selalu menunduk ke tanah sampai-sampai menabrak dinding. Mungkin dapat disiasati dengan melihat ujung-ujung jilbab atau mata semu/samping.

4. Duduk/ Jalan Berduaan
Duduk berdua di taman kampus untuk berdiskusi Islam (mungkin). Namun apapun alasannya, bukankah masyarakat kampus tidak ambil pusing dengan apa yang sedang didiskusikan karena yang terlihat di mata mereka adalah aktivis berduaan, titik. Maka menutup pintu fitnah ini adalah langkah terbaik kita.

5. “Men-tek” Untuk Menikah
“Bagaimana, ukh? Tapi nikahnya tiga tahun lagi. Habis, ana takut antum diambil orang.” Sang ikhwan belum lulus kuliah sehingga ‘men-tek’ seorang akhwat untuk menikah karena takut kehilangan, padahal tak jelas juga kapan akan menikahnya. Hal ini sangatlah riskan.

6. Telfon Tidak Urgen
Menelfon dan mengobrol tak tentu arah, yang tak ada nilai urgensinya.

7. SMS Tidak Urgen
Saling berdialog via SMS mengenai hal-hal yang tak ada kaitannya dengan da’wah, sampai-sampai pulsa habis sebelum waktunya.

8. Berbicara Mendayu-Dayu
“Deuu si akhiii, antum bisa aja deh…..” ucap sang akhwat kepada seorang ikhwan sambil tertawa kecil dan terdengar sedikit manja.

9. Bahasa Yang Akrab
Via SMS, via kertas, via fax, via email ataupun via YM. Message yang disampaikan begitu akrabnya, “Oke deh Pak fulan, nyang penting rapatnya lancar khaaan. Kalau begitchu.., ngga usah ditunda lagi yah, otre deh :).“ Meskipun sudah sering beraktivitas bersama, namun ikhwan-akhwat tetaplah bukan sepasang suami isteri yang bisa mengakrabkan diri dengan bebasnya. Walau ini hanya bahasa tulisan, namun dapat membekas di hati si penerima ataupun si pengirim sendiri.

10. Curhat
“Duh, bagaimana ya…., ane bingung nih, banyak masalah begini … dan begitu, akh….” Curhat berduaan akan menimbulkan kedekatan, lalu ikatan hati, kemudian dapat menimbulkan permainan hati yang bisa menganggu tribulasi da’wah. Apatah lagi bila yang dicurhatkan tidak ada sangkut pautnya dengan da’wah.

11 Yahoo Messenger/Chatting Yang Tidak Urgen
YM termasuk fasilitas. Tidaklah berdosa bila ingin menyampaikan hal-hal penting di sini. Namun menjadi bermasalah bila topik pembicaraan melebar kemana-mana dan tidak fokus pada da’wah karena khalwat virtual bisa saja terjadi.

12. Bercanda ikhwan-akhwat
“Biasa aza lagi, ukhtiii… hehehehe,” ujar seorang ikhwan sambil tertawa. Bahkan mungkin karena terlalu banyak syetan di sekeliling, sang akhwat hampir saja mencubit lengan sang ikhwan.

Dalil untuk nomor 1-5:
a. Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan sekali-kali dia bersendirian dengan seorang perempuan yang tidak bersama mahramnya, karena yang ketiganya ialah syaitan.” (HR.Ahmad)

b. Allah SWT berfirman, “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, ‘Hendaknya mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya……” (QS.24: 30)

c. Allah SWT berfirman, “Katakanlah kepada wanita yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya……” (QS.24: 31)

d. Rasulullah SAW bersabda, “Pandangan mata adalah salah satu dari panah-panah iblis, barangsiapa menundukkannya karena Allah, maka akan dirasakan manisnya iman dalam hatinya.”

e. Rasulullah saw. Bersabda, "Wahai Ali, janganlah engkau ikuti pandangan yang satu dengan pandangan yang lain. Engkau hanya boleh melakukan pandangan yang pertama, sedang pandangan yang kedua adalah resiko bagimu." (HR Ahmad)

Dalil untuk nomor 6-12:
"... Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit di dalam hatinya..." (Al Ahzab: 32)

Penutup

Di dalam Islam, pergaulan laki-laki dan perempuan sangatlah dijaga. Kewajiban berjillbab, menundukkan pandangan, tidak khalwat (berduaan), tidak ikhtilath (bercampur baur), tidak tunduk dalam berbicara (mendayu-dayu) dan dorongan Islam untuk segera menikah, itu semua adalah penjagaan tatanan kehidupan sosial muslim agar terjaga kehormatan dan kemuliaannya.

Kehormatan seorang muslim sangatlah dipelihara di dalam Islam, sampai-sampai untuk mendekati zinanya saja sudah dilarang. “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isra:32).

Pelanggaran di atas dapat dikategorikan kepada hal-hal yang mendekati zina karena jika dibiarkan, bukan tidak mungkin akan mengarah pada zina yang sesungguhnya, na’udzubillah. Maka, bersama-sama kita saling menjaga pergaulan ikhwan-akhwat. Wahai akhwat…., jagalah para ikhwan. Dan wahai ikhwan…., jagalah para akhwat. Jagalah agar tidak terjerumus ke dalam kategori mendekati zina.

“Ya Rabbi…, istiqomahkanlah kami di jalan-Mu. Jangan sampai kami tergelincir ataupun terkena debu-debu yang dapat mengotori perjuangan kami di jalan-Mu, yang jika saja Engkau tak tampakkan kesalahan-kesalahan itu pada kami sekarang, niscaya kami tak menyadari kesalahan itu selamanya. Ampunilah kami ya Allah…… Tolonglah kami membersihkannya hingga dapat bercahaya kembali cermin hati kami. Kabulkanlah ya Allah… “


By: Ayat Al Akrash

----- Wahai Insan, Mintalah Fatwa Pada Hatimu --

di salin jon kepri

Pesan untuk Manusia-Manusia Hijrah...

Pesan untuk Manusia-Manusia Hijrah...
Hudzaifah.org - Berapa banyak kisah futurnya para manusia-manusia hijrah, manusia yang semula hidup dalam kejahiliyahan lalu kembali kepada cahaya iman, tetapi kemudian kembali lagi kepada kejahiliyahan.

Masih segar dalam ingatan, seorang akhwat pernah menulis dan bercerita tentang hijrahnya ia yang sangat ia syukuri, yang hijrahnya itu ia tandai dengan memakai jilbab. Bahwa betapa ia tak akan kembali lagi ke jalan yang dulu. Tapi itu pernyataannya satu tahun lalu. Ia yang semula berjilbab panjang, lama kelamaan mulai naik jilbabnya, semakin pendek dan semakin pendek. Kemudian diawali dengan ber-sms ria dengan laki-laki, senyum, lalu bertemu… Semula sembunyi-sembunyi namun karena sudah sering dilakukan, kini menjadi biasa dan sudah tak malu lagi berdua-duaan, berpacaran di depan umum…

Pun kisah lainnya, seorang akhwat memperjuangkan jilbabnya di hadapan keluarganya. Sampai ayah pun memukulinya dan menyuruhnya melepaskan jilbabnya. Namun ia tetap bertahan. Tapi itu kisah yang lalu… Ia yang dulu sangat akif berda’wah, sekarang telah berhenti sama sekali berda’wah, baik di kampus, di sekolah, maupun di organisasi massa. Menarik diri. Pun sudah tak segan lagi mengeluarkan statemen yang sering menyudutkan saudara-saudaranya yang notabene aktivis Islam.

Ada pula kisah muslimah yang bersemangat hijrah, kemudian berjilbab rapi, namun itu hanyalah kisah beberapa tahun lalu. Kini ia sudah melepas jilbabnya, bahkan keluar dari Islam, dan menjadi atheis.

Astaghfirullah…Ya Rabbi. Inilah langkah-langkah syetan. Setahap demi setahap. Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (Al-Baqarah: 208). Berhati-hatilah kita akan tipu daya syetan yang hendak mengembalikan kita ke belakang.

Melihat ini semua, sungguh ingin kuucapkan selamat untuk ikhwan dan akhwat yang masih istiqomah menggenggam agama yang bak menggenggam bara api ini. Ummat Muhammad itu seperti air hujan yang tak dapat diketahui mana yang lebih baik, awalnya atau akhirnya. “Umatku (umat Muhammad) ibarat air hujan, tidak diketahui mana yang lebih baik awalnya atau akhirnya.” (Mashobih Assunnah). Janganlah kita mengagumi amal seseorang sebelum kita melihat bagaimana endingnya.

Ketahuilah, dengan telah berhijrah, bukan berarti kita telah aman dari segala tipu daya syetan. Justru, ia akan semakin kuat godaannya, membuat kita lupa siapa diri kita. Bahwa sesungguhnya kita adalah manusia yang harus senantiasa memperbaiki diri sepanjang hayat. Ali bin Abi Thalib pernah berkata bahwa bila ia mengetahui dirinya nanti akan mati dalam keadaan muslim, ia akan tenang melakukan apa saja. Tapi pasalnya, tidak ada seorangpun yang mengetahui apakah akan mati dalam keadaan Islam atau tidak. Inilah yang membuat Ali selalu waspada dalam hidup dan berjuang tak kenal henti.

Dalam Kitab Shahih Muslim terdapat kisah ‘Amr ibnul ‘ash, seorang sahabat Rasul, yang mengatakan: “Hai manusia, sesungguhnya aku menjalani hidupku dalam tiga tahapan:

1. Dahulu pada masa jahiliyah aku tidak mengenal Islam dan orang yang paling aku benci saat itu adalah Rasulullah SAW. Demi Allah, seandainya saat itu aku mempunyai kesempatan terhadapnya, niscaya aku bunuh dia dan seandainya aku mati dalam keadaan seperti itu, pastilah aku termasuk ahli neraka.

2. Selanjutnya aku masuk Islam” –merupakan kenangan yang paling indah baginya- “Aku datang ke Madinah menemui Rasulullah SAW. Ketika beliau melihatku, langsung beliau menyambutku dengan sambutan yang hangat dan tersenyum kepadaku...............

3. Selanjutnya, dunia mempermainkan dan membolak-balikkanku, demi Allah sampai aku tidak mengetahui hendak dibawa kemana diriku ini. Akan tetapi, aku tetap berpegang teguh pada Laa ilaaha illallah Muhammadur Rasulullah sampai akhir hayatku.”

‘Amr bin ‘Ash pun meninggal dunia dalam keadaan berpegang teguh pada syahadat tauhid tanpa pernah membukanya hingga dimasukkan ke dalam liang kuburnya.

Sungguh tidak ada yang dapat mengetahui bagaimana ending kehidupan kita kelak. Oleh karena itu hendaknya kita semua, manusia-manusia hijrah, harus senantiasa berdoa kepada Allah SWT.. Yaa muqollibal quluubi tsabbit qolbi ‘alaa diinik, “Wahai Tuhan yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku pada agama-Mu.” (HR. Tirmidzi).

Pun berdoa “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong pada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau, karena sesungguhnya Engkaulah Maha Pemberi (karunia).” (QS. Ali Imran : 8). [Ayat Al Akrash]

disalin jon kepri

Bolehkah Seorang Muslimah Menjadi Cantik?

Bolehkah Seorang Muslimah Menjadi Cantik?
Hudzaifah.org - Pada hari Sabtu yang lalu (20/5/2006), Keputrian SKI Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti menyelenggarakan Talkshow dengan tema "Cantiknya Aku" di Auditorium FK-FKG, Kampus B Usakti. Hadir sebagai pembicara dalam talkshow tersebut yaitu Dr. Achdanasih, SpKK., dan Ustadzah Anis Byarwati. Dan yang sangat spesial, hadir pula bintang tamu yaitu artis Zaskia Adya Mecca. Talkshow dipandu oleh Dr. Mona Tri Rizki yang merupakan Alumni FK Usakti. Dan berikut ini adalah oleh-oleh Mona dari talkshow tersebut mengenai kecantikan, khususnya bagi muslimah.

Cantik menurut kesehatan adalah sehat jasmani dan rohani. Namun tak diragukan lagi, bahwa ketika kita bicara cantik, umumnya akan menyangkut tentang wajah dan kulit. Saat ini banyak usaha-usaha untuk meremajakan kulit (skin rejuveniting) yang dilakukan agar kulit tampak lebih 'cling'. Usaha-usaha tersebut antara lain:

1. Pemakaian bahan secara topikal seperti jamu, umbi-umbian

2. Pengelupasan dengan bahan kimia seperti pemakaian AHA dan TCA

3. Pengelupasan secara fisik seperti masker dan luluran

4. Augmentasi seperti pemakaian silikon dan kolagen

5. Penggunaan toxin seperti suntik botox (botulinum toxin)

Tindakan diatas sebenarnya aman untuk dilakukan asalkan disesuaikan dengan jenis kulit dan frekuensi tindakan. Tapi ada beberapa tindakan yang sebaiknya dilakukan dalam pengawasan dokter seperti suntik botox dan pemakaian silikon/kolagen, walaupun sebenarnya banyak dari dokter yang tidak menganjurkan dilakukan 2 tindakan itu kecuali pada kasus tertentu.

Sedangkan penggunaan alkohol untuk bahan kosmetika dan kesehatan pada pemakaian topikal/luar, hal ini diperbolehkan karena penggunaan alkohol disini hanya sebagai pelarut dan antiseptik dengan kadar dan konsentrasi yang kecil. Kemudian dilihat pula bahwa alkohol merupakan zat yang cepat menguap. Dan belum ditemukannya zat lain selain alkohol yang bisa sebagai pelarut yang aman dan murah. Walaupun demikian pemakaiannya sewajarnya saja.

Dalam talkshow tersebut dipaparkan juga bahwa perawatan harian yang aman yang dianjurkan adalah sebagai berikut:

- Membersihkan wajah setelah bepergian dengan milk cleanser dan astringen

- Menggunakan pelembab dan sun block dengan SPF15 ketika akan bepergian

- Melakuan masker wajah tiap minggu dan luluran tiap bulan

- Mengkonsumsi air putih 8 gelas perhari dan buah-buahan, serta tidak menggunakan kosmetik yang mengandung mercury

Selain hal diatas, ternyata ada beberapa faktor yang menyebabkan kulit kita terlihat lebih tua, yaitu:

- Kulit yang sering terpapar matahari akan terlihat lebih tua 20 tahun

- Stress akan membuat kulit kita terlihat lebih tua 3 tahun

- Hidup di kota besar akan membuat kulit kita terlihat lebih tua 5 tahun

- Diet yang yang extrim akan membuat kulit kita terlihat lebih tua 10 tahun

Wow, ternyata berat juga tantangan hidup di Jakarta untuk kulit kita..

Dalam syariat Islam, perempuan yang ingin tampil cantik itu fitrah. Walau kadang penilaian cantik itu sendiri relatif dan subyektif. Cantik itu sendiri bisa dibagi menjadi beberapa klasifikasi, yaitu:

1. Cantik secara lahiriah:

- menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh
- keserasian dalam berpakaian.

Berpakaian di sini haruslah menutup aurat sesuai dengan Al Qur'an surat An-Nur ayat 31 dan Al-Ahzab ayat 59. Setelah memenuhi kriteria tadi, barulah diperbolehkan berpakaian untuk memenuhi nilai estetika, indah dan pantas secara wajar.

2. Cantik secara spiritual:

- Memiliki kedekatan hubungan dengan Allah
- Berusaha menjadi hamba Allah yang taat

3. Cantik emosi dan akhlak:

- memiliki rasa malu, lemah lembut, santun, jujur, amanah, dan menjaga kehormatan dan kesucian diri.

4. Cantik intelektual

Seorang muslimah harus memiliki kecerdasan intelektual dan tidak akan membiarkan dirinya direndahkan, dilecehkan dan dieksploitasi.

Semua hal di atas akan membuat seorang wanita yang mempesona karena memiliki daya tarik kepribadian, meski ia tidak cantik secara fisik. Dan tidak seperti kecantikan fisik yang merupakan pemberian Allah yang tidak boleh diubah, inner beauty seperti kecantikan spiritual, akhlak, dan intelektual dapat diusahakan dan ditingkatkan.

Jadi, bolehkah seorang muslimah menjadi cantik dan melakukan usaha-usaha agar menjadi cantik? Of course boleh banget, Hanya perlu diingat: Luruskan kembali niat kita. Usaha yang kita lakukan adalah dalam rangka merawat tubuh yang merupakan karunia Allah yang harus disyukuri, harus berada dalam koridor-koridor yang diperbolehkan oleh syariat Islam. Dan jangan sampai membahayakan kesehatan kita sendiri. (mona/hdn)


di salin jon kepri

Partai Politik Usai Pemilu

Partai Politik Usai Pemilu


Philips J. Vermonte

Pemilu presiden dan pemilihan legislatif sudah selesai diselenggarakan. Ingar-bingar kampanye sudah surut, saatnya memikirkan apa yang bisa kita pikirkan tentang keseluruhan sistem politik dan sistem pemilu kita.

Mari kita tengok hasil pemilu lalu: dari 38 partai politik yang bertarung dalam pemilu legislatif tersebut, hanya sembilan partai yang mampu melampaui angka 2,5 persen untuk memenuhi parliamentary threshold. Partai Demokrat yang memperoleh suara terbanyak sebesar kurang lebih 20 persen suara diyakini lebih mengandalkan popularitas patron utamanya, ketimbang tawaran programatik dan ideologisnya ataupun kinerja mesin partai. Singkat kata, parpol kita selama ini relatif gagal menjalankan fungsi-fungsinya. Walaupun benar bahwa parpol melakukan aktivitas bersifat election-related, tetapi sejatinya parpol kita tidak mampu menjalankan fungsi yang lebih luas.

Dilihat dari fungsinya, terdapat kenyataan bahwa parpol di Indonesia menghadapi kesulitan menjalankan fungsi utama dalam mengagregasi dan mengartikulasikan kepentingan, melakukan rekrutmen politik, dan melakukan pendidikan politik untuk semakin menguatkan kultur demokrasi dalam sistem politik di Indonesia. Pemilu Legislatif 2009 yang baru lalu bisa dijadikan indikasi. Misalnya, jumlah orang yang datang TPS (voter turnout) pada pemilu legislatif tercatat rendah.

Selain itu, partai-partai tradisional mengalami penurunan dukungan elektoral yang cukup signifikan. Ditambah lagi dengan konflik-konflik internal yang dialami beberapa partai politik sebelum pemilu. Ini mencerminkan soliditas internal parpol yang rendah saat struktur organisasi partai tidak mampu menyelesaikan perbedaan dan mencegah terbentuknya sempalan (splinter groups) yang pada akhirnya memengaruhi kinerja elektoral.

Pemilu langsung untuk anggota legislatif menyebabkan keadaan ketika parpol menjadi tidak relevan karena para caleg melihat parpolnya sebagai hal yang tidak relevan dan memilih membangun sendiri mesin politik untuk memenangkan pencalonannya. Pada pemilu presiden yang lalu pun kita bisa melihat bahwa para kandidat lebih mengandalkan pencitraan ketimbang bekerja nya mesin-mesin parpol di daerah untuk memenangkan pemilu.

Partai politik adalah tulang punggung dari keberlangsungan sebuah sistem politik yang demokratis. Sementara, dalam konteks Indonesia, parpol tetap menjadi institusi politik yang belum mengalami reformasi berarti kendati proses demokratisasi di Indonesia dimulai pada 1998.

Sebagaimana diidentifikasi oleh Bozoki (2002), partai-partai politik modern di berbagai tempat di dunia sebenarnya menghadapi beberapa masalah cukup pelik. Beberapa masalah tersebut, bila ditelusuri lebih jauh, menunjukkan kaitan erat dengan kinerja dan struktur internal partai-partai tersebut. Masalah pertama adalah merosotnya keanggotaan partai yang merupakan indikasi tengah berubahnya lingkungan tempat partai politik ini bekerja.

Dalam konteks transisi menuju demokrasi, misalnya, penurunan keanggotaan parpol antara lain disebabkan semakin diterimanya bentuk-bentuk partisipasi lain seperti aktivitas unjuk rasa yang dikelola kelompok-kelompok nonparpol. Kebebasan pers yang memungkinkan tersedianya beragam medium informasi juga mengurangi insentif bagi partai politik untuk merekrut anggota. Penggunaan media, cetak dan elektronik, dalam kampanye mengurangi kebutuhan bagi tersedianya anggota partai politik untuk menjalankan kampanye ‘tradisional’ door-to-door yang mengandalkan pada peran anggota dan relawan.

Hal lain yang berhubungan dengan keanggotaan dan pada akhirnya perilaku parpol di Indonesia adalah permasalahan pendanaan. Parpol yang mengandalkan sedikit dana pemerintah menjelang pemilu dan juga sumber-sumber dana dengan bergantung pada kekuasaan menyebabkan tidak adanya dorongan untuk memelihara basis keanggotaan parpol yang luas untuk mengumpulkan dana dari iuran keanggotaan.

Muara dari semua persoalan yang saling mengait ini adalah tidak adanya insentif bagi parpol untuk mengorganisasi kegiatan reguler dari dan untuk anggotanya, sehingga aktivitas parpol hanya berkait atau berdekatan dengan pemilu. Karena itu, fungsi-fungsi parpol sebagaimana diuraikan di atas terabaikan.

Di samping itu, ketiadaan pendanaan yang berbasis dari keanggotaan ini mempengaruhi kinerja parpol secara organisasi. Ketiadaan dana yang bersifat bottom-up menyebabkan parpol sering kali harus bergantung pada figur-figur yang telah mengakumulasi kekuasaan dan kekayaan untuk menjadi pemimpinnya. Sehingga, figur pemimpin partai seringkali menjadi lebih penting daripada kinerja organisasi yang lebih sehat. Dengan kata lain, parpol seringkali menjadi subordinat dari para pemimpinnya. Partai Demokrat tanpa SBY, misalnya, tak akan memperoleh hasil sebagaimana dicapai dalam Pemilu 2009.

Keadaan ini diperburuk oleh beberapa tren yang menghinggapi parpol di Indonesia. Pertama, secara internal parpol cenderung dikelola secara top-down dan sentralistik. Kedua, parpol cenderung berfokus pada usaha-usaha mengamankan sumber-sumber ekonomi yang dikelola negara untuk membiayai dirinya tanpa memiliki visi yang jelas untuk mengelola berbagai persoalan negara. Akibatnya, parpol menjadi bagian, dan bukan solusi, dari berbagai persoalan yang menyangkut birokrasi dan usaha pemberantasan korupsi.

Ketiga, sebagai akibat dari tren nomor dua, parpol gagal membangun citra sebagai institusi politik yang kredibel di mata publik. Parpol sering dilihat sebagai salah satu institusi paling korup yang berujung pada terbentuknya sikap “antipartai” di masyarakat. Akibatnya, parpol kehilangan legitimasi sebagai institusi politik yang seharusnya menjadi saluran agregasi kepentingan masyarakat menuju para pengambil keputusan.

Berdasarkan uraian di atas, muncul kebutuhan untuk menilai kekuatan organisasional partai politik (party organizational strength) untuk bisa merumuskan peluang-peluang untuk mereformasi parpol agar fungsinya sebagai tulang punggung dari sistem politik yang demokratis bisa berjalan optimal.

Dengan kata lain, berkaca dari pemilu legislatif dan pemilu presiden yang baru lalu, kita membutuhkan partai-partai yang "kuat". Sebuah partai yang kuat, sebagaimana dikemukakan oleh Robert J. Huckshorn (1986), bisa ditentukan melalui setidaknya oleh keberadaan dua faktor:

Pertama, parpol tersebut harus memiliki organisasi yang kompleks (organizational complexity) namun fungsional. Organisasi ini diperlukan untuk menjalankan tugas-tugas kompleks yang membutuhkan birokrasi yang disusun untuk menjalankan kewajiban-kewajiban, tugas dan kegiatan-kegiatan yang dirumuskan dengan jelas. Dengan demikian, interaksi di dalam partai politik akan menjadi stabil dan terformalisasi. Karena itu, parpol akan mengandalkan pada institusi ketimbang karisma figur pemimpinnya.

Kedua, tersedianya kemampuan membangun program untuk membentuk dan berinteraksi dengan konstituen, memperluas basis dukungan, dan mencegah faksionalisasi internal. Hal ini tidak hanya diperlukan pada saat pemilu, tetapi justru diperlukan di masa-masa setelah pemilu ketika sesungguhnya parpol harus lebih banyak menjalankan peran.

Kedua faktor di atas pada akhirnya berkait dengan persoalan bagaimana parpol mendanai dirinya. Birokrasi yang kompleks dan program yang terstruktur menimbulkan persoalan pendanaan. Berkaitan dengan hal ini ada beberapa hal yang penting untuk diperhatikan dan dicarikan pemecahannya.

  1. Pengeluaran parpol akan melampaui pendapatan legal-nya. Biaya kampanye semakin mahal. Selain itu, agar parpol bisa menjalankan fungsinya dengan baik, pengeluaran non-election juga akan meningkat.
  2. Korupsi. Bila kegiatan partai semakin kompleks, kebutuhan pendanaan akan meningkat baik pendanaan untuk kegiatan election-related, atau non election-related. Pada sisi ini, aturan-aturan mengenai dana bagi partai politik dan pemilu tidak optimal.
  3. Parpol menjauh dari masyakarat dan semakin bergantung pada negara. Menjauhnya parpol dari masyarakat disebabkan menurunnya minat masyarakat untuk menjadi anggota partai politik. Sebaliknya, menurunnya minat masyakarat untuk menjadi anggota bisa pula disebabkan persepsi bahwa parpol semakin menjauhi masyarakat dan gagal membangun konstituen, serta lebih mengandalkan bantuan negara dan juga bisnis-bisnis besar untuk pendanaannya.

Karena itu, ada agenda besar dalam lima tahun ke depan yakni memperbaiki performa partai politik di Indonesia agar mereka bisa menjalankan fungsi-fungsinya sebagai sokoguru demokrasi di Indonesia. Jalan yang ditempuh bisa melalui proses legislasi mengenai partai politik oleh DPR yang baru dan juga melalui inisiatif internal masing-masing parpol untuk beradaptasi dengan lingkungan politik yang telah berubah.


Philips J. Vermonte adalah peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Jakarta dan kandidat doktor ilmu politik di Northern Illinois University, AS.

WANITA

Wanita Seperti Apa yang Kau Cari Akhi . ..?

Allah SWT berfirman, �Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan pada apa-apa yang diinginkan, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang� (QS. Ali Imran: 14).

Untuk merealisasikan ketertarikan tersebut menjadi sebuah hubungan yang benar dan manusiawi, Islam datang dengan membawa ajaran pernikahan. Sebuah ajaran suci yang menampik kehidupan membujang di satu sisi, namun juga menampik kebebasan interaksi laki-laki dan perempuan di sisi yang lain. Nikah adalah jalan tengah yang membentang antara dua ekstrem tersebut.

Pernikahan akan bernilai dakwah apabila dilaksanakan sesuai dengan tuntunan Islam dan menimbang berbagai kemaslahatan dakwah dalam setiap langkahnya. Dalam memilih jodoh, pikirkan kriteria pasangan hidup yang bernilai optimal bagi dakwah. Dalam menentukan calon jodoh tersebut, dipertimbangkan juga kemaslahatan secara luas. Selain kriteria umum sebagaimana tuntunan fikih Islam, pertimbangan lainnya adalah: apakah pemilihan jodoh ini memiliki implikasi kemaslahatan yang optimal bagi dakwah, ataukah sekedar mendapatkan kemaslahatan bagi dirinya? Walaupun dalam hadits Rasulullah SAW jelas disebutkan bahwa dalam memilih istri hendaknya mengutamakan akhlak dan agamanya, namun kenyataannya sekarang banyak ikhwan yang lebih mendahulukan kecantikan dibanding agama. Apakah memilih wanita cantik dilarang? Tidak. Itu juga sah-sah saja. Namun hendaknya kriteria cantik ini tidak membuat kita lupa akan kriteria akhlak dan agamanya.

Bagi para Akhwat yang belum memiliki suami, semestinya anda terus menggali potensi untuk meningkatkan kualitas diri. Adapun tuntunan dari Rasulullah agar menjadi seorang wanita pilihan:

1. Taat

Seorang gadis yang biasanya taat kepada orang tua, akan mudah taat pada suami ketika menikah nanti.

2. Enak Dipandang

Tidak harus cantik, dengan mengoptimalkan potensi yang dimilikinya seorang wanita akan membuat senang suaminya.

3. Cinta dan Pasrah

Seorang pria tentu berharap mendapat seorang istri yang mampu mencintai sepenuh hati dan bersikap pasrah. Wanita yang dalam berbuat dan bertingkah laku selalu berupaya menyenangkan suami dam menjauhi hal-hal yang mendatang kebenciannya.

4. Suka membantu

Wanita shalihah adalah yang selalu mengajak suaminya pada kebaikan agama dan dunianya. Bukannya memberatkan, namun justru mengingatkan suami untuk selalu berlaku taat pada Allah SWT, serta memberikan saran dan pendapat demi kemajuan sang suami.

Walaupun kita tidak mendapatkan pasangan ketika di dunia, tetapi kalau kita ahli ibadah Insya Allah akan mendapatkan pasangan ketika di akhirat kelak. Amien.

di salin jon kepri minggu 19 juli 2009, 27 rajab 1430 H

Menikah dengan Mencari Sendiri

Menikah dengan Mencari Sendiri

Hudzaifah.org - Bagaimana kalau ada peserta halaqah yang menikah dengan cara mencari sendiri pasangannya? Ada tiga cara yang dapat ditempuh peserta halaqah untuk menikah…

1. Meminta bantuan murobbi untuk mencarikan jodohnya
2. Meminta bantuan ikhwah lain untuk mencarikan jodohnya
3. Mencari jodoh sendiri

Jadi menikah dengan cara mencari jodoh sendiri dibenarkan selama hal tersebut tetap memperhatikan rambu-rambu berikut:

1. Tidak boleh ada pendekatan yang sifatnya langsung, apalagi pacaran. Contohnya mengobrol dengan calon jodohnya yang sifatnya pribadi, baik melalui telpon, SMS (Short Message Service), chatting, e-mail atau temu muka langsung. Apalagi sampai berdua-duaan (pacaran). Yang dibolehkan hanya sebatas mengenal calonnya secara fisik dan mengenal sedikit riwayat hidupnya melalui informasi orang lain.

2. Mencari sendiri di sini pengertiannya bukan berarti boleh jalan sendiri. Peserta harus tetap minta izin (bukan sekedar memberi tahu) kepada murobbi. la harus meminta pendapat murobbi tentang calon yang diinginkannya.

3. Jika murobbi keberatan terhadap calon tersebut, peserta harus memperhatikan dengan serius keberatan murobbi-nya. Jangan sampai peserta memaksakan kehendaknya dan mengabaikan keberatan murobbinya dengan alasan dialah yang akan menikah. Pernikahan bagi aktivis dakwah bukanlah bernilai pribadi, tapi bernilai amal jama’i. Pernikahan dalam rangka membangun masyarakat Islam, sehingga tidak boleh seorang aktivis menikah dengan cara semau sendiri.

4. Jika murobbi setuju dengan calon tersebut, proses ta’amf (perkenalan), khitbah (melamar) dan akad nikah harus tetap dijalankan sesuai dengan nilai-nilai Islam. Untuk itu, peserta perlu secara intensif melaporkan/mengkonsultasikan jalannya proses pernikahannya kepada murobbi. Murobbi sebaiknya memberikan masukan terhadap proses pernikahan peserta dan membantu semampunya.

[ Menikah adalah bagian dari membangun masyarakat Islam. Karena itu, tidak boleh seorang aktivis menikah dengan semaunya sendiri ]


By : Satria Hadi Lubis

Sekilas Tentang Proses Ta'aruf

Sekilas Tentang Proses Ta'aruf (1)
Oleh : Ayesha

Hudzaifah.org - Saya pernah ditanya tentang bagaimana cara mengidentifikasi akhawat yang “asli” di zaman sekarang? Karena kini banyak akhawat berjilbab panjang namun kok masih titik-titik. Padahal ikhwah aktivis da’wah yang haraki inginkan pendamping yang haraki pula.

Nah, disinilah manfaat ta’aruf, agar kita tidak terjebak pada ghurur. Ta’aruf bukan sekedar formalitas saja namun benar-benar dilaksanakan untuk saling mengenal, mencari informasi akhlak, kondisi keluarga, saling menimbang, dsb. Permasalahan sesungguhnya bukanlah pada akhawat “yang asli” atau “tidak asli” namun terkait kepada pemahaman kita bahwa hanya Allah sajalah yang mengetahui kadar keimanan seseorang, terlepas dari penampilannya. Walau pemakaian jilbab adalah juga cermin keimanan.

Pemahaman
“Perempuan-perempuan yang keji adalah untuk yang keji pula dan laki-laki yang keji untuk wanita-wanita yang keji, sedangkan wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik juga diperuntukkan bagi perempuan-perempuan yang baik….” “(QS.24:26)

Ayat di atas adalah janji Allah kepada hamba-hamba-Nya. Berdasarkan ayat tersebut, Allah swt telah menetapkan perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, demikian pula sebaliknya. Jadi kita tak perlu khawatir akan mendapatkan pendamping yang tak sekufu agamanya karena sesungguhnya semuanya bermula dari diri kita sendiri. Sudahkah kita beragama dengan baik? Bagaimana kadar keimanan kita?

Identifikasi
1. Akhlak
Akhawat berjilbab panjang dan lebar belum tentu lebih baik dari yang berjilbab biasa-biasa saja. (maksudnya, “biasa-biasa “ tapi tetap mencukupi kriteria syar’i jilbab). Menilai baik tidaknya agama seseorang tidak bisa dilihat dari panjangnya jilbab, tidak bisa dilihat dari banyaknya shalat, rajinnya puasa, gelar hajjah, dan sebagainya. Karena banyak orang yang rajin shalat tapi suka ghibah, berpuasa tapi durhaka pada orang tua, bergelar hajjah tapi tidak amanah.

Agama bukan pula diidentifikasikan dari luasnya pengetahuan agama (tsaqofah). Karena banyak missionaris yang pengetahuan agamanya lebih luas dibandingkan umat Islam sendiri. Agama bukan pula dilihat dari banyaknya hafalan Al Qur’an karena Snouck Hongruje pun, khatam hafalan Qur’an.

Ukuran agama adalah akhlak. Iman itu adanya di dalam hati. Dan tentu saja tak ada yang mengetahuinya kecuali Allah namun iman yang benar-benar menyala di dalam hati, cahayanya pasti akan memancar keluar, yaitu dalam bentuk akhlak. Pancaran cahaya keimanan inilah yang harus kita cari. Rasulullah saw bersabda : Sesungguhnya seorang hamba yang berakhlak baik akan mencapai derajat dan kedudukan yg tinggi di akhirat, walaupun ibadahnya sedikit. “

Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw bersabda mengenai wanita ahli ibadah yang masuk neraka karena menyiksa seekor kucing hingga mati. Dan di hadits lainnya, ada wanita pelacur yang masuk surga karena memberi minum seekor anjing yg kehausan. Ini menandakan bahwa tak ada yang mengetahui kebaikan hakiki seseorang karena taqwa itu adanya di sini (di hati). Umat Nabi Muhammad itu seperti air hujan yang tak dapat diketahui mana yang lebih baik, awalnya atau akhirnya.

Ingatlah kisah Nabi Daud ketika sedang bersama murid-muridnya dalam sebuah halaqah dan kemudian datang seorang laki-laki yang baik pakaiannya, terlihat sangat sholeh hingga membuat murid-murid Nabi Daud bersimpati dan kagum. Namun ternyata ia adalah seorang munafiq dan Nabi Daud mengetahui hal itu dari akhlaknya saat orang tersebut memasuki masjid dengan kaki kiri, tangisannya di depan umum, dan ucapan salamnya kepada halaqah yang sudah dimulai.

2. Hati yg Lembut.
Salah satu ciri jundullah adalah, “Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa diantara kamu yg murtad dari agamanya maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang-orang yang mu’min, bersikap keras terhadap orang-orang kafir……..”

Kepada saudaranya yang mu’min ia akan berkasih sayang, saling menasehati dan tidak akan merendahkan saudaranya seiman. Hati yang lembut dapat terlihat dari keridhoannya menerima kebenaran (Al Haq). Ia akan mudah untuk menerima nasehat dan segera memperbaiki kesalahannya. Hati yang keras tidak akan rela untuk menerima nasehat dan terus berkubang dalam kesalahan. Hati yang lembut dapat mencegah mulut dan tangannya dari menzalimi orang lain.

Syarat Seorang Informan
Untuk mengetahui akhlak akhawat/ikhwan, tentu kita harus menanyakannya kepada orang lain. Ini dikarenakan kita tidak mengenal baik akhawat/ikhwan tersebut. Lalu kepada siapakah kita bertanya? Tanyakanlah kepada orang-orang terdekatnya. Namun orang yang terdekat ini bukanlah sembarang orang. Di bawah ini adalah tips dari Umar bin Khattab untuk mengetahui apakah orang tersebut benar-benar mengenal akhwat/ikhwan yang dimaksud. Yaitu :
1. Ia sudah melakukan mabit atau safar dengan akhwat tersebut sehingga mengetahui persis akhlaknya.
2. Ia sudah melakukan hubungan finance (muamalah) dengan akhwat tersebut sehingga dapat terlihat apakah ia amanah.
3. Ia sudah menyaksikan akhwat tersebut menahan amarah karena ketika orang marah akhlak aslinya akan terlihat, baik ataukah buruk.

Niat Mempengaruhi Keberkahan
Wanita dinikahi karena empat perkara : Kecantikan, nasab, harta, agama. Namun pilihlah karena agamanya agar berkah kedua tanganmu. Tidaklah salah bila para ikhwan menentukan standar atau kriteria calonnya. Namun hendaknya kriteria tersebut proporsional, tidak muluk dan jangan mempersulit diri sendiri. Mengharapkan sosok yang sempurna dan super ideal sangatlah jarang bahkan mungkin tidak ada. Dan bila sampai kesempurnaan yg dicari tidak ditemukan pada sosok sang kekasih, maka akan menimbulkan kekecewaan. Sesungguhnya ketidaksempurnaan adalah wujud kesempurnaan. Syukurilah karunia-Nya, jangan terlalu banyak menuntut. Jadikan diri kita bermanfaat bagi orang lain. Bukankah pernikahan itu seperti pakaian yang saling melindungi dan menutupi kekurangan. Saling menerima kelebihan dan kekurangan. “Sesungguhnya amal dinilai berdasarkan niatnya.“
Asy Syahid Imad Aqil, mujahid Palestina pernah berkata : “ Riya lebih aku takuti dari tentara-tentara Israel.“ Dan pepatah mengatakan “ Tentara terdepanmu adalah keikhlasan. “

Rasulullah saw bersabda : “ Barangsiapa yang menikahi seorang wanita karena ingin menutupi farjinya dan mempererat silaturahmi maka Allah akan memberikan barakah-Nya kepada keduanya (suami isteri ) “

Istikharah
Jangan lupa istikharah untuk mendapatkan kemantapan. Seperti sebuah bait puisi, "Bariskan harapan pada istikharah sepenuh hati ikhlas. Relakan Allah pilihkan untukmu. Pilihan Allah tak selalu seindah inginmu, tapi itu pilihan-Nya. Tak ada yang lebih baik dari pilihan Allah. Mungkin kebaikan itu bukan pada orang yang terpilih itu, melainkan pada jalan yang kaupilih. Atau mungkin kebaikan itu terletak pada keikhlasanmu menerima keputusan Sang Kekasih Tertinggi. Kekasih tempat orang-orang beriman memberi semua cinta dan menerima cinta."


di salin oleh jon kepri 27 rajab 1430 H, minggu 19 juli 20

Peristiwa selama Mi'raj


1. Nabi Muhammad saw. melihat Jin Ifrit yang membuntuti beliau dengan membawa obor. Setiap kali beliau menoleh, beliau melihatnya. Kemudian malaikat Jibril berkata, "Maukah Tuan saya ajari doa yang apabila tuan membacanya, maka obornya akan padam dan masuk ke dalam mulutnya?" Rasulullah saw. bersabda, "Baik!". Lalu malaikat Jibril berkata, "Ucapkan:

اَعُوْذُ بِوَجْهِ اللّهِ الْكَرِيْمِ وَبِكَلِمَاتِ اللّهِ التَّمَّاتِ الَّتِيْ لاّ يُجَاوِزُهُنَّ بَرٌّ وَلاَ فَاجِرٌ مِنْ شَرِّ مَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَآءِ وَمِنْ شَرِّ مَا يَعْرُجُ فِيْهَا وَمِنْ شَرِّ مَا ذَرَاَ فِى الأَرْضِ وَمِـنْ شَرِّ مَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمِنْ فِتَنِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَمِنْ طَوَارِقِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ إِلاَّ طَارِقًـــــا يَطْرُقُ بِخَيْرٍ يَّا رَحْمنُ .

Aku berlindung dengan wajah Allah Yang Maha Mulia dan dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna yang tidak ada orang yang baik dan tidak pula orang yang durhaka dapat melampauinya, dari kejahatan apa saja yang turun dari langit dan dari kejahatan apa saja yang naik ke langit; dari kejahatan apa saja yang masuk ke dalam bumi dan dari kejahatan apa saja yang keluar dari bumi; dari fitnah-fitnah di waktu malam hari dan di waktu siang hari; dari bencana-bencana dari malam hari dan siang hari, kecuali bencana yang datang dengan kebaikan, wahai Dzat Yang Maha Penyayang!

Setelah Nabi Muhammad saw. membaca doa tersebut, maka jin Ifrit yang membuntuti beliau jatuh tersungkur dan obornya padam.

Peristiwa di atas memberi pelajaran kepada kita sekalian, bahwa sewaktu kita sedang melaksanakan tugas, terkadang datang gangguan dari jin yang datang dengan sendirinya maupun yang disuruh oleh orang lain untuk menggagalkan usaha kita. Oleh karena itu agar kita selamat dari gangguan tersebut, maka do'a yang diajarkan oleh malaikat Jibril tersebut perlu kita baca setiap kali kita akan melakukan tugas.

2. Nabi melihat kaum yang menanam tanaman pada suatu hari dan pada hari itu pula tanaman tersebut dapat dipanen. Dan setiap kali dipanen, buahnya kembali lagi seperti semua. Setelah ditanyakan kepada malaikat Jibril beliau mendapat jawaban bahwa apa yang beliau lihat itu adalah gambaran dari orang-orang yang berjuang untuk membela agama Allah. Amal baik mereka dilipatkan gandakan sampai 700 kali. Dalam surat Saba' ayat 39, Allah swt. berfirman:

.وَمَآ أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهً ... الآية .

... Dan barang apa saja yang kamu infakkan (dermakan), maka Allah akan menggantinya ...

3. Nabi Muhammad saw. mencium bau harum. Setelah ditanyakan kepada malaikat Jibril tentang bau apakah yang tercium oleh Nabi Muhammad saw. tersebut; beliau mendapat jawaban bahwa bau tersebut adalah bau dari Masyithah beserta suami dan kedua anaknya yang dibunuh oleh raja Fir'aun dari Mesir yang mengaku sebagai Tuhan, karena mempertahankan imannya dan mengingkari ketuhanan Fir'aun.

Masyithah adalah tukang menata rambut dari anak perempuan Fir'aun. Pada suatu hari, ketika Masyithah sedang menyisir rambut anak perempuan raja Fir'aun, sisirnya jatuh dan Masyithah mengucapkan:

بِسْمِ اللهِ تَعِسَ فِرْعَوْنُ

Dengan nama Allah, rugi si Fir'aun.

Mendengar ucapan Masyithah tersebut, maka terjadilah dialog antara anak perempuan Fir'aun dengan Masyithah sebagai berikut:

· Anak Fir'aun: "Apakah engkau mempunyai Tuhan selain ayahku ?"

· Masyithah: "Ya!"

· Anak Fir'aun: "Apakah engkau berani pernyataanmu ini saya beritahukan kepada ayahku?"

· Masyithah: "Berani!"

Setelah anak Fir'aun memberitahukan kepada ayahnya tentang pernyataan Masyithah, maka Masyithah pun dipanggil oleh Fir'aun, lalu terjadi dialog sebagai berikut:

· Fir'aun: "Apakah engkau mempunyai Tuhan selain aku ?".

· Masyithah: "Ya, Tuhanku dan Tuhan tuan adalah Allah !".

Mendengar jawaban tersebut Fir'aun pun menyuruh agar suami dan kedua anak Masyithah dihadapkan kepadanya. Setelah mereka menghadap, Fir'aun membujuk Masyithah beserta suaminya agar keduanya meninggalakan agamanya (agama tauhid) dan mengakui Fir'aun sebagai Tuhan. Setelah bujuk rayu Fir'aun ditolak oleh keduanya, maka Fir'aun berkata kepada keduanya:

"Jika kalian berdua menolak permintaanku, maka aku akan membunuh kalian berdua beserta anak-anak kalian!".

Masyithah menjawab: "Terserah, mana tindakan yang baik menurut tuan terhadap kami. Dan jika tuan membunuh kami, kami minta agar kami sekeluarga dikubur dalam satu rumah!".

Fir'aun berkata: "Baik, permintaanmu akan kami kabulkan!" Kemudian Fir'aun memerintahkan untuk menyiapkan sebuah wajan besar penuh dengan minyak. Setelah wajan tersebut dipanaskan dan medidih, anak Masyithah yang besar dimasukkan lebih dahulu, sedang Masyithah beserta suaminya dan anaknya yang masih berumur tujuh bulan disuruh menyaksikan, dengan harapan agar Masyithah berubah pendiriannya. Kemudian suami Masyithah mendapat giliran yang kedua. Setelah giliran sampai pada Masyithah dan anaknya yang masih menetek, tiba-tiba anak Masyithah yang masih menetek berkata dengan fasih kepada ibunya: "Janganlah ibu ragu-ragu untuk mati membela kebenaran; masuklah ke dalam wajan!". Kemudian Masyithahpun dilemparkan ke dalam wajan tersebut beserta anaknya.

Dalam ajaran Islam dikenal ada empat orang bayi yang masih dalam gendongan yang dapat berbicara dengan fasih, yaitu anak Masyithah ini, saksi Nabi Yusuf as. atas perbuatan Zulaikha, saksi atas kebersihan Kyai Juraij dari perbuatan zina, dan Nabi Isa as. sewaktu ibunya dituduh oleh orang-oarang Yahudi telah berbuat zina.

4. Nabi Muhammad saw. melihat kaum yang membentur-benturkan kepala mereka pada batu sehingga kepala mereka itu pecah. Dan setiap kali kepala mereka pecah, maka pulih kembali, lalu mereka benturkan kembali. Pekerjaan tersebutmereka lakukan terus-menerus tanpa berhenti. Nabi Muhammad saw. mendapat jawaban dari malaikat Jibril atas pertanyaan beliau, bahwa perbuatan tersebut adalah gambaran dari siksaan yang akan diberikan di hari kiamat kepada orang-orang yang malas melakukan shalat wajib dan sering mengakhirkan dari waktunya.

5. Nabi Muhammad saw. melihat kaum yang pergi berombongan seperti kawanan unta dan kambing yang pergi ke tempat penggembalaan dalam keadaan telanjang. Hanya kemaluan dan dubur mereka saja yang tertutup dengan secarik kain. Mereka makan kayu berduri yang sangat busuk baunya (kayu dlari'), buah zaqqum (buah tetumbuhan yang sangat pahit) dan bara serta batu-batu dari nereka Jahannam. Malaikat Jibril menerangkan bahwa kaum tersebut adalah gambaran dari ummat Nabi Muhammad saw. yang tidak mau membayar zakat, baik zakat wajib maupun zakat sunnat. Allah swt. sama sekali tidak menganiaya mereka; tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.

6. Nabi Muhammad saw. melihat kaum yang menghadapi dupa potong daging. Yang sepotong daging yang telah masak dalam sebuah kendil, sedang yang sepotong lagi daging mentah yang busuk. Kaum tersebut melahap daging mentah yang busuk serta meninggalkan daging yang telah masak. Kaum tersebut adalah gambaran dari ummat Nabi Muhammad saw. yang telah mempunyai isteri yang halal dan baik, tetapi mereka mendatangi pelacur dan tidur bersama pelacur sampai pagi; dan gambaran dari para wanita yang telah mempunyai suami yang halal dan baik, tetapi mereka mendatangi laki-laki hidung belang dan tidur bersamanya sampai pagi.

7. Nabi Muhammad saw. melihat kayu yang melintang di tengah jalan, sehingga tidak ada pakaian atau lainnya yang melewatinya, kecuali kayu tersebut menyobekkannya. Keadaan tersebut adalah sebagai gambaran dari ummat Nabi Muhammad saw. yang suka duduk-duduk di jalanan sehingga mengganggu kelancaran lalu lintas. Setelah menjawab pertanyaan Nabi Muhammad saw. malaikat Jibril membaca ayat Al Qur'an yang tersebut dalam surat Al A'raf ayat 86 yang antara lain berbunyi sebagai berikut:

وَلاَ تَقْعُدُوْا بِكُلِّ صِرَاطٍ تُوْعِدُوْنَ وَتَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِ اللّهِ ... الآية .

Dan janganlah kamu duduk di tiap-tiap jalan dengan menakut-nakuti dan menghalang-halangi orang yang beriman dari jalan Allah ....

8. Nabi Muhammad saw. melihat orang laki-laki yang berenang di sungai darah dengan menelan batu. Ini adalah gambaran dari orang yang memakan riba.

9. Nabi Muhammad saw. melihat orang laki-laki yang mengumpulkan kayu bakar. Laki-laki tersebut tidak kuat membawanya; akan tetapi jumlah kayu bakar tesebut tidak dikurangi, melainkan ditambahi. Ini adalah gambaran dari ummat Nabi Muhammad saw. yang memangku tugas atau jabatan rangkap. Dia tidak mampu menunaikan amanat-amanat dari tugas-tugas dan jabatan-jabatan tersebut, akan tetapi masih mau menerima tugas dan jabatan lainnya.

10. Nabi Muhammad saw. melihat kaum yang mengguntingi lidah dan bibir mereka dengan gunting besi. Setiap kali lidah dan bibir mereka digunting, maka lidah dan bibir tersebut kembali seperti sedia kala. Mereka melakukan hal tersebut terus menerus tanpa berhenti. Ini adalah ibarat dari tukang-tukang khutbah yang menimbulkan fitnah, yaitu tukang-tukang khutbah dari ummat Nabi Muhammad saw. yang meng-khutbahkan apa yang mereka sendiri tidak melakukannya.

11. Nabi Muhammad saw. melihat kaum yang mempunyai kuku-kuku dari logam. Mereka mencakari muka dan dada mereka dengan kuku tersebut. Ini adalah ibarat orang-orang yang senang menggunjing (ngrasani-Jw.) orang lain dan melecehkan kehormatan orang lain.

12. Nabi Muhammad saw. melihat sapi jantan yang besar keluar dari lubang yang kecil. Sapi tersebut ingin masuk kembali ke dalam lubang tempat ia keluar, akan tetapi tidak dapat. Ini adalah ibarat dari orang yang mengucapkan omongan yang besar, kemudian dia menyesalinya, tetapi tidak dapat menarik kembali omongan tersebut.

13. Nabi Muhammad saw. mendengar panggilan dari arah kanan: "Wahai Muhammad, pandanglah aku; aku akan meminta kepadamu !". Nabi Muhammad saw. tidak menjawab, kemudian malaikat Jibril menerangkan kepada Nabi Muhammad saw.: "Panggilan tadi adalah panggilan dari orang-orang Yahudi. Andaikata tuan memenuhi panggilan terseubt, niscaya ummat tuan akan memeluk agama Yahudi!".

14. Nabi Muhammad saw. mendengar panggilan dari arah kiri: "Wahai Muhammad, pandanglah aku; aku akan meminta kepadamu !". Nabi Muhammad saw. tidak menjawab, kemudian malaikat Jibril berkata kepada beliau: "Panggilan tadi adalah panggilan dari orang-orang Nasrani. Seandainya tuan memenuhi panggilannya, niscaya ummat tuan akan memeluk agama Nasrani!".

15. Nabi Muhammad saw. melihat wanita yang terbuka kedua lengan bawahnya dan memakai segala macam perhiasan. Wanita tersebut berkata: "Wahai Muhammad, pandanglah aku; aku akan meminta kepadamu !". Nabi Muhammad saw. tidak menolehnya. Setelah Nabi Muhammad saw. bertanya kepada malaikat Jibril tentang siapakah wanita tersebut, maka malaikat Jibril menjawab: "Itulah dunia!; jika tuan memenuhi panggilannya, niscaya ummat tuan lebih mementingkan dunia dari pada akhirat.

16. Nabi Muhammad saw. bertemu dengan seorang tua yang mengajak beliau untuk menyimpang dari jalan yang akan dilaluinya sambil berkata: "Kemari Muhammad !". Malaikat Jibril berkata: "Terus lurus Muhammad !". Nabi Muhammad saw. bersabda kepada Jiril: "Siapakah dia ?". Jibril menjawab: "Dia adalah Iblis, musuh Allah, yang menginginkan agar tuan cenderung kepadanya !".

17. Nabi Muhammad saw. bertemu dengan seorang wanita tua di pinggir jalan memanggil Nabi saw.: "Wahai Muhammad, pandanglah aku; aku akan meminta kepadamu !!". Malaikat Jibril berkata bahwa wanita tua itu adalah gambaran dari umur dunia yang tidak lagi tersisa kecuali seperti sisa umur dari wanita tua tersebut.

Ketujuhbelas pengalaman yang dilihat oleh Nabi Muhammad saw. selama dalam perjalanan isra' tersebut adalah memberikan pelajaran kepada kita sekalian bahwa dalam usaha menuju kebahagiaan yang sejati, kita akan menemui problem-problem yang harus kita selesaikan dengan sebaik-baiknya menurut petunjuk yang telah diberikan oleh Allah swt. kepada kita sekalian.

Setelah Nabi Muhammad saw. selesai shalat berjama'ah dengan arwah para Nabi terdahulu dan minum susu, maka beliaupun naik kendaraan yang akan membawa beliau ke suatu tempat yang disebut dengan Mustawan dengan menyinggahi tujuh planet, dengan dikawal oleh malaikat Jibril dan dua orang malaikat lainnya. Planet-planet yang disinggahi Nabi Muhammad saw.:

  1. Planet pertama. Di sini Nabi Muhammad saw. dipertemukan dengan Nabi Adam as. yang ahli dalam bidang pendidikan.
  2. Planet kedua. Di sini Nabi Muhammad saw. dipertemukan dengan:
    • Nabi Isa as. yang ahli dalam bidang kesehatan.
    • Nabi Yahya sa. yang ahli dalam bidang pengajaran.
  3. Planet ketiga. Di sini Nabi Muhammad saw. dipertemukan dengan Nabi Yusuf as. yang ahli dalam bidang ekonomi. Beliaulah yang pernah berhasil menyelamatkan perekonomian dunia sewaktu dilanda oleh paceklik selama tujuh tahun.
  4. Planet keempat. Di sini Nabi Muhammad saw. dipertemukan dengan Nabi Idris as. yang ahli dalam bidang kerajinan tangan, produksi dan industri. Beliaulah orang yang pertama kali menemukan tulisan dan pakaian berjahit.
  5. Planet kelima. Di sini Nabi Muhammad saw. dipertemukan dengan Nabi Harun as. yang ahli dalam bidang diplomasi.
  6. Planet keenam. Di sini Nabi Muhammad saw. dipertemukan dengan Nabi Musa as. yang ahli dalam strategi dan siasat perang.
  7. Planet ketujuh. Di sini Nabi Muhammad saw. dipertemukan dengan Nabi Ibrahim as. yang ahli dalam pembangunan fisik (beliau adalah pendiri Ka'bah). Dalam pertemuan ini Nabi Ibrahim as. berpesan kepada Nabi Muhammad saw. sebagai berikut: "Muhammad, suruhlah ummatmu memperbanyak tanaman sorga; karena sorga itu tanahnya sangat subur dan luas!" Nabi Muhammad saw. bertanya: "Apakah tanaman sorga itu?" Nabi Ibrahim as. menjawab: Tanaman sorga itu adalah ucapan:

    سُبْحَانَ اللّهِ وَالْحَمْدُ لِلّهِ وَلاَ اِلهَ اِلاَّ اللَهُ وَاللّهُ أَكْبَرُ لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ

    Maha suci Allah. Segala puji bagi-Nya. Tiada Tuhan melainkan Allah dan Allah adalah Yang Maha Besar. Tiada daya untuk dapat menyingkir dari maksiat dan tiada kekuatan untuk dapat melakukan tha'at, kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.

di salin jon kepri
semoga bermanfaat