Jumat, 01 Januari 2010

Korporasi ala Dahlan Iskan

Korporasi Terus Bergerak, Politik Kurang Dihiraukan
Jumat, 01 Januari 2010


SERATUS hari pertama masa kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono yang pertama dulu diguncang oleh bencana sangat besar: tsunami Aceh. Konsentrasi pemerintahan baru SBY saat itu langsung tersedot untuk mengatasi bencana tak terduga tersebut.

Tapi, di balik bencana besar itu, ada hikmah yang sangat besar pula: perdamaian di Aceh. Perang yang menguras daya selama 30 tahun langsung berakhir. Antara lain berkat kepiawaian Wapres Jusuf Kalla dalam mengemban tugas yang diberikan SBY.

Seratus hari pertama masa kepresidenan SBY yang kedua ini diguncang tsunami: tsunami Bank Century. Energi nasional seperti tercurah sepenuhnya kepada penyelesaian Bank Century. Kali ini, Wapres yang sekarang tidak bisa banyak membantu. Antara lain karena justru Wapres Boediono menjadi salah satu sasaran tembak yang utama.

Adakah juga hikmah yang akan diperoleh dari tsunami jilid kedua ini? Akankah dari tsunami Bank Century ini Indonesia lantas bisa memasuki era penegakan hukum dan reformasi birokrasi yang sebenarnya? Harapan saya tentu begitu. Sebab, memang dua hal itulah yang sekarang menjadi titik lemah yang paling gawat di Indonesia.

Di luar itu, keadaan akan berjalan terus sebagaimana mestinya. Sebagaimana tsunami Aceh dulu yang tidak sampai menggoyahkan ekonomi Indonesia, saya percaya tsunami jilid II ini pun tidak akan merobohkan kejayaan Indonesia. Justru akan memperkuatnya. Apalagi kalau pemerintah SBY benar-benar menjadikan kasus ini untuk menyelesaikan agenda penegakan hukum dan reformasi birokrasi.

Meski terjadi tsunami Bank Century, saya lihat tidak akan mengganggu kinerja ekonomi nasional secara keseluruhan, kalaupun misalnya pihak oposisi tetap ngotot mau melengserkan Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Indonesia saat ini sudah mencapai tahap di mana hanya orang-orang yang hebat yang bisa tampil di posisi strategis. Indonesia sudah mencapai tahap tidak bisa memberikan tempat kepada orang yang biasa-biasa saja. Tahap ini memang belum tercapai secara sempurna, tapi arahnya sudah amat jelas. Dan akan semakin jelas lima tahun mendatang.

Tapi, bagaimana ekonomi Indonesia tahun 2010 kalau tsunami jidil kedua ini berakibat lebih jauh lagi? Yakni, misalnya, panitia angket DPR sampai menuntut turun takhtanya Wapres Boediono? Saya memperkirakan tidak pula akan berdampak kuat terhadap pembangunan ekonomi nasional.

Sistem politik untuk menyelesaikannya sudah ada. Yakni, sebuah jalan yang sangat panjang: menunggu putusan pengadilan, menunggu sidang-sidang DPR, menunggu sidang-sidang di Mahkamah Konstitusi, kembali lagi proses di DPR, dan akhirnya masih harus ada satu proses lagi di MPR. Yakni, Presiden SBY mengajukan dua calon pengganti. Lalu, MPR yang akan memilih salah satunya.

Semua itu memang akan menimbulkan kehebohan yang luar biasa. Tapi, kehebohan tersebut hanya akan berputar di kalangan elite. Rakyat hanya akan menontonnya dengan rasa lelah. Sektor korporasi akan bergerak sendiri tanpa menghiraukan proses politik itu. Bahkan, dengan cara sekarang, saat TV-TV menyajikan kehebohan tersebut ibarat infotainment, rakyat justru bisa melihat hiburan politik.

Pembangunan ekonomi nasional kini tidak lagi hanya ditentukan oleh pemerintah dan kaum politisi. Globalisasi ekonomi telah membuat ekonomi Indonesia terikat kuat dengan sistem ekonomi internasional yang kian baik dan maju. Ekonomi Indonesia sudah tidak bisa melepaskan diri lagi dari ''campur tangan'' ekonomi internasional seperti itu.

Faktor lain yang membuat ekonomi optimistis adalah: peran rakyat dan korporasi sudah jauh lebih besar dari peran pemerintah sendiri. Kalau pemerintah, lewat APBN, hanya bisa menggerakkan dana Rp 1.000 triliun setahun untuk pembangunan ekonomi nasional, rakyat dan korporasi bisa menggerakkan dana puluhan kali lebih besar. Ada yang menyebut sampai Rp 50.000 triliun setiap tahun. Itu berarti kemampuan rakyat dan korporasi sudah 50 kali lipat kemampuan pemerintah.

Itulah sebabnya mengapa di tengah-tengah tsunami jilid II ini, kinerja ekonomi tetap baik. Rupiah tetap stabil. Pasar modal tetap bergairah (turun dan naik) sesuai dengan hukum penawaran dan permintaan di situ.

Dari gambaran tersebut, keadaan ekonomi 2010 tidak akan banyak terganggu oleh tsunami Bank Century. Perkembangan ekonomi Indonesia akan terus maju. Politisi akan terus bergerak ke mana saja sesuai agenda mereka, pelaku ekonomi akan semakin tidak peduli. Pelaku ekonomi akan terus bekerja memanfaatkan momentum kian seksinya nama Indonesia di mata internasional.

Sektor perbankan dan keuangan akan tetap dan menjadi sangat baik pada 2010. Mungkin yang terbaik dibanding sektor lainnya. Membaiknya sektor perbankan dan keuangan ini akan berarti segala-galanya. Ia akan membawa kebaikan pula di sektor-sektor lain secara keseluruhan. Misalnya, properti. Sektor properti saya perkirakan bisa 20 persen lebih baik daripada 2009.

Maka, pada tahun 2010, kita bisa merayakan tiga hal sekaligus: selesainya kasus Bank Century dengan segala hikmah yang ada di baliknya, kian tersisihnya orang-orang biasa di Indonesia, dan bergairahnya ekonomi secara keseluruhan yang didorong oleh bergairahnya sektor perbankan dan keuangan. (*)

APBD untuk rakyat atau pejabat…?

Masuk : Jurnal Pendidikan Islam, Jurusan Tarbiyah, 2 Mei 2005
Oleh : JONI SANDRA

- Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Kabupaten Karimun Kepri (HMPK)

- Ketua Umum GMPI Korcab Tanjungpinang (Gerakan Mahasiswa Pemuda Indonesia)

Senin (21/12/09) lalu merupakan momentum awal DPRD Tanjungpinang periode 2009-2014 sejak di lantik menjadi wakil rakyat. Hari itu merupakan saksi bisu dalam penetapan/pengesahan RAPBD menjadi APBD 2010 terbilang cepat dan ekstraeksklusif dilakukan di gedung rakyat tanpa harus menghamburkan uang rakyat, seperti misalnya seringkali terjadi dan kita dengar wakil rakyat lebih senang sidang, rapat, pertemuan di hotel berbintang yang tentu saja penghamburan uang dan rakyat hanya mampu berceloteh tanpa kata putus. Bila penghamburan uang itu masih saja terjadi maka mereka tidak layak disebut wakil rakyat dan bisa saja kita katakan merekalah makelar APBD ‘uang’ rakyat, dan tidak menutup kemungkinan kedepannya rakyat apatis dengan segala tindak tanduk mereka, karena bisa dinilai amanah rakyat tergadai dengan kemewahan dalam persidangan dewan dan nama rakyat di kambinghitamkan untuk memuluskan pencairan anggaran. Otaknya terletak bagaimana efesiensi dan efektifitas pengelolaan anggaran yang tentunya pada Badan Anggaran (Banggar) dewan, bila tidak tegas dan memiliki komitmen berjuang untuk rakyat adalah hal mustahil bisa di pertahankan.

Sikap seperti ini bisa dijadikan referensi menarik dalam pengesahan APBD daerah lainnya, karena belum pernah terjadi sebelumnya, semoga ini tidak hangat-hangat tahi ayam, namun ini dijadikan warning bagi otak-otak dewan yang maunya mencederai amanah rakyat dengan -menjadi lintah- dalam mengemban amanah rakyat. Selayaknya kita bersedia memberikan aplaus bagi mereka yang berkeringat dan menyisakan waktu memperjuangkan secara benar dan totalitas akan hak-hak dasar rakyat yang dituangkan dalam APBD tahun itu. Walaupun bisa terlihat terjadinya pro/kontra internal DPRD tentang waktu pengesahan yang terhitung cepat ini dengan tempat yang eksklusif di gedung rakyat. Dan harapan kita rakyat dalam pengesahan APBD ini yang baru –mampu- melihat, membaca, mendengar, menggosip, cerita sana sini, terobsesi pada satu kata, kita optimis bila anggaran itu benar-benar untuk kepentingan rakyat secara komprehensif dan berkualitas.

Walaupun elemen mahasiswa tidak di undang dalam sidang paripurna DPRD Tanjungpinang, tidak mengerucutkan filosofis perjuangan kita sebagai mahasiswa pioner emas masa depan bangsa. Kita juga mampu berkiprah dengan memaksimalkan peran kita sebagai agent social of change and agent social of control. Kita harus bertekad menancapkan bendera pengabdian ke masyarakat dengan memasyarakatkan pola pengkaderan dan melakukan diskusi sekaligus memecahkan persoalan sosial yang ada di masyarakat. Untuk  itu kita harus mengedepankan mentalitas dan moralitas gerakan sosial dengan soliditas mewujudkan rakyat berdaulat dalam politik, berkepribadian budaya, dan kemandirian ekonomi. Secara berkesinambungan siap memantau dan menilai kinerja dewan ke depannya adakah lebih baik atau hanya mengedepankan kepentingan-kepentingan kelompok/golongan yang kemungkinan besar merugikan rakyat.

Hal ini tidak terlepas dari kiprah semua elemen masyarakat menjadikan Tanjungpinang tidak sekadar motto jujur bertutur, bijak bertindak, melainkan tuntutan dari motto itu tidak kan tercapai bila masing-masing elemen mengedepankan egosentris dan merasa dirinya paling benar. Bisa kita telusuri makna syair mars pergerakan mahasiswa;
Kepada para mahasiswa yang merindukan kejayaan
Kepada rakyat yang kebingungan di persimpang jalan
Kepada pewaris peradaban yang telah menggoreskan
Sebuah catatan kebanggaan dilembar sejarah manusia

Syair ini bisa dipahami bahwa bendera ideology mahasiswa dibutuhkan negeri ini untuk mewujudkan pioner keemasan dalam regenerasi kepemimpinan yang bermoral dan bermental cerdas dan berilmu. Bisa kita nilai dengan disahkannya RAPBD Tanjungpinang menjadi APBD 2010 pertengahan desember Senin (21/12) lalu merupakan nilai plus bagi dewan periode 2009-2014, dan hal ini dinilai respon positif dari dewan menyikapi aksi moral mahasiswa beberapa bulan lalu (saat prosesi pelantikan pimpinan DPRD Tanjungpinang) menuntut kinerja dewan agar tidak neko-neko dengan anggaran ‘uang’ rakyat. Untuk itu sikap optimis tetap kita kedepankan agar perencanaan pembangunan Tanjungpinang tidak sekadar konsep ceremonial dan aji mumpung dapat anggaran. Ekstranya dalam pengesahan APBD 2010 tersebut merupakan langkah awal DPRD menunjukkan kinerja yang produktif, artinya ini merupakan langkah awal dewan mulai membenah diri akan kinerjanya sebagai wakil rakyat yang selayaknya berjuang dan berbuat untuk rakyat agar lebih proaktif dan professional dalam memperjuangkan kepentingan rakyat secara komprehensif, jangan pernah lagi mengedepankan oriented kepentingan golongan/ kelompok maupun stakeholders, dan berleha-leha dengan kursi empuk dewan, ingat itu.

Mengenai besarnya target pagu anggaran APBD 2010 yang disahkan legislatif sebesar Rp571,4 miliar hingga melebihi pengajuan awal eksekutif sekitar Rp542 miliar itu dan mengalami defisit sekitar Rp120,5 miliar. Hal ini memiliki nilai plus bagi dewan, agar ke depannya eksekutif lebih produktif dalam meningkatkan PAD Tanjungpinang dan mencegah sedini mungkin terjadinya penghamburan dana ‘rakyat’ APBD dengan konsep pembangunan maupun kegiatan yang tidak jelas juntrungannya. Kedepannya eksekutif/legislatif harus berpikir progressif, visioner dan mengedepankan mentalitas membangun dengan cerdas bukan menjajah dan mengelabui rakyat, moralitas pelurus peradaban bukan menjadi lintah yang modalnya sebagai penghisap saat memangku amanah. Agar good government and clean governance tidak sekedar promosi mempertahankan jabatan yang di pangku maka tanyakan pada pribadi masing-masing siapkah kita menjadi khalifah di muka bumi secara totalitas, bukan sekadar khalifah-khalifahan. Bila kita siap maka tunjukkan bahwa kita pribadi yang bisa di teladani secara komprehensif.

Perlu juga dicermati akan proses pembangunan di Tanjungpinang selayaknya tidak hanya membangun infrastruktur sosial namun juga harus membangun suprastruktur sosial terutama mental masyarakatnya, pemudanya, remajanya, agar siap dengan pola pembangunan mental peradaban yang beradab hingga mampu mengurangi sumpah serapah di belakang layar dan berkurangnya jurus bagi jatah, dan warning bagi legislatif harus mampu memaksimalkan kinerjanya agar eksekutif tidak berleha-leha dalam mengelola APBD atau jangan pernah berpikir mempermainkan APBD hak rakyat.

Eksekutif maupun Legislatif merupakan pilar demokrasi, maka kedua elemen ini harus mengedepankan sikap integritas dalam mengemban amanah rakyat, selayaknya publik bisa mengawasi kinerja mereka semua dengan adanya publikasi ke media, akan di realisasikan kemana APBD 2010 nanti, ironisnya tiap kali pengesahan tidak di kedepankan sikap tersebut sangat memalukan, ataukah mereka takut dengan rakyat atau dengan alasan takut disalahgunakan elemen tertentu dan tidak bisa bermain cantik dengan koleganya kontraktor maupun konsultan. Dan perlu di pertanyakan juga sangat aneh kenapa pengumumam CPNS dan lelang proyek bisa di publikasikan ke media sementara RAPBD tidak demikian, kita pahami bahwa RAPBD itukan dokumen publik kenapa harus di rahasiakan, dan anehnya lagi muncul wacana mau di rancang UU kerahasiaan Negara, begitu licik otak mereka agar mudah mengelabui bahkan bisa juga membodohi rakyat.

Diharapkan kepemimpinan legislatif kedepannya harus mendengarkan jeritan keluhan kebutuhan dasar rakyat bukan permohonan eksekutif, artinya dewan harus mengevaluasi secara total public policy eksekutif yang telah lalu yang di nilai hanya mampu mengelabui rakyat, maupun public policy akan datang, dan katanya walikota tanjungpinang proyek multiyears tetap di jalankan maka rakyat mana yang tidak sakit bila yang dulunya suara rakyat diperebutkan untuk sebuah kursi, malahan sekarang suara itu ibarat serpihan debu dihembus angin berlalu begitu saja, kebutuhan rakyat yang mana mereka korbankan atau dengan dalih ampuh untuk memaksimalkan kinerja pejabat.
Sekian…
Terimakasih.

APBD untuk rakyat atau pejabat…?

Masuk : Jurnal Pendidikan Islam, Jurusan Tarbiyah, 2 Mei 2005
Oleh : JONI SANDRA

- Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Kabupaten Karimun Kepri (HMPK)

- Ketua Umum GMPI Korcab Tanjungpinang (Gerakan Mahasiswa Pemuda Indonesia)

Senin (21/12/09) lalu merupakan momentum awal DPRD Tanjungpinang periode 2009-2014 sejak di lantik menjadi wakil rakyat. Hari itu merupakan saksi bisu dalam penetapan/pengesahan RAPBD menjadi APBD 2010 terbilang cepat dan ekstraeksklusif dilakukan di gedung rakyat tanpa harus menghamburkan uang rakyat, seperti misalnya seringkali terjadi dan kita dengar wakil rakyat lebih senang sidang, rapat, pertemuan di hotel berbintang yang tentu saja penghamburan uang dan rakyat hanya mampu berceloteh tanpa kata putus. Bila penghamburan uang itu masih saja terjadi maka mereka tidak layak disebut wakil rakyat dan bisa saja kita katakan merekalah makelar APBD ‘uang’ rakyat, dan tidak menutup kemungkinan kedepannya rakyat apatis dengan segala tindak tanduk mereka, karena bisa dinilai amanah rakyat tergadai dengan kemewahan dalam persidangan dewan dan nama rakyat di kambinghitamkan untuk memuluskan pencairan anggaran. Otaknya terletak bagaimana efesiensi dan efektifitas pengelolaan anggaran yang tentunya pada Badan Anggaran (Banggar) dewan, bila tidak tegas dan memiliki komitmen berjuang untuk rakyat adalah hal mustahil bisa di pertahankan.

Sikap seperti ini bisa dijadikan referensi menarik dalam pengesahan APBD daerah lainnya, karena belum pernah terjadi sebelumnya, semoga ini tidak hangat-hangat tahi ayam, namun ini dijadikan warning bagi otak-otak dewan yang maunya mencederai amanah rakyat dengan -menjadi lintah- dalam mengemban amanah rakyat. Selayaknya kita bersedia memberikan aplaus bagi mereka yang berkeringat dan menyisakan waktu memperjuangkan secara benar dan totalitas akan hak-hak dasar rakyat yang dituangkan dalam APBD tahun itu. Walaupun bisa terlihat terjadinya pro/kontra internal DPRD tentang waktu pengesahan yang terhitung cepat ini dengan tempat yang eksklusif di gedung rakyat. Dan harapan kita rakyat dalam pengesahan APBD ini yang baru –mampu- melihat, membaca, mendengar, menggosip, cerita sana sini, terobsesi pada satu kata, kita optimis bila anggaran itu benar-benar untuk kepentingan rakyat secara komprehensif dan berkualitas.

Walaupun elemen mahasiswa tidak di undang dalam sidang paripurna DPRD Tanjungpinang, tidak mengerucutkan filosofis perjuangan kita sebagai mahasiswa pioner emas masa depan bangsa. Kita juga mampu berkiprah dengan memaksimalkan peran kita sebagai agent social of change and agent social of control. Kita harus bertekad menancapkan bendera pengabdian ke masyarakat dengan memasyarakatkan pola pengkaderan dan melakukan diskusi sekaligus memecahkan persoalan sosial yang ada di masyarakat. Untuk  itu kita harus mengedepankan mentalitas dan moralitas gerakan sosial dengan soliditas mewujudkan rakyat berdaulat dalam politik, berkepribadian budaya, dan kemandirian ekonomi. Secara berkesinambungan siap memantau dan menilai kinerja dewan ke depannya adakah lebih baik atau hanya mengedepankan kepentingan-kepentingan kelompok/golongan yang kemungkinan besar merugikan rakyat.

Hal ini tidak terlepas dari kiprah semua elemen masyarakat menjadikan Tanjungpinang tidak sekadar motto jujur bertutur, bijak bertindak, melainkan tuntutan dari motto itu tidak kan tercapai bila masing-masing elemen mengedepankan egosentris dan merasa dirinya paling benar. Bisa kita telusuri makna syair mars pergerakan mahasiswa;
Kepada para mahasiswa yang merindukan kejayaan
Kepada rakyat yang kebingungan di persimpang jalan
Kepada pewaris peradaban yang telah menggoreskan
Sebuah catatan kebanggaan dilembar sejarah manusia

Syair ini bisa dipahami bahwa bendera ideology mahasiswa dibutuhkan negeri ini untuk mewujudkan pioner keemasan dalam regenerasi kepemimpinan yang bermoral dan bermental cerdas dan berilmu. Bisa kita nilai dengan disahkannya RAPBD Tanjungpinang menjadi APBD 2010 pertengahan desember Senin (21/12) lalu merupakan nilai plus bagi dewan periode 2009-2014, dan hal ini dinilai respon positif dari dewan menyikapi aksi moral mahasiswa beberapa bulan lalu (saat prosesi pelantikan pimpinan DPRD Tanjungpinang) menuntut kinerja dewan agar tidak neko-neko dengan anggaran ‘uang’ rakyat. Untuk itu sikap optimis tetap kita kedepankan agar perencanaan pembangunan Tanjungpinang tidak sekadar konsep ceremonial dan aji mumpung dapat anggaran. Ekstranya dalam pengesahan APBD 2010 tersebut merupakan langkah awal DPRD menunjukkan kinerja yang produktif, artinya ini merupakan langkah awal dewan mulai membenah diri akan kinerjanya sebagai wakil rakyat yang selayaknya berjuang dan berbuat untuk rakyat agar lebih proaktif dan professional dalam memperjuangkan kepentingan rakyat secara komprehensif, jangan pernah lagi mengedepankan oriented kepentingan golongan/ kelompok maupun stakeholders, dan berleha-leha dengan kursi empuk dewan, ingat itu.

Mengenai besarnya target pagu anggaran APBD 2010 yang disahkan legislatif sebesar Rp571,4 miliar hingga melebihi pengajuan awal eksekutif sekitar Rp542 miliar itu dan mengalami defisit sekitar Rp120,5 miliar. Hal ini memiliki nilai plus bagi dewan, agar ke depannya eksekutif lebih produktif dalam meningkatkan PAD Tanjungpinang dan mencegah sedini mungkin terjadinya penghamburan dana ‘rakyat’ APBD dengan konsep pembangunan maupun kegiatan yang tidak jelas juntrungannya. Kedepannya eksekutif/legislatif harus berpikir progressif, visioner dan mengedepankan mentalitas membangun dengan cerdas bukan menjajah dan mengelabui rakyat, moralitas pelurus peradaban bukan menjadi lintah yang modalnya sebagai penghisap saat memangku amanah. Agar good government and clean governance tidak sekedar promosi mempertahankan jabatan yang di pangku maka tanyakan pada pribadi masing-masing siapkah kita menjadi khalifah di muka bumi secara totalitas, bukan sekadar khalifah-khalifahan. Bila kita siap maka tunjukkan bahwa kita pribadi yang bisa di teladani secara komprehensif.

Perlu juga dicermati akan proses pembangunan di Tanjungpinang selayaknya tidak hanya membangun infrastruktur sosial namun juga harus membangun suprastruktur sosial terutama mental masyarakatnya, pemudanya, remajanya, agar siap dengan pola pembangunan mental peradaban yang beradab hingga mampu mengurangi sumpah serapah di belakang layar dan berkurangnya jurus bagi jatah, dan warning bagi legislatif harus mampu memaksimalkan kinerjanya agar eksekutif tidak berleha-leha dalam mengelola APBD atau jangan pernah berpikir mempermainkan APBD hak rakyat.

Eksekutif maupun Legislatif merupakan pilar demokrasi, maka kedua elemen ini harus mengedepankan sikap integritas dalam mengemban amanah rakyat, selayaknya publik bisa mengawasi kinerja mereka semua dengan adanya publikasi ke media, akan di realisasikan kemana APBD 2010 nanti, ironisnya tiap kali pengesahan tidak di kedepankan sikap tersebut sangat memalukan, ataukah mereka takut dengan rakyat atau dengan alasan takut disalahgunakan elemen tertentu dan tidak bisa bermain cantik dengan koleganya kontraktor maupun konsultan. Dan perlu di pertanyakan juga sangat aneh kenapa pengumumam CPNS dan lelang proyek bisa di publikasikan ke media sementara RAPBD tidak demikian, kita pahami bahwa RAPBD itukan dokumen publik kenapa harus di rahasiakan, dan anehnya lagi muncul wacana mau di rancang UU kerahasiaan Negara, begitu licik otak mereka agar mudah mengelabui bahkan bisa juga membodohi rakyat.

Diharapkan kepemimpinan legislatif kedepannya harus mendengarkan jeritan keluhan kebutuhan dasar rakyat bukan permohonan eksekutif, artinya dewan harus mengevaluasi secara total public policy eksekutif yang telah lalu yang di nilai hanya mampu mengelabui rakyat, maupun public policy akan datang, dan katanya walikota tanjungpinang proyek multiyears tetap di jalankan maka rakyat mana yang tidak sakit bila yang dulunya suara rakyat diperebutkan untuk sebuah kursi, malahan sekarang suara itu ibarat serpihan debu dihembus angin berlalu begitu saja, kebutuhan rakyat yang mana mereka korbankan atau dengan dalih ampuh untuk memaksimalkan kinerja pejabat.
Sekian…
Terimakasih.

Guru Yang Bermutu

Artikel

Program Bermutu Untuk Guru

Posted on Sunday, 18th October, 2009
Artikel >>
PROGRAM BERMUTU UNTUK GURU
Dirangkai oleh: Suparlan*)
No teacher, no education. No education, no social-economics development
(Ho Chi Minh, bapak pendidikan Vietnam)

Mendidik pikiran tanpa pendidikan untuk hati sama dengan tidak ada edukasi
(Aristotle, 384 BC – 322 BC, Filsuf Yunani)

The most effective way to enhance education is to improve the quality of teaching
(Prof. Bert Creemers, University of Groningen, The Netherland)

Kita tidak bisa mengajari orang apa pun; kita hanya bisa membantu mereka menemukannya di dalam diri mereka sendiri
(Galileo Galilei)


Sejak pencanangan guru sebagai profesi oleh Presiden SBY pada tahun 2005 yang lalu, perhatian perhatian terhadap guru memang mulai bangkit kembali. Bahkan upaya peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan telah diwadahi dalam satu direktorat jenderal tersendiri, yakni Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Ditjen PMPTK). Pada awalnya, pemisahan urusan guru dari Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah ini menjadi pertanyaan tersendiri, karena seakan telah terjadi pemisahan komponen manusia dari kelembagaannya sebagai satu sistem pendidikan nasional. Namun kemudian pemisahan urusan peningkatan mutu guru ini memang dirasakan perlu untuk memberikan aksentuasi tersendiri tentang pentingnya guru ini dalam pembangunan sistem pendidikan nasional. Pemisahan urusan peningkatan mutu guru ini diharapkan tidak hanya bersifat maju mundur, atau ”panas dingin”, tetapi bersifat maju berkelanjutan. Para pegiat pendidikan di Indonesia kini benar-benar telah meyakini tentang kebenaran pendapat Bapak Pendidikan Vietnam yang menyatakan “No teacher, no education; no education, no social economic development”, artinya tidak ada guru, tidak ada pendidikan; tidak ada pendidikan, tidak ada pembangunan sosial ekonomi.
Sejalan dengan semakin mantapnya posisi unit utama Ditjen PMPTK sebagai salah satu unit utama Depdiknas, semakin mantap pula proses perumusan kebijakan, program, dan kegiatannya. Bahkan perumusan program inovatif telah dilahirkan, antara lain dengan “Program Bermutu”, yang dalam proses negosiasi anggarannya telah memperoleh simpati yang sangat tinggi dari beberapa donor internasional.
BERMUTU

Indonesia memang memiliki kepiawaian tersendiri dalam membuat nama. Bung Karno dikenal sebagai sosok yang memiliki kepiawaian tersendiri dalam membuat banyak akronim ataupun singkatan yang sangat menarik. JASMERAH akronim dari jangan sekali-kali melupakan sejarah. TRITURA akronim dari Tri Tuntutan Rakyat, dan masih banyak akronim yang lainnya.
Ditjen PMPTK dan para donornya kelihatan juga menunjukkan epresiasi tersendiri dalam hal nama program inovatif yang telah dan sedang dikembangkan dan dilaksanakan ini. Nama BERMUTU dipilih untuk menunjukkan tentang aksentuasi terhadap pentingnya pilar mutu pendidikan di Indonesia, setelah pilar pemerataan pendidikan dinilai sudah berhasil dituntaskan dalam program Wajib Belajar Sembilan Tahun pada tahun 2008. Nama program BERMUTU merupakan akronim yang masih baru dalam dunia pendidikan. Tetapi perlu ditekankan dalam tulisan ini bahwa peningkatan mutu pendidikan memang tidak dapat dilepaskan dengan peningkatan mutu gurunya. Itulah sebabnya maka nama BERMUTU diakronimkan dari makna yang sama dengan peningkatan mutu pendidikan hanya dapat dilakukan melalui peningkatan mutu gurunya. Dengan demikian, program BERMUTU merupakan akronim nan cantik dari BETTER EDUCATION THROUGH REFORMED MANAGEMENT AND UNIVERSAL TEACHER UPGRADING, yang secara bebas dapat dimaknai sebagai Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui  Peningkatan Kompetensi dan Kinerja Guru. Sebagaimana kita ketahui bersama, sejak kelahiran PEQIP (Primary Education Quality Improvement Project) dan SEQIP (Science Education Quality Improvement Project) yang memperoleh bantuan dari Jerman, guru-guru di kabupaten/ kota telah memiliki wadah berupa KKG (Kelompok Kerja Guru) untuk guru-guru Sekolah Dasar, dan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) yang menjadi wadah guru-guru Sekolah Menengah. Wadah-wadah pembinaan guru ini perlu diberdayakan sebagai wadah peningkatan mutu guru di Indonesia.
Program BERMUTU dirancang dengan 4 (empat) komponen sebagai berikut: (1) mereformasi pendidikan bagi calon guru, (2) memperkuat upaya peningkatan mutu guru berkelanjutan pada tingkat kabupaten dan sekolah, (3) Memperbaharui sistem akuntabilitas dan insentif untuk meningkatkan kinerja dan karir guru, (4) Mening-katkan monitoring dan evaluasi mutu guru dan prestasi belajar siswa. Keempat komponen program BERMUTU tersebut semuanya terkait dengan masalah guru dalam semua aspeknya, mulai dari pendidikan profesi di LPTK, peningkatan mutu guru melalui program pelatihan, sistem akuntabilitas dan insentif untuk meningkatkan kinerja dan karir guru, serta monitoring mutu guru dan kaitannya dengan hasil belajar siswanya.
Anggaran dari Donor Internasional, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah

Besarnya kepercayaan dan harapan terhadap keberhasilan program BERMUTU harus diimbangi dengan dukungan anggaran yang memadai. Oleh karena itu, program BERMUTU telah didukung oleh anggaran yang berasal dari donor internasional dan dalam negeri, baik dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Data yang diperoleh sampai dengan tahun anggaran 2009 ini, anggaran untuk program BERMUTU adalah: (1) IDA (International Development Association sebanyak $61,5 juta, (2) IBRD sebesar $24,5 juta, (3) Dutch Grant sebesar $52,0 juta, (4) Pemerintah Pusat sebesar $39,1 juta, dan (5) Pemerintah Daerah sebesar $18,0 juta. Total anggaran yang disediakan untuk program BERMUTU seluruhnya adalah sebesar $195,06 (Paparan Direktur Pembinaan Diklat, Ditjen PMPTK).
Besarnya anggaran yang disediakan untuk program BERMUTU, sekali lagi harus diartikan sebagai kepercayaan dan harapan yang besar terhadap keberhasilan program ini. Untuk itu, maka kepercayaan dan harapan yang besar terhadap keberhasilan program BERMUTU harus dipandang sebagai amanah yang dilaksanakan oleh semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan program ini, termasuk para pahlawan pembangunan pendidikan yang bernama guru atau pendidik ini.
Pemberdayaan KKG dan MGMP

Ciri kelima pekerjaan sebagai profesi adalah memiliki organisasi profesi (Suparlan, Guru Sebagai Profesi, 2006:74 dari Sambar Suryadi, 2001: 1-2). Organisasi profesi guru yang pertama kali berdiri adalah PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia). Organisasi PGRI lebih banyak memiliki program pendirian lembaga-lembaga pendidikan, mulai dari pendidikan dasar dan menengah sampai dengan pendidikan tinggi, namun kurang aktif dalam peningkatan mutu guru. Di samping PGRI kini telah lahir organisasi guru yang lain yang lebih berakar karena didirikan oleh para guru sesuai dengan kebutuhan dan masalah nyata di lapangan. KKG dan MBMP merupakan organisasi guru yang dibentuk untuk menjadi forum komunikasi yang bertujuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi guru dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari di lapangan. Organisasi ini pertama kali lahir dibidani oleh PEQIP dan SEQIP. Setelah PEQIP dan SEQIP selesai, tampaknya KKG dan MGMP masih cukup melekat di hati para guru. Oleh karena itu, pemberdayaan KKG dan MGMP sangat dimungkinkan untuk menjadi wahana yang efektif untuk meningkatkan kinerja para guru di lapangan. Tentu saja, diperlukan reformasi organisasi dan manajemen KKG dan MGMP agar organisasi ini memiliki kemampuan untuk menjadi wadah yang efektif untuk meningkatkan mutu dan kinerja guru di daerah. Diharapkan KKG dan MGMP dapat bersemi kembali setelah memperolah program pemberdayaan dari program BERMUTU melalui empat komponen programnya. Kelemahan organisasi atau institusi di Indonesia pada umumnya adalah masalah akuntabilitasnya. Organisasi ini pada umumnya memperoleh suntikan dana dari para anggota dan bahkan dari pemerintah, serta dari DUDI (dunia usaha dan dunia industri). Namun, pertanggungjawaban dan pertanggunggugatan proses dan hasil kegiatannya jarang yang dilaporkan kepada masyarakat, khususnya para pemangku kepentingannya. Oleh karena itu, kepercayaan masyarakat dan pemangku kepentingan lama kelamaan semakin berkurang, dan akhirnya mati sama sekali. Salah satu komponen program BERMUTU adalah untuk melakukan reformasi sistem akuntabilitas dan insentif untuk meningkatkan kinerja dan karir guru.

Akhir Kata: Untuk GURU

Sekali lagi perlu dicamkan benar-benar bahwa program BERMUTU dirancang dan dilaksanakan dengan sasaran utama untuk peningkatan mutu guru. Tokoh pendidikan dari negeri Belanda, Prof. Bert Creemers, dari University of Groningen, yang pemerintahnya juga telah memberikan hibah (grant) untuk program BERMUTU ini, berpendapat bahwa ”The most effective way to enhance education is to improve the quality of teaching”. Ini memberikan peringatan yang penting bagi program ini untuk meningkatkan kompetensi guru dalam proses belajar mengajarnya. Kembali kita diingatkan pentingnya dua sisi mata uang yang melekat erat pada guru, yaitu: (1) kualifikasi akademik, dan (2) kompetensinya. Program Bermutu memang untuk guru, bukan untuk yang lainnya.
*) Website: www.suparlan.com, E-mail: bsuparlan@yahoo.com.
Depok, 9 Oktober 2009.

Fathimah Berjilbab

Kategori Biografi, Fiqih Muslimah, Jilbab by Ummu Raihanah

Adakah kaum muslimin dan muslimah yang tak mengenal sosok Fathimah binti Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam? Rasanya tak mungkin! Beliau radiyallahu’anha satu-satunya putri Rasulullah shalallahu alaihi wassalam  yang hidup mendampingi  beliau hingga wafatnya beliau ke Rafiqil a’la.1 Fathimah az-Zahra radiyallahu’anha adalah ratu bagi para wanita di surga (Sayyidah nisa ahlil jannah). Pemahaman beliau tentang arti jilbab yang sesungguhnya sangat layak untuk disimak dan direnungi oleh para muslimah yang sangat merindukan surga dan keridhaan RabbNya. Sudah sempurnakah kita menutup aurat kita seperti apa yang difahami Shahabiyah?
Wahai saudariku muslimah yang merindukan surga Firdaus al-A’la…Shahabiyah yang mulia ini memandang buruk terhadap apa yang di lakukan wanita terhadap pakaian yang mereka kenakan yang masih menampakkan gambaran bentuk tubuhnya. Apa yang beliau tidak sukai itu beliau sampaikan kepada Asma radiayallahu’anha sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Ummu Ja’far bahwasanya Fatimah binti Rasulullah shalallahu alaihi wassalam berkata:
“Wahai Asma’! Sesungguhnya aku memandang buruk apa yang dilakukan oleh kaum wanita yang mengenakan baju yang dapat menggambarkan  tubuhnya.” Asma’ berkata : ‘”Wahai putri Rasulullah maukah kuperlihatkan kepadamu sesuatu yang pernah aku lihat di negeri Habasyah?” Lalu Asma’ membawakan beberapa pelepah daun kurma yang masih basah, kemudian ia bentuk menjadi pakaian lantas dipakai. Fatimah pun berkomentar: “Betapa baiknya dan betapa eloknya baju ini, sehingga wanita dapat dikenali (dibedakan) dari laki-laki dengan pakaian itu. Jika aku nanti sudah mati, maka mandikanlah aku wahai Asma’ bersama Ali (dengan pakaian penutup seperti itu ) dan jangan ada seorangpun yang menengokku!” Tatkala Fatimah meninggal dunia, maka Ali bersama Asma’ yang memandikannya sebagaimana yang dipesankan. ”2
Syaikh Albani rahimahullah berkata : Perhatikanlah sikap Fatimah radiyallahu anha yang merupakan  bagian dari tulang rusuk Nabi shalallahu alaihi wassalam bagaimana ia memandang buruk bilamana sebuah pakaian itu dapat mensifati atau menggambarkan tubuh seorang wanita meskipun sudah mati, apalagi jika masih hidup, tentunya jauh lebih buruk. Oleh karena itu hendaklah kaum muslimah zaman ini merenungkan hal ini, terutama kaum muslimah yang masih mengenakan pakaian yang sempit dan ketat yang dapat menggambarkan bulatnya buah dada, pinggang, betis dan anggota badan mereka yang lain. Selanjutnya hendaklah mereka beristighfar kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya”3
Wahai ukhti muslimah yang dirahmati Allah,…benarlah apa yang dikatakan oleh Syaikh Albani rahimahullah. Fitnah yang melanda kaum muslimah begitu deras dan hebat.Jika Fathimah radiyallahu’ anha saja tidak rela jasadnya tergambar bentuk tubuhnya tentulah dapat kita fahami bagaimana beliau mengenakan jilbab di masa hidupnya. Karena beliau sangat memahami perintah jilbab dengan pemahaman yang benar dan sempurna. Pemahaman beliau yang sangat mendalam ini jelas tersirat dari ketidaksukaannya yang beliau pandang sebagai suatu keburukan apabila seorang wanita memakai pakaian yang dapat menggambarkan lekuk tubuhnya.
Lalu bandingkanlah dengan apa yang dikenakan oleh sebagian kaum muslimah dewasa ini sangat jauh dari apa yang disyariatkan oleh Rabb mereka. Jauh panggang dari api.Mereka menisbahkan pakaian wanita dengan kerudung ala kadarnya yang sekedar menutupi leher-leher mereka tidak sampai menutupi dada dengan nama pakaian islami atau jilbab. Dan ironisnya yang memakainyapun  merasa bahwa apa yang mereka pakai itu sudah benar karena melihat  para artis di TV mengenakan yang demikian itu jadilah pakaian trendy ini menyebar begitu cepat dan menjadi pakaian pilihan utama mereka. Bahkan tentu terkadang kita melihat saudari kita yang memakai busana muslimah yang justru menambah fitnah karena nampak jelasnya lekuk tubuh mereka dengan penutup kepala yang melilit di leher (sehingga jenjang atau tidaknya bentuk leher terlihat sangat jelas) dan hanya sampai di bagian pundak saja tidak sampai ke dada disambung dengan pakaian ketat yang menggambarkan bentuk payudara mereka kemudian  celana ketat yang menambah jelas  lekukan tubuh mereka. Ada juga yang memakai abaya (gamis/pakaian terusan) memilih ukuran yang ketat daripada ukuran besar dan lapang dengan alasan agar nampak cantik dan modis! Sebagian adapula yang memakai penutup kepala dengan menyanggul rambut-rambut mereka hingga ketika mereka berjalan dapat dilihat dengan jelas ikatan rambut tersebut, karena sangat kecilnya penutup kepala yang mereka pakai maka merekapun mengikat rambut tersebut agar tidak menyembul keluar. Bukankah apa yang mereka pakai itu semua  justru yang semestinya mereka jauhi karena Rasulullah shalallahu alaihi wassalam telah bersabda :
“Pada akhir ummatku nanti akan ada wanita-wanita yang berpakaian namun (hakekatnya) telanjang. Di atas kepala mereka seperti terdapat bongkol (punuk) onta. Kutuklah mereka karena sebenarnya mereka itu adalah kaum wanita yang terkutuk.”4
Di dalam hadits lain terdapat tambahan :
“Mereka tidak akan masuk surga dan juga tidak akan memperoleh baunya, padahal baunya surga itu dapat dicium dari perjalanan (jarak) sekian dan sekian.”5
Kemudian lihatlah penjelasan dari Ibnu Abdil Barr rahimahullah ia berkata:
 “Yang dimaksud Nabi shalallahu alaihi wassalam adalah kaum wanita yang mengenakan pakaian yang tipis, yang dapat mensifati (menggambarkan) bentuk tubuhnya dan tidak dapat menutup atau menyembunyikannya. Mereka itu tetap berpakaian namanya, akan tetapi hakekatnya telanjang.”6
Dari Ummu Alqamah bin Abu Alqamah bahwa ia berkata :
“Saya pernah melihat Hafshah bin Abdurrahman bin Abu Bakar mengunjungi ‘Aisyah dengan mengenakan khimar(kerudung) tipis yang dapat menggambarkan pelipisnya, lalu ‘Aisyah pun tak berkenan melihatnya dan berkata : “Apakah kamu tidak tahu apa yang telah diturunkan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala dalam surat An Nuur?!” Kemudian ‘Aisyah mengambilkan khimar untuk dipakaikan kepadanya.7
Syaikh Albani menjelaskan perkataan Aisyah radiyallahu anha : Apakah kamu tidak tahu tentang apa yang diturunkan oleh Allah dalam surat An-Nuur? Mengisyaratkan bahwa wanita yang menutupi tubuhnya dengan pakaian yang tipis pada hakikatnya ia belum menutupi tubuhnya dan juga belum melaksanakan firman Allah Subahnahu wa ta’ala yang ditunjukkan oleh Aisyah radiyallahu anha yaitu “Dan hendaklah kaum wanita menutupkan khimar/kerudung pada bagian dada mereka”8
Tidakkah kita melihat perbedaan yang sangat jauh antara generasi Shahabiyah dengan kita? Mereka benar-benar menjadikan jilbab sebagai penutup tubuh dan aurat sebagai bentuk ketaatan pada perintahNya sedangkan kita justru sebaliknya menjadikan jilbab sebagai pembuka fitnah kecuali wanita-wanita yang dirahmati Allah. Jilbab yang difahami shahabiyah sebagai pakaian yang lapang (lebar) yang menutupi tubuh dari atas kepala hingga ujung kaki sedangkan kaum muslimah sekarang menganggap jilbab adalah secarik kain yang digunakan untuk menutupi rambut mereka saja sedangkan bagian-bagian lainnya mereka tutupi dengan bahan yang ala kadarnya yang tidak bisa dikatakan menutupi aurat apalagi menutupi lekuk tubuh mereka. Kepada Allahlah kita memohon pertolongan semoga kaum kita mau kembali kepada Rabb mereka dan  berusaha untuk  menunaikan apa yang diperintahkan Allah dan rasulNya secara sempurna dan menyeluruh. Sebagaimana firmanNya:
        يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu(Al-Baqarah :208). 
Wallahu’alam bish-shawwab.
Artikel ini telah di cek oleh : Ustadz Muhammad Elvy Syam Lc.
Sumber Rujukan :
  1. Jilbab Wanita Muslimah menurut Al-Qur’an dan Sunnah, Syaikh Nashiruddin Al-Albani,Pustaka Tibyan,Solo.
  2. Ringkasan Shahih Muslim, Imam Al-mundziri, Pustaka Amani, Jakarta.
  3. Mengenal Shahabiyah Nabi Shalallahu alaihi wassalam, Mahmud al-Istanbuli, Pustaka Tibyan, Solo.

Jilbab untuk Muslimah

Kategori Fiqih Muslimah, Jilbab by Ummu Raihanah Allah Ta’ala berfirman:
يَاأَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al-Ahzab:59)
Wahai ukhti muslimah,… ayat ini ternyata dijadikan dalil oleh suatu kaum untuk menyanggah bahwa jilbab hanya dipakai dalam kondisi diganggu, kalau tidak ada gangguan sah-sah saja membuka jilbab,..banyak saudari kita yang ilmunya masih minim termakan syubhat ini. Lalu apakah memang benar demikian?
Percakapan inilah yang pernah penulis dengar:
“Aman-aman saja kok, keluar tanpa jilbab, ga ada yang ganggu kita tuh! Buktinya justru yang pake jilbab dikomentari macem-macem,… Lagian liat dong ada ayatnya kenapa harus pake jilbab yaitu agar tidak diganggu,…iya kan? Nah kondisi nya waktu ayat itu turun ga aman, sekarang sudah aman, ga ada yang ganggu wanita muslimah keluar tanpa jilbab,..jadi sebabnya udah hilang dengan kata lain jadinya jilbab tu ga wajib gitu…..”
Waduh, bisa dibayangkan apa yang akan terjadi kalau syubhat ini di diamkan begitu saja.Keraguan semakin bertambah dan ujung-ujungnya ‘ogah’ pake jilbab. Lalu mencemoh muslimah lain yang pake jilbab.
Wahai ukhti muslimah,… syubhat tersebut sangat lemah bahkan lebih lemah dari sarang laba-laba. Cobalah tengok apa benar kenyataannya bahwa wanita yang tidak berjilbab tidak diganggu?Justru malah sebaliknya. Tengoklah berapa banyak kasus pemerkosaan terjadi karena wanita yang mengumbar auratnya. Di USA negara yang serba bebas ini mendapat laporan dari kantor polisi bahwa setiap 5 hingga 6 menit wanita USA diperkosa.1
Sangat menyedihkan fakta yang tidak bisa ditutupi. Dengan demikian benarlah firman-Nya bahwa Allah telah menjelaskan hikmah dari perintah mengulurkan jilbabnya adalah bahwa wanita yang diselimuti jilbab, maka dapatlah dimengerti bahwa dia itu seorang wanita yang bersih, terjaga dan berperilaku baik. Sehingga orang-orang fasik tidak berani mengganggu dan menyakitinya. Berbeda dengan seorang wanita yang keluar dari rumah dengan membuka auratnya, tentu yang demikian ini akan menjadi incaran orang-orang fasik serta akan digoda oleh mereka, seperti yang dapat di saksikan di setiap tempat dan masa. Oleh karena itu, Allah memerintahkan seluruh wanita mukminat agar mengenakan jilbab untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan.2
Kemudian marilah kita lihat dengan seksama ayat diatas (surat Al-Ahzab ayat 33) adalah perintah Allah kepada wanita muslimah untuk memakai jilbab. Adapun supaya bisa lebih dikenal dan tidak diganggu bukanlah alasan untuk memakai jilbab,akan tetapi itu adalah dampak atau akibat positif bagi yang berjilbab. Bahwa orang yang berjilbab, disebabkan ia berjilbab dia lebih dikenal dan mudah dibedakan antara wanita muslimah dengan wanita non muslimah. Karena dengan berjilbab dia lebih terhindar dari gangguan orang yang nakal.Seperti orang sholat, kaum muslimin diperintahkan untuk sholat, Allah berfirman :
                                                                                                                                    وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي  
“tegakkanlah(dirikanlah) shalat untuk mengingatku,” (Thaha :14)
Apakah orang yang sudah ingat Allah dia sudah sholat?Tentu  tidak! Begitu pula sama dengan orang yang mengatakan : makan untuk kenyang, apakah orang yang merasa kenyang walaupun dia tidak makan dikatakan sebagai orang yang telah makan? Tentu tidak demikian. Orang yang shalat,tapi dia tidak mengingat Allah dalam shalatnya berarti dia belum shalat.Begitu juga dengan jilbab,orang yang berjilbab dia memakai jilbab agar tidak diganggu, bukan berarti orang yang tidak diganggu tidak perlu berjilbab.Bukankah bunyi surat Al-ahzab ayat 33 ini hampir sama pengertiannya dengan firman Allah tentang seorang budak yang tidak ingin melacur karena menginginkan kesucian Kemudian  Allah berfirman:
  وَلَا تُكْرِهُوا فَتَيَاتِكُمْ عَلَى الْبِغَاءِ إِنْ أَرَدْنَ تَحَصُّنًا لِتَبْتَغُوا عَرَضَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
“ Janganlah kamu paksa budak-budak wanitamu untuk melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri mengingini kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan duniawi” (An-Nuur :33)
Apakah boleh kita menyuruh budak perempuan kita untuk melacur apabila mereka menginginkannya?! Jawabannya adalah : tentu tidak!!
Selain itu perintah Allah pada wanita muslimah untuk berjilbab terdapat pula pada surat An-Nuur ayat 31:

وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ
“Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya”
Simaklah perkataan Aisyah radiyallahu anha mengenai ayat ini :
“Semoga Allah merahmati kepada wanita-wanita Muhajirin yang pertama, yang tatkala Allah Ta’ala menurunkan firman-Nya: ”Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya” mereka lantas merobek kain tak berjahit yang mereka kenakan itu, lalu mereka berkerudung dengannya. (Dalam riwayat lain disebutkan:) Lalu mereka pun merobek sarung-sarung mereka dari pinggir, kemudian berkerudung dengannya”3
Akan dikemanakan kah surat An-Nuur ayat 31, juga hadits diatas? Selain itu ada hadits yang sangat kuat yang menjelaskan wajibnya kaum muslimah keluar mengenakan jilbab yang di bawakan oleh Ummu Athiyah radiyallahu anha beliau berkata:
“Rasulullah memerintahkan kami agar keluar pada hari ‘ledul Fithri maupun ‘ledul Adha; baik para gadis yang menginjak akil baligh, wanita-wanita yang sedang haid maupun wanita-wanita pingitan. Wanita-wanita yang haid tetap meninggalkan shalat, namun mereka dapat menyaksikan kebaikan (mendengarkan nasehat) dan dakwah kaum muslimin. Aku bertanya : Ya Rasulullah, salah seorang dari kami ada yang tidak memiliki jilbab? Beliau menjawab : Kalau begitu hendaklah saudarinya meminjamkan jilbabnya (agar ia keluar dengan ber jilbab)!” (HR. Bukhari dan Muslim).4
Hadits ini merupakan dalil yang tak terbantahkan, dapat difahami dengan sejelas-jelasnya sabda beliau dan tak bisa di utak-atik maknanya oleh orang-orang yang senang mengekor hawa nafsu.
Wahai ukhti muslimah,…tanpa memakai jilbab saja manusia tak akan hentinya berkomentar dan mengkritik apa yang kita lakukan karena memang demikianlah tabiat manusia tidak ada puasnya. Apalagi kita yang berusaha untuk taat menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya tentu lebih berat lagi ujiannya.Hanya perlu kita camkan dan garis bawahi adalah semakin kita mengikuti kebanyakan orang semakin menyesatkan kita dari jalan yang di ridhai-Nya sebagaimana firman-Nya:
وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ
“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)” (Al-An’aam :116)
Cukuplah sudah kita berlepas diri dari pendapat ‘kebanyakan orang’ tak ada yang kita dapati melainkan syubhat-syubhat yang justru melemahkan keimanan kita.Dan tak ada jawaban yang patut di keluarkan dari lisan-lisan kaum muslimin dan muslimah terhadap perintah Allah dan Rasul-Nya melainkan kami dengar dan kami ta’at (Sami’na wa atha’na) karena dari jawaban inilah kunci kesuksesan di dunia dan akhirat sebagaimana firman-Nya:
إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Sesungguhnya jawaban oran-orang mu’min, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. “Kami mendengar, dan kami patuh”. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. (AN-Nuur :51). Wallahu ‘alam.

Artikel ini telah di muraja’ah (di cek) oleh ustadz Muhammad Elvy Syam Lc.