ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN ORGANISASI LEMBAGA
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPM) DI KELURAHAN BATU
SEMBILAN KECAMATAN
TANJUNGPINANG TIMUR
Oleh :
JONI SANDRA
Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas
Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang
Latar
Belakang
Keberadaan suatu organisasi tidak lepas dari adanya
suatu ide atau gagasan dari seseorang atau sekelompok orang yang
memiliki tujuan dan cita-cita yang sama. Dalam realita sosial pola kehidupan
masyarakat senantiasa dilingkupi oleh bentuk interaksi yang beranekaragam
sesuai dengan situasi, kondisi, budaya, keyakinan dan adat istiadat dimana
masyarakat itu berada. Pola interaksi sosial yang terjadi antar individu
kemudian menjadi suatu kelompok dalam masyarakat akan melahirkan suatu
organisasi sosial yang disepakati bersama. Dimana
sebuah organisasi merupakan wadah daripada sekelompok orang yang mengadakan
kerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam menjalankan organisasi perlu
adanya kesepakatan antara pimpinan dan bawahan sehingga melahirkan
strategi-strategi untuk menjalankan sebuah organisasi.
Bisa dipahami
bahwa strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (meningkat) dan terus-menerus serta dilakukan
berdasarkan sudut pandang tentang apa yang seharusnya kita kerjakan. Dengan
demikian strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan
dimulai dengan apa yang terjadi. Strategi dapat berada dan berlaku pada semua
jenis organisasi dalam melakukan program kerja dalam sebuah organisasi. Pada hakikatnya
strategi adalah cara berpikir manusia secara sistematis. Untuk dapat bertahan organisasi
harus mampu mengarahkan warganya agar dapat beradaptasi dengan baik dan bahkan
agar mampu memanfaatkan dampak positif dari berbagai pembaruan tersebut dengan
pengembangan diri dan pengembangan organisasi.
Pengembangan
Organisasi dikatakan sebagai instrumen ilmiah dalam meningkatkan efektivitas
dan kesehatan organisasi karena Pengembangan Organisasi mengandung unsur-unsur:
terencana, mencakup seluruh organisasi, berdampak jangka panjang, melibatkan
manajemen puncak dan menggunakan berbagai bentuk intervensi berdasarkan
pendekatan keprilakuan (Siagian, 2004:3).
Dapat dipahami
bahwa Pengembangan organisasi merupakan suatu proses penilaian sendiri dan
perubahan berencana atas dasar sistem nilai tertentu yang mencakup strategi
tertentu yang bertujuan untuk meningkatkan efektifitas dan kesehatan suatu
sistem organisasi secara keseluruhan.
Organisasi LPM dalam
menjalankan tugas pokok dan fungsinya berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 5 tahun 2007 tentang penataan Lembaga Kemasyarakatan yang sifatnya masih
pengaturan secara umum. Termasuk LPM Kelurahan Batu Sembilan berdasarkan
Permendagri tersebut dan belum ada Peraturan Daerah Pemerintah Kota
Tanjungpinang yang mengatur LPM secara khusus untuk menjabarkan diundangkannya Permendagri
tersebut agar mudah dipahami. Dibentuknya organisasi LPM perlu mendapatkan perhatian
dan pengaturan secara khusus sesuai dengan kondisi daerahnya masing-masing yang
berorientasi pada proses pengembangan organisasi agar terwujudnya efektifitas
dan kesehatan organisasi yang kemudian berjalan dinamis dan produktif.
Berdasarkan
Permendagri No. 5 tahun 2007 tentang penataan Lembaga Kemasyarakatan dalam Bab.I
pasal 1 ayat 13 menjelaskan bahwa Lembaga Pemberdayaan Masyarakat untuk
selanjutnya disingkat LPM adalah Lembaga atau wadah yang dibentuk atas prakarsa
masyarakat sebagai mitra Pemerintah Kelurahan dalam menampung dan mewujudkan
aspirasi serta kebutuhan masyarakat dibidang pembangunan. Dalam Bab
IV Pasal 8 menjelaskan bahwa LPM mempunyai tugas menyusun rencana
pembangunan secara partisipatif, menggerakkan swadaya gotong-royong masyarakat,
melaksanakan dan mengendalikan pembangunan. Dalam Pasal 9 dijelaskan LPM Kelurahan atau sebutan nama lain dalam
melaksanakan tugas mempunyai fungsi yaitu:
- Penampungan dan penyaluran aspirasi
masyarakat dalam pembangunan;
- Penanaman dan pemupukan rasa
persatuan dan kesatuan masyarakat dalam kerangka memperkokoh Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
- Peningkatan kualitas dan percepatan
pelayanan pemerintah kepada masyarakat;
- Penyusunan rencana, pelaksanaan,
pelestarian dan pengembangan hasil-hasil pembangunan secara partisipatif;
- Penumbuhkembangan dan penggerak
prakarsa, partisipasi, serta swadaya gotong royong masyarakat; dan
- Penggali, pendayagunaan dan
pengembangan potensi sumber daya alam serta keserasian lingkungan hidup.
Berdasarkan
hasil penelitian Pradana (2009:75) dengan judul penelitian Efektivitas
Organisasi LPM di Kelurahan Kampung Bulang menyimpulkan bahwa secara
organisatoris LPM Kelurahan Kampung Bulang belum efektif dilihat dari aspek
rangkap jabatan organisasi, menjalankan tugas pokok dan fungsinya, proses perencanaan,
hubungan kerjasama dan belum adanya dinamika organisasi.
Untuk itu dalam upaya
menjadikan LPM Kelurahan Batu Sembilan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya
hingga berjalan dinamis dan produktif sebagai mitra kerja Pemerintah Kelurahan
peneliti tertarik melakukan penelitian Pengembangan Organisasi LPM di Kelurahan
Batu Sembilan Kecamatan Tanjungpinang Timur.
Dasar dilakukan
penelitian ini dilatarbelakangi beberapa permasalahan yang ada pada Organisasi
LPM Kelurahan Batu Sembilan yaitu: Pertama,
LPM dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya berdasarkan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 5 tahun 2007 dan belum adanya Peraturan Daerah Kota
Tanjungpinang yang mengatur LPM secara khusus. Kedua, belum terjadinya regenerasi kepengurusan LPM secara integral
dan dinamis sejak pergantian Pemerintahan Desa ke Pemerintahan Kelurahan, karena
mayoritas kepengurusan LPM Kelurahan Batu Sembilan berasal dari kepengurusan LKMD
yang kemudian berubah nama menjadi BPD. Ketiga,
Secara nasional Organisasi LPM terdapat disetiap Kelurahan dan dilihat secara
komprehensif Organisasi LPM bersifat homogen, karena memiliki sifat-sifat yang
relatif sama antar satu sama lainnya.
Berdasarkan uraian
dalam latar belakang tersebut, maka menurut hemat penulis perlu dilakukan upaya
Pengembangan Organisasi Lembaga Pemberdayaan Masyarakat di Kota Tanjungpinang khususnya
di Kelurahan Batu Sembilan Kecamatan Tanjungpinang Timur yang berorientasi pada
efektifitas dan kesehatan organisasi. Untuk itu agar keberadaan LPM ini berjalan
sesuai dengan harapan dan kenyataan awal dibentuknya LPM, maka penulis tertarik
melakukan penelitian tentang Analisis
Penerapan Strategi Pengembangan Organisasi Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
(LPM) di Kelurahan Batu Sembilan Kecamatan Tanjungpinang Timur.
Kerangka Teoritis
1)
Pengertian
Strategi
Strategi menurut
Miftahuddin (2005:68) adalah pola tujuan, kebijakan, program, tindakan,
keputusan atau alokasi sumber daya yang menegaskan bagaimana organisasi, apa
yang dikerjakan organisasi, mengapa organisasi harus mengerjakan hal itu.
Strategi
menurut Hax dan Majluf (dalam Salusu, 2008:100) yaitu:
a. suatu
pola keputusan yang konsisten, menyatu dan integral;
b. menentukan
dan menampilkan tujuan organisasi dalam artian sasaran jangka panjang, program
bertindak dan prioritas alokasi sumber daya;
c. menyeleksi
bidang yang akan digeluti organisasi;
d. mencoba
mendapatkan keuntungan yang mampu bertahan lama, dengan memberikan respon yang
tepat terhadap peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal organisasi dan
kekuatan serta kelemahannya;
e. melibatkan
semua tingkat hirarki dari organisasi.
Menurut Triton
(2007:17) Strategi adalah sekumpulan pilihan kritis untuk perencanaan dan
penerapan serangkaian rencana tindakan dan alokasi sumberdaya yang penting
dalam mencapai tujuan dasar dan sasaran, dengan memperhatikan keunggulan
kompetitif, komparatif dan sinergis yang ideal berkelanjutan, sebagai arah,
cakupan dan perspektif jangka panjang keseluruhan yang ideal dari individu atau
organisasi.
Sependapat
dengan beberapa pendapat tersebut Wahyudi (1996:17) menjelaskan bahwa strategi
merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan organisasi dengan memenuhi sifat-sifat
dari suatu strategi yaitu:
a) Menyatu
(unified) yaitu menyatukan seluruh
bagian-bagian dalam organisasi;
b) Menyeluruh
(comprehensive) yaitu mencakup seluruh
aspek dalam organisasi;
c) Integral
(integrated) yaitu seluruh strategi
akan cocok/sesuai dari seluruh tingkatan (corporate,
business and functional).
Berdasarkan
beberapa definisi para ahli tentang strategi tersebut bisa dikatakan bahwa
hakikatnya strategi adalah cara berpikir manusia secara sistematis dan
komprehensif yang berorientasi pada pencapaian tujuan organisasi.
2)
Pengertian
Pengembangan Organisasi
Menurut Wursanto
(2003:319) Pengembangan Organisasi
(organization development) merupakan usaha yang dilakukan secara berencana,
terus-menerus meliputi organisasi keseluruhan untuk meningkatkan efektivitas
dan kesehatan organisasi dengan menerapkan asas-asas dan praktek yang dikenal
dalam kegiatan organisasi.
Menurut Beckhart
Pengembangan Organisasi adalah suatu usaha berencana mencakup organisasi secara
keseluruhan dan dikelola dari atas, untuk meningkatkan efektivitas dan
kesehatan organisasi melalui pendekatan berencana terhadap proses yang terjadi
dalam organisasi dengan mempergunakan pengetahuan ilmu perilaku (dalam
Indrawijaya, 1983:38).
Pengembangan
Organisasi menurut French (dalam Indrawijaya, 1983:39) merupakan suatu usaha
jangka panjang untuk meningkatkan kecakapan suatu organisasi dalam memecahkan
persoalan dan kemampuannya untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang
terjadi pada lingkungannya melalui bantuan dari konsultan (agen pembaharu) baik
yang berasal dari luar/dalam.
Menurut Beach
(dalam moekijat, 2005:1-2) bahwa Organization
Development is a complex educational strategy designed to increase
organizational effectiveness and health through planned intervention by a consultant
using theory and techniques of applied behavioral science. (Pengembangan
Organisasi adalah suatu strategi pendidikan yang komplek direncanakan untuk
meningkatkan keefektifan dan kesehatan organisasi melalui campur tangan yang
direncanakan oleh seorang konsultan dengan menggunakan teori dan teknik-teknik
ilmu perilaku terapan).
Lebih lanjut menurut
Terry (dalam moekijat, 2005:4) mengatakan organizational
includes efforts to improve result by getting the best from employees,
individually and as members of working groups. (Pengembangan Organisasi
mencakup usaha-usaha untuk meningkatkan hasil dengan memperoleh yang paling
baik dari pegawai, baik secara individual maupun sebagai anggota kelompok
kerja).
Menurut Bennis (dalam
Sutarto, 2002:416) Pengembangan Organisasi adalah suatu jawaban terhadap
perubahan, suatu strategi pendidikan yang kompleks yang diharapkan untuk
merubah kepercayaan, sikap, nilai dan susunan organisasi, sehingga organisasi
dapat lebih baik dalam menyesuaikan dengan teknologi, pasar dan tantangan yang
baru serta perputaran yang cepat dari perubahan itu sendiri.
Menurut Siagian
(2004:3) Pengembangan Organisasi dikatakan sebagai instrumen ilmiah dalam
meningkatkan efektivitas dan kesehatan organisasi karena Pengembangan Organisasi
mengandung unsur-unsur: terencana, mencakup seluruh organisasi, berdampak
jangka panjang, melibatkan manajemen puncak dan menggunakan berbagai bentuk
intervensi berdasarkan pendekatan keprilakuan. Upaya Pengembangan Organisasi
merupakan pendekatan yang terprogram dan sistematik dalam mewujudkan perubahan,
sasaran utamanya adalah :
- Peningkatan
efektivitas organisasi sebagai suatu sistem yang terbuka;
- Mengembangkan
potensi yang mungkin masih terpendam dalam diri para anggota organisasi
menjadi kemampuan operasional yang nyata;
- Intervensi
keprilakuan dilaksanakan melalui kerja sama antara manajemen dengan para
anggota organisasi untuk menemukan cara-cara yang lebih baik demi
tercapainya tujuan individu dalam organisasi dan tujuan organisasi sebagai
keseluruhan.
Pengembangan Organisasi
mengukur prestasi suatu organisasi dari segi efektifitas dan kesehatan. Efektifitas adalah suatu tingkat
prestasi organisasi dalam mencapai tujuannya artinya kesejahteraan tujuan yang
telah ditetapkan dapat dicapai. Kesehatan organisasi adalah suatu fungsi dari
sifat dan mutu hubungan antara para individu dan organisasi yaitu hubungan yang
dinamis, fleksibilitas dan adaptabilitas.
Kesehatan Organisasi
(Siagian, 1989:229-230) bisa dilihat tingginya mortalitas organisasi maka
setiap organisasi mutlak memelihara kesehatan organisasionalnya yakni dengan :
tingginya tingkat Adaptabilitas Organisasi yaitu cara berpikir dan cara
bertindak yang kaku perlu dihindari sehingga apabila keadaan menuntut
diadakannya penyesuaian-penyesuaian tertentu atau kemampuan melihat situasi dan
kondisi yang tetap berpegang pada prinsip organisasi tersebut. Fleksibilitas Organisasi yaitu keluwesan
dalam menghadapi masalah dan dalam memegang prinsip hidup, hal ini menentukan
keberhasilan dalam mengendalikan jalannya roda organisasi. Dinamisme organisasi yaitu terlihat dalam vitalitas dan gairah
hidup disertai optimis yang wajar dan antusias dalam melaksanakan tugas dan
kewajiban yang pada gilirannya tercermin dalam produktivitas kerja yang tinggi
serta kerukunan organisasional yang ditandai oleh suasana kerjasama yang intim
dan iklim kerja yang sehat.
Siagian (2004:4)
menjelaskan Pengembangan Organisasi yang tepat adalah upaya yang menjadikan seluruh
organisasi sebagai sasaran artinya Pengembangan Organisasi bukan pendekatan
mikro terhadap perubahan. Salah satu sasaran penting dari Pengembangan
Organisasi adalah peningkatan semangat kerja dan penumbuhan perilaku yang
positif diperlukan parameter yang tepat mengukur efektivitas dan kesehatan organisasi.
Dengan kata lain ciri-ciri Pengembangan Organisasi (PO) yang efektif adalah :
- PO
merupakan suatu strategi terencana dalam mewujudkan perubahan
organisasional harus mempunyai sasaran yang jelas dan didasarkan pada
suatu diagnosis yang tepat tentang wilayah permasalahan yang dihadapi oleh
organisasi.
- PO harus
berupa kolaborasi antara berbagai pihak yang akan terkena dampak perubahan
yang terjadi artinya keterlibatan dan partisipasi para anggota organisasi
merupakan suatu keharusan mutlak.
- Program PO
menekankan cara-cara baru yang diperlukan guna meningkatkan kinerja
seluruh anggota organisasi dan semua satuan kerja dalam organisasi
terlepas dari tipe dan struktur organisasi yang diberlakukan dan
digunakan.
- PO
mengandung nilai-nilai humanistik dalam arti bahwa dalam meningkatkan
efektivitas organisasi, pengembangan potensi manusia harus menjadi bagian
yang penting.
- PO menggunakan
pendekatan kesisteman yang berarti selalu memperhitungkan pentingnya
interrelasi, interaksi, interdependensi antara berbagai satuan kerja
sebagai bagian integral dari suatu sistem yang utuh.
- PO
menggunakan pendekatan ilmiah dalam upaya meningkatkan efektivitas
organisasi.
Menurut Dessler
(dalam Moekijat, 1993:11-12) menyatakan ciri-ciri umum Pengembangan Organisasi sebagai
berikut :
1) Pengembangan
organisasi adalah suatu strategi pendidikan untuk menimbulkan perubahan
organisasi yang telah direncanakan.
2) Perubahan-perubahan
organisasi yang dituntut merupakan hasil dari suatu keadaan darurat atau
masalah luar.
3) Pengembangan
organisasi hamper selalu bertumpu pada suatu teknik yang mengandung pengalaman
yang sebenarnya.
4) Program-program
pengembangan organisasi menggunakan perantara-perantara perubahan yang hampir
selalu merupakan konsultan dari luar. Mereka menghendaki pemecahan pertentangan
yang lebih baik, pengertian yang lebih mendalam dan kepemimpinan yang lebih
peka.
Disamping itu Nigro
dan Nigro menyatakan bahwa Pengembangan Organisasi bertujuan menciptakan kemampuan
organisasi untuk memecahkan masalah-masalah secara terus-menerus (dalam
moekijat, 2005:14).
Menurut Yuill
dan Steinhoff (dalam moekijat, 2005:17) tujuan pengembangan organisasi untuk
menciptakan suasana kepercayaan, komunikasi dan keterbukaan.
Beberapa definisi
ahli tersebut memberikan penekanan pada suatu strategi sebagai usaha untuk
melakukan perubahan pada organisasi yang memberikan perhatian pada subsistem
budaya sebagai sasaran terakhir dari usaha perubahan dan penekanan akan
pentingnya pendidikan dan latihan bagi suatu usaha pengembangan organisasi.
Berdasarkan
beberapa pendapat ahli tersebut dapat dipahami bahwa Pengembangan Organisasi adalah
suatu upaya perubahan berencana yang sistematis dan berlaku secara terus-menerus
untuk memecahkan permasalahan dalam organisasi yang berorientasi pada
efektifitas dan kesehatan organisasi.
3. Pengertian Organisasi
Organisasi
Menurut Millet (dalam Sutarto, 2002:25) adalah kerangka struktur dalam mana
pekerjaan dari banyak orang dilakukan untuk pencapaian maksud bersama artinya suatu
sistem mengenai penugasan pekerjaan diantara kelompok-kelompok orang yang
mengkhususkan diri dalam tahap-tahap khusus dari suatu tugas bersama.
Menurut Schein
(dalam Sutarto, 2002:35) Organisasi adalah koordinasi yang rasional dari
aktivitas-aktivitas sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan yang jelas melalui
pembagian kerja dan fungsi melalui jenjang wewenang dan tanggungjawab.
4.
Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat
Berdasarkan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 5 tahun 2007 tentang penataan Lembaga Kemasyarakatan
pasal 1 ayat (13) menjelaskan bahwa Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) adalah
Lembaga atau wadah yang dibentuk atas prakarsa masyarakat sebagai mitra kerja Pemerintah
Kelurahan dalam menampung dan mewujudkan aspirasi serta kebutuhan masyarakat dibidang
pembangunan. Dalam Bab IV Pasal 7 Tentang Jenis Lembaga Kemasyarakatan lainnya dijelaskan
bahwa Jenis Lembaga Kemasyarakatan terdiri dari:
a.
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa
atau Kelurahan (LPMD/LPMK) atau sebutan nama lain;
b.
Lembaga Adat;
c.
TimPenggerak PKK Desa/Kelurahan;
d.
RT/RW;
e.
Karang Taruna; dan
f.
Lembaga Kemasyarakatan lainnya.
Permendagri
Nomor 5 tahun 2007 pasal 8 menjelaskan bahwa LPM mempunyai tugas menyusun
rencana pembangunan secara partisipatif, menggerakkan swadaya gotong-royong
masyarakat, melaksanakan dan mengendalikan pembangunan. Selanjutnya dalam pasal
9 dijelaskan LPM dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi sebagai berikut:
- Penampungan
dan penyaluran aspirasi masyarakat dalam pembangunan;
- Penanaman
dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat dalam kerangka memperkokoh
Negara Kesatuan Republik Indonesia;
- Peningkatan
kualitas dan percepatan pelayanan pemerintah kepada masyarakat;
- Penyusunan
rencana, pelaksanaan, pelestarian dan pengembangan hasil-hasil pembangunan
secara partisipatif;
- Penumbuhkembangan
dan penggerak prakarsa, partisipasi, serta swadaya gotong royong
masyarakat; dan
- Penggali,
pendayagunaan dan pengembangan potensi sumber daya alam serta keserasian
lingkungan hidup.
Dijelaskan dalam
Bab VI pasal 22 tentang hubungan kerja LPM dengan Pemerintah Kelurahan yaitu:
1. Hubungan
kerja LPM dengan kelurahan bersifat kemitraan, konsultatif dan koordinatif.
2. Hubungan
kerja LPM dengan Lembaga Kemasyarakatan lainnya di Kelurahan bersifat
koordinatif dan konsultatif.
3. Hubungan
kerja LPM dengan pihak ketiga di kelurahan bersifat kemitraan.
DAFTAR
PUSTAKA
BUKU-BUKU
Arikunto,Suharsimi.1996.
Prosedur Penelitian, Suatu
Pendekatan & Praktek.
Jakarta:Rineka Cipta
Bungin,HM.Burhan.2008.
Metodologi Penelitian Kuantitatif.
Jakarta : Kencana
Edward,Sallis.2006.
Total Quality Management in Education.
Jogyakarta: IRCiSoD
Esman,Milton.J.1986.Unsur-Unsur
dari Pembangunan.Jakarta:Lembaga UI-Press
Miftahuddin.2005.
Perencanaan Strategis Bagi Organisasi
Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Moekijat.1993.
Pengembangan Organisasi.Bandung:
Remaja Rosdakarya
.2005. Pengembangan Organisasi.Bandung: Mandar Maju
Moleong,Lexy
J.2001.Metode Penelitian Kualitatif.Bandung:Remaja
Rosdakarya
Nawawi,Hadari.1993.
Metode Penelitian Bidang Sosial.
Yogyakarta: UGM Press
Nazeni,Iman.2000.Mekanisme
Kerja Sistemik dalam Manajemen.
Jakarta: STIA LAN Presss
Nazir,Moh.1998.
Metode Penelitian . Jakarta: Ghalia
Indonesia
Robbins,SP
and Mary Coulter.2004. Management Edisi Bahasa Indonesia (edisi Ketujuh). Jakarta : PT Indeks Kelompok Gramedia
Salusu,J.2008.
Pengambilan keputusan strategik untuk
organisasi publik dan organisasi nonprofit. Jakarta: PT Gramedia
Siagian,SP.1989.Organisasi,
Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi (cet.6). Jakarta: Gunung Agung
.1995. Manajemen Strategik. Jakarta: Bumi Aksara
.2004.Teori Pengembangan
Organisasi (cet.5).Jakarta:Bumi
Aksara
.2008. Manajemen Strategik. Jakarta: Bumi Aksara
Singarimbun,Masri
dan Sofyan Effendy.1982. Metodelogi Penelitian.Jakarta: LP3ES
Soekarton.1992.Dasar-dasar Organisasi.Yogyakarta: UGM
Press
Sugiyono.2001.
Metode Penelitian Administrasi.Bandung:Alfabeta
.2009. Metode Penelitian Administrasi.Bandung:Alfabeta
Sutarto.2002.
Dasar-Dasar Organisasi. Yogyakarta:
UGM Press
Thoha,Miftah.1986. Perilaku
Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: CV. Rajawali
Tjokroaminoto,Bintoro.1999.
Administrasi Pembangunan.Jakarta: LAN
Triton
PB.2007. Manajemen Strategis.
Yogyakarta : Tugu Publisher
Wahyudi,Agustinus.S.1996.
Manajemen Strategik, Pengantar Proses
berpikir strategik. Jakarta: Binarupa Aksara
DOKUMEN
Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 Tentang Pedoman Penataan Lembaga
Kemasyarakatan
Peraturan
Gubernur Kepulauan Riau Nomor 10 tahun 2009 tentang Program Percepatan
Pembangunan Desa Kelurahan Di Provinsi Kepulauan Riau Tahun Anggaran 2009
Materi
pelatihan penguatan kapasitas LPM oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Tahun
2009
INTERNET
(download
tanggal 20 januari 2009)
(download
tanggal 20 januari 2009)
(download
tanggal 20 januari 2009)
(download tanggal 20 januari 2009)
(download tanggal 20 januari 2009)
(download
tanggal 20 januari 2009)
(download tanggal 28 januari 2009)
(download tanggal 28 januari 2009)
(download tanggal 28 januari 2009)
(download tanggal 12 April 2009)
(download
tanggal 12 April 2009)
(download
tanggal 12 April 2009)
www.isai.or.id/?q=tentang-isai-pengembangan-organisasi-10kpusdiklatdepdiknas.net/index.phpoption=com_content&task=view&id=47&Itemid=32-45k
(download
tanggal 20 April 2009)
(download tanggal 20 April 2009)
(download tanggal 20 April 2009)
(download tanggal 20 April 2009)
(download tanggal 20 April 2009)
skripsi consultant jonkepri@ymail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar