Rabu, 30 Desember 2009

Sambut Tahun Baru dengan Pencerahan

PDF Print E-mail
Oleh: Joni Sandra

PINANG, KEPRIterkini: Pemuda dan mahasiswa Tanjungpinang menjadikan akhir tahun 2009 sebagai momentum introspeksi dan motivasi. Berbagai kegiatan mulai dari dialog terbuka dengan masyarakat, hingga pencerahan spiritual akan dilaksanakan.

Himpunan Mahasiswa Pulau Bintan (HIMPAB) misalnya. Hari ini, Kamis (31/12) berencana melakukan bakti sosial dan dialog terbuka bersama masyarakat di Tanjungkeling, Desa Malang Rapat Kecamatan Gunung Lengkuas. Desa ini nantinya akan dijadikan desa binaan mahasiswa.

Ketua Umum HIMPAB, Darfiet kepada kepriterkini.com menjelasklan, ‘’Dengan kegiatan ini kita berupaya memberikan kontribusi konstruktif pembangunan mental kepada masyarakat. Nantinya, keluhan dan harapan masyarakat akan kita rekomendasikan kepada pemerintah. Tujuannya agar pemerintah tahu kondisi real masyarakat,’’ ujarnya.

Sejauh ini, penilaian HIMPAB, masih banyak masyarakat yang minim perhatian baik dari segi pembangunan maupun ekonomi dan pendidikan.

Lalu, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Tanjungpinang-Bintan pada hari ini melakukan study ilmiah dengan tema motivasi pendidikan dan pemutaran film dokumenter pendidikan di Desa Pengujan, Kabupaten Bintan. Kegiatan ini dilaksanakan bekerjasama dengan Badan Arsip dan Pustaka Kepri.

‘’Studi ilmiah ini merupakan motivasi pendidikan untuk kader PMII dan masyarakat, agar prospek kedepannya kita berpikir optimis mampu membangun daerah dengan prioritas pendidikan anak daerah di utamakan. Kita berharap kedepan jangan mau lagi menjadi penonton di negeri sendiri,’’ jelas Ketua PMII Heriyanto.

Tak hanya itu, malam nanti Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Tanjungpinang akan menggelar berbagai atraksi. Antaranya, pementasan seni budaya daerah, kolaborasi seni tradisonal dan modern, band anak jalanan, persembahan sulap, dan berbalas pantun. Ada vjuga  tausiyah akhir tahun yang disampaikan dari Lembaga Da’wah Pengurus Besar (PBNU) KH.Drs.Jawari Tantowi,MA.

Kaetua panitia acvara yang digelar KNPI, Rumono mengatakan, diadakannya kegiatan ini tak lain sebagai wujud kepedulian dan keprihatinan terhadap fenomena generasi muda yang selalu euphoria akan hadirnya tahun baru masehi yang tidak jelas manfaatnya.

‘’Ke depannya kita berharap semua elemen masyarakat baik OKP, Ormas, dan kaum terpelajar berpikir optimis dan merupakan tanggungjawab kita bersama dalam mewujudkan harmonisasi dan soliditas pemuda menjadikan kehidupan masyarakat yang adil, sejahtera dan berakhlaq mulia,’’ terang kader GP Ansor ini.***

Sambut Tahun Baru dengan Pencerahan

Sambut Tahun Baru dengan Pencerahan

PDF Print E-mail
Oleh: Joni Sandra

PINANG, KEPRIterkini: Pemuda dan mahasiswa Tanjungpinang menjadikan akhir tahun 2009 sebagai momentum introspeksi dan motivasi. Berbagai kegiatan mulai dari dialog terbuka dengan masyarakat, hingga pencerahan spiritual akan dilaksanakan.

Himpunan Mahasiswa Pulau Bintan (HIMPAB) misalnya. Hari ini, Kamis (31/12) berencana melakukan bakti sosial dan dialog terbuka bersama masyarakat di Tanjungkeling, Desa Malang Rapat Kecamatan Gunung Lengkuas. Desa ini nantinya akan dijadikan desa binaan mahasiswa.

Ketua Umum HIMPAB, Darfiet kepada kepriterkini.com menjelasklan, ‘’Dengan kegiatan ini kita berupaya memberikan kontribusi konstruktif pembangunan mental kepada masyarakat. Nantinya, keluhan dan harapan masyarakat akan kita rekomendasikan kepada pemerintah. Tujuannya agar pemerintah tahu kondisi real masyarakat,’’ ujarnya.

Sejauh ini, penilaian HIMPAB, masih banyak masyarakat yang minim perhatian baik dari segi pembangunan maupun ekonomi dan pendidikan.

Lalu, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Tanjungpinang-Bintan pada hari ini melakukan study ilmiah dengan tema motivasi pendidikan dan pemutaran film dokumenter pendidikan di Desa Pengujan, Kabupaten Bintan. Kegiatan ini dilaksanakan bekerjasama dengan Badan Arsip dan Pustaka Kepri.

‘’Studi ilmiah ini merupakan motivasi pendidikan untuk kader PMII dan masyarakat, agar prospek kedepannya kita berpikir optimis mampu membangun daerah dengan prioritas pendidikan anak daerah di utamakan. Kita berharap kedepan jangan mau lagi menjadi penonton di negeri sendiri,’’ jelas Ketua PMII Heriyanto.

Tak hanya itu, malam nanti Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Tanjungpinang akan menggelar berbagai atraksi. Antaranya, pementasan seni budaya daerah, kolaborasi seni tradisonal dan modern, band anak jalanan, persembahan sulap, dan berbalas pantun. Ada vjuga  tausiyah akhir tahun yang disampaikan dari Lembaga Da’wah Pengurus Besar (PBNU) KH.Drs.Jawari Tantowi,MA.

Kaetua panitia acvara yang digelar KNPI, Rumono mengatakan, diadakannya kegiatan ini tak lain sebagai wujud kepedulian dan keprihatinan terhadap fenomena generasi muda yang selalu euphoria akan hadirnya tahun baru masehi yang tidak jelas manfaatnya.

‘’Ke depannya kita berharap semua elemen masyarakat baik OKP, Ormas, dan kaum terpelajar berpikir optimis dan merupakan tanggungjawab kita bersama dalam mewujudkan harmonisasi dan soliditas pemuda menjadikan kehidupan masyarakat yang adil, sejahtera dan berakhlaq mulia,’’ terang kader GP Ansor ini.***

http://kepriterkini.com/index.php?option=com_content&view=article&id=242:sambut-tahun-baru-dengan-pencerahan-&catid=40:tanjung-pinang&Itemid=55

Selasa, 29 Desember 2009

Kualitas Tabung Gas dan Raskin Dikeluhkan

Kualitas Tabung Gas dan Raskin Dikeluhkan

PDF Print E-mail
Oleh: Joni Sandra – kepriterkini.com

PINANG, KEPRIterkini:
Kompor dan tabung gas yang dibagikan ke warga Tanjungpinang, khususnya Kelurahan Sei Jang sejak Senin (21/12) hingga Rabu (23/12), masih belum digunakan sebagian penerimanya. Sebab, kualitas kompor dan tabung gas tersebut meragukan.

Mira, ibu rumah tangga di Perumahan Sei Jang, Selasa (29/12) kepada kepriterkini.com mengungkapkan hal itu. ‘’Saya masih belum menggunakan kompor dan tabung gas yang baru di ambil di rumah pak RT, karena saya takut bila terjadi hal-hal yang tidak di inginkan. Banyak ibu-ibu yang lain juga enggan menggunakannya,’’ terang Mira.

Secara kualitas, menurut Mira, kompor dan tabung gas yang diberikan sangat standar. Bahkan, ada juga ibu-ibu penerima yang mendapati tabung gas yang sudah penyok. ‘’Memang ini pemberian, dan kita syukuri itu. Namun, kalau ternyata nanti pas dikapai bisa membahayakan, lebih baik jangan lah,’’ lanjutnya.

Menurut Mira, ketika dibagikan, dirinya bersama ibu-ibu di Perumahan Sei Jang diminta pak RT uang sebesar Rp10 ribu. ‘’Katanya untuk mengganti uang transportasi membawa kompor gas itu kerumahnya. Kami sempat kesal, kan ini gratis,’’ gerutu Mira.

Tak hanya itu, pembagian Raskin (beras miskin) kepada warga RT02 / RWVI Kelurahan Sei.Jang Perumnas juga seringkali terjadi masalah. Misalnya, RT membuat kebijakan yang dinilai merugikan warga dengan menjual beras kualitas rendah dan sangat tidak layak guna seharga Rp1500 per kilogram.

‘’Kami cuma berharap pemerintah memperhatikan kualitas beras miskin. Kalau kaulitasnya tetap seperti itu, warga berpikir dua kali untuk mengambilnya,’’ ujar Mira.

Lurah Sei Jang, Firsandi, S.Sos menanggapi keluhan warga ini mengatakan, pihaknya sudah melakukan semua sesuai prosedur. Untuk tabung gas, soal kaulitasnya jelek, kata Firsandi, itu bukan bagian kelurahan. Yang pasti, saat pembagian, ‘’Semua staf kelurahan saya turunkan untuk mengakomodir kebutuhan warga. Kami hanya bersifat melancarkan program pemerintah agar kebutuhan warga terpenuhi dan terakomodir dan tidak ada yang kecewa,’’ jelasnya. ***

ruang filsafat...heheheh

web ttg filsafat

A. Tokoh Filsafat Islam,
diantranya adalah :
1. Al Ghazali,
2. Al Farabi, dan
3. Ibn Sina

Abu Ishaq al-Kindi (185-260 H). Abu Nasr  al-Farabi adalah filosof pertama yang mengonsep filsafat Islam. 
yaikh Maqtul Suhrawardi.  Abu Ali Sina adalah salah satu filosof lain yang menggabungkan aliran filsafat  Paripatetik ini.
Ibnu
Bajah, Ibnu Thufail dan Ibnu Rusyd. Ibnu Bajah mengkonsentrasikan
ide-idenya untuk melawan tasawwuf. Ia menganggap tasawwuf sendiri
sebagai hijab dan penutup manusia dari kebenaran. Kebalikan dari cara
pandang urafa, Ibnu Bajah menganggap satu-satunya jalan untuk mengenal
adalah filsafat. Karena filsafat tidak dicampuri oleh segala macam
kelezatan fisik. Ia menambahkan bahwa kemungkinan inilah yang membuat
para filosof diasingkan oleh masyarakat yang bodoh.   
Setelah Ibnu Bajah, muncul Ibnu Thufail dengan kisah monumentalnya Hayyu bin Yaqzhan. Kisah itu membuatnya terkenal. Dalam cerita falsafinya itu ia berusaha untuk membuktikan bahwa manusia dengan akalnya dapat mengenal Allah. Kemampuan itu dapat diraih sekalipun tanpa bantuan wahyu dan Nabi. Cerita ini sangat mendapat perhatian Barat, sehingga mereka menerjemahkannya dalam berbagai bahasa. Semua peneliti mengetahui bahwa Daniel Defoe yang menciptakan tokoh Robinson Crusoe benar-benar dipengaruhi oleh ide Ibnu Thufail.
  


1. http://awaited12th.blogspot.com/2007/06/kecemerlangan-ibnu-rusyd-dalam-filsafat.html

2. http://awaited12th.blogspot.com/2007/06/ontologi-filsafat-wujud-dalam-wacana.html

3. http://awaited12th.blogspot.com/2007/06/tujuan-berfilsafat-bahan-kuliah.html

4. http://www.kepriterkini.com/index.php?option=com_content&view=article&id=166:ismeth-tak-ke-kopenhagen&catid=50:tajuk-opini&Itemid=64


5. Filsafat Islam dewasa ini menjadi domain wacana dan tema diskusi yang kuat di kalangan pemikir (pemerhati filsafat) di Timur maupun di Barat. Setidaknya hal ini terjadi pada abad ke-19 hingga kini.
Sebut saja orang-orang seperti Adam Mez, Henry Corbin, Goldziher, Hitti, HAR. Gibb, atau Seyyed Hossein Nasr, Fazlur Rahman, Joel Kraemer, dan belakangan Oliver Leaman serta [...]
http://parapemikir.com/category/filsafat

6. http://www.pdf-search-engine.com/makalah-tokoh-filsafat-islam-pdf.html

7. http://www.mail-archive.com/tasawuf@server03.abangadek.com/msg00017.html

Senin, 28 Desember 2009

OKP Desak Musda KNPI Tanjungpinang

OKP Desak Musda KNPI Tanjungpinang

Oleh: Joni Sandra

PINANG, KEPRIterkini: Lambannya pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) KNPI Tanjungpinang membuat beberapa OKP gerah dan mempertanyakan komitmen, konsisten dan loyalitas kepengurusan DPD KNPI Tanjungpinang. Pasalnya, terhitung April 2009 lalu masa kepengurusan KNPI Tanjungpinang periode 2006-2009 telah habis.
Ketua Umum PMII Tanjungpinang – Bintan, Heriyanto kepada kepriterkini.com, Senin (28/12) mengatakan, Musda KNPI Kota Tanjungpinang jangan ditunda-tunda lagi dengan alasan apapun. ‘’Kami minta MPI (Majelis Pemuda Indonesia) bersikap tegas dan segera ambil alih Musda KNPI walaupun panitia sudah terbentuk tapi mereka tidak serius untuk melaksanakan Musda, karena kita ketahui bahwa KNPI harus menjadi organisasi kepemudaan yang independen dan dapat merangkul OKP-OKP yang ada, bukan mengedepankan interest group,’’ ujarnya.

Ketua Generasi Muda Sriwijaya Abdul Halim,S.Pd pun angkat bicara dan prihatin akan lambannya Musda KNPI Tanjungpinang. ‘’Terlaksana atau tidaknya Musda KNPI Tanjungpinang itu tergantung kawan-kawan OKP yang peduli dan peka terhadap kondisi riil kepemudaan di Tanjungpinang,’’ kata Halim.

Di tempat terpisah Ketua Umum HMI Tanjungpinang - Bintan, Ahmad NurAfendi menegaskan, KNPI harus kembali pada fungsinya sebagai laboratorium kader, bukan sebagai jembatan kepentingan pihak mana pun. ‘’Artinya kader-kader terbaik dari berbagai OKP yang berhimpun di KNPI harus dapat mengayomi dan sharring kegiatan antara OKP-OKP yang ada bukan nantinya justru malah KNPI mengambil peran-peran OKP,’’ terang NurAfendi

Baik Heriyanto, Abdul Halim dan Ahmad Nur Afendi sepakat, siapapun kelak terpilih menggantikan kepemimpinan di tubuh KNPI Kota Tanjungpinang, harus bisa memberdayakan potensi pemuda dan belajarlah dari pengalaman.

Panitia Musda DPD KNPI Tanjungpinang sudah berusaha di konfirmasi namun tidak mendapat respon hingga berita ini di tulis.***

http://kepriterkini.com/index.php?option=com_content&view=article&id=196:okp-desak-musda-knpi-tanjungpinang&catid=40:tanjung-pinang&Itemid=55

Kenapa APBD Kepri Harus Pro Rakyat ?

Oleh Surya Makmur Nasution
Anggota DPRD Kepri dari Fraksi Partai Demokrat

 
 
Terminologi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) pro rakyat  yang saya munculkan saat pembahasan Rancangan APBD Provinsi Kepulauan Riau (Kepri)  menjadi wacana dan perdebatan di masyarakat. Permasalahannya adalah apa ukuran atau para meter untuk menyatakan sebuah APBD disebut pro rakyat atau tidak pro rakyat. Tentu saja memang belum ada kriteria bakunya.

Sehingga dalam wacana tersebut, ada yang setuju menggunakan terminologi APBD pro rakyat, dan ada pula yang tidak setuju atau tidak mau tahu. Yang tidak setuju, berargumentasi, istilah tersebut tidak ditemukan dalam penyusunan anggaran. Yang setuju berpendapat,  sumber keuangan APBD berasal dari rakyat oleh karena itu pemanfaatan pengalokasian dan pendistribusiannya haruslah untuk kepentingan rakyat, pro-rakyat. Yang tidak mau tahu, argumentasinya, EGP, emang gue pikirin.

 Kenapa saya memunculkan istilah APBD pro rakyat, argumentasi pemikirannya sederhana saja. Dalam pandangan saya, penyusunan RAPBD bukanlah sekadar tugas dan fungsi budgeting (pemerintah daerah dan DPRD), secara rutinitas menjelang berakhirnya masa satu tahun anggaran. Bukan pula untuk melepaskan tanggungjawab konstitusional sebagai penyelenggara pemerintahan daerah, antara eksekutif dan legislatif.

 APBD hakekatnya adalah sebuah proses pertanggungjawaban atas pengelolaan dana/belanja publik oleh badan atau pejabat publik yang bersumber dari uang rakyat dan diperuntukkan kepada kepentingan kesejahteraan rakyat. Dengan kata lain, APBD adalah pengelolaan anggaran yang bersumber dari uang rakyat yang sebesar-besarnya pemanfaatannya diperuntukkan kepada kepentingan untuk mensejahterakan rakyat.

 Sebagai sebuah instrumen pengelolaan uang rakyat, APBD seyogiayanya menjamin berlangsungnya proses pengambilan keputusan yang dikaitkan dengan kebijakan pendapatan daerah dan belanja daerah. Perspektif kebijakan dan pengelolaannya adalah untuk mewujudkan tercapainya pelayanan publik secara transparan, efisien, efektif dan akuntabel guna mensejahterakan masyarakat.

  Oleh karena itu, pengelolaan dan pengalokasian serta pendistribusian APBD harus mencerminkan kepentingan rakyat (pro rakyat), bukan kepentingan penguasa/pejabat (incumbent), korporasi atau pasar.
 
                      ***

Insya Allah, jika tak ada perubahan, RAPBD Provinsi Kepri Tahun 2010, Rabu, 23 Desember 2009, akan disahkan dalam Sidang Paripurna DPRD Kepri di Tanjungpinang. Jumlah anggaran yang akan disahkan sebesar Rp. 1.830.000.000.000 (Rp530.362.779.945 (28,98 persen) belanja tidak langsung, dan Rp. 1.299.637.220.055 (71,02 persen) belanja langsung.
Membaca dan menelaah nota keuangan RAPBD KEPRI Tahun 2010 dengan waktu relativ singkat, tentu saja waktunya kurang memadai dan punya keterbatasan. Namun demikian, membiarkan proses pengesahan APBD tanpa memberi catatan atau masukan dan kritikan tentu tidaklah elok di mata rakyat.

 Anggota DPRD sebagai representasi wakil rakyat yang dipilih rakyat berdasarkan suara terbanyak hendaknya dapat menjadi motor penggerak tumbuh dan berkembangnya kehidupan demokrasi secara sehat dan indah di mata masyarakat ditandai adanya check and balances, keseimbangan dalam pengambilan kebijakan pada ruang publik oleh pejabat publik.

 Atas dasar itulah, pembahasan APBD berada di ranah publik karena bersumber dari uang publik. Dengan kata lain, partisipasi rakyat dalam pembahasannya sangat dibutuhkan agar apa yang menjadi aspirasi dan kepentingan masyarakat dapat terserap dan terpenuhi dalam pengalokasian dan pendistribusian APBD.

 Semua Anggota DPRD secara konstitusional punya tanggungjawab moral kepada rakyat untuk menjelaskan, mengawal, mengontrol/mengawasi jalannya pemerintahan daerah yang menggunakan uang APBD. Hak konstitusional untuk menjalankan tugas dan fungsi (legislasi, budgeting dan pengawasan) berlaku di dalam dan di luar gedung DPRD sehingga dijamin kebebasannya secara konstitusional.

Jika ada perbedaan pendapat, justru di sanalah letak keindahan demokrasi sebagai “rumah” tempat bertemunya keragaman pendapat atau pandangan, bukan malah dipertentangkan atau dianggap sebagai penghambat kepentingan. Akan tetapi, harus dicari titik-titik persamaannya untuk dijadikan sebagai titik temu atas perbedaan pandangan tersebut.

 Patut dicermati dengan saksama, serius dan mendalam, bahwa krisis ekonomi global yang melanda dunia tahun 2008 akibat krisis keuangan di Amerika Serikat berdampak negatif terhadap perekonomian nasional. Pertumbuhan ekonomi akan menurun akibat banyaknya perusahaan yang tutup dan terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Situasi ini berdampak bertambahnya pengangguran, lapangan kerja sulit, jumlah warga miskin pun bertambah.

 Dampak krisis tersebut juga mempengaruhi perekonomian di provinsi Bumi Segantang lada ini. Sebagaimana disebutkan perekonomian Kepri sebesar 65 persen ditopang oleh sector industry, perdagangan dan jasa yang berorientasi ekspor. Bila negara tujuan ekspor mengalami goncangan ekonomi tentu akan mempengaruhi perekonomian di Kepri.

  Lihat saja efektifitas produk politik Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2007 tentang Kawasan Perdagangan dan Pelabuhan Bebas Batam, Bintan dan karimun, yang begitu mengharapkan investasi asing berjalan stagnan alias jalan ditempat. Bahkan, perlakuan FTZ yang masih menyisakan persoalan, utamanya, arus kelancaran keluar dan masuknya barang yang harus menggunakan master list, bukan negative list, member kontribusi negative atas perekonomian di Kepri.

  Meski estimasi positif pertumbuhan ekonomi Kepri Tahun 2010 diperkirakan 5,5 sampai dengan 6 persen atau di atas rata-rata nasional, bukan berarti menutup kemungkinan terjadinya penurunan. Sebagaimana disebutkan, sumber pertumbuhan ekonomi Kepri, berasal dari kegiatan ekspor/impor sebesar 3,03 persen, konsumsi rumah tangga sebesar 1,94 persen dan investasi (pembentukan modal tetap bruto) adalah 0,27 persen dan pengeluaran pemerintah 0,16 persen.

  Dalam penyusunan APBD Tahun 2010 tak terlepas dari kondisi makro perekonomian nasional. Oleh karena itu, dalam penyusunannya haruslah disesuaikan dengan prakiraan asumsi ekonomi makro untuk APBN 2010. Sebagai contoh, misalnya, pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen, laju inflasi 5 persen, angka pengangguran terbuka diperkirakan 8,0 persen dari angktan kerja, jumlah penduduk miskin diperkirakan turun menjadi 12-13,5 persen, dan daerah juga harus mempertimbangkan perkiraan deficit APBN 1,3 persen dari PDB (lihat Lampiran Permendagri Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun 2010).

  Justru itu, Permendagri Nomor 25 Tahun 2009 memberi pedoman agar dalam melaksanakan pengelolaan keuangan APBD sebagai instrument pembangunan, aparatur negara harus memperhatikan prinsip utama (pengarusutamaan) sebagai landasan operasional kerjanya. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah partisipasi masyarakat, pola pembangunan berkelanjutan, pola pembangunan berkelanjutan, tata pengelolaan yang baik, pengurangan kesenjangan antara wilayah, percepatan pembangunan daerah tertinggal, desentralisasi dan Otonomi Daerah serta padat karya.

   Dalam KUA Pemprov Kepri Tahun Anggaran 2010, Gubernur telah menetapkan 6 (enam) prioritas pembangunan tahun 2010, yaitu, peningkatan penyediaan pendidikan berkualitas dan pelayanan kesehatan masyarakat. Kemudian, peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah melalui peningkatan investasi di sektor industri, pariwisata, pertanian/perikanan dan optimalisasi potensi unggulan daerah, peningkatan ketersediaan infrastruktur darat/udara/laut serta telekomunikasi, peningkatan lapangan kerja baru dan berkurangnya jumlah keluarga miskin, percepatan perwujudan tata pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa (good governance and clean goverment).

  Enam prioritas pembangunan yang diajukan Pemprov Kepri sudah ideal. Hanya saja, 6 prioritas pembangunan tahun 2010 yang diproyeksikan di dalam RAPBD, menurut pandangan saya, masih menyisakan banyak pertanyaan yang perlu mendapat perhatian serius dan pendalaman agar program-programnya berpihak kepada kepentingan rakyat Kepri.

 Benar, jumlah anggaran yang akan disahkan sebesar Rp. 1.830.000.000.000 pengalokasian dananya sebesar Rp. 530.362.779.945  atau 28,98 persen untuk kepentingan belanja tidak langsung (misalnya, belanja pegawai, bunga, sibsidi, hibah, bantuan, bantuan langsung, bantuan keuangan dan tidak terduga), dan Rp. 1.299.637.220.055  atau 71,02 persen belanja langsung atau belanja publik (belanja pegawai, barang jasa, dan belanja modal).

Dari angka tersebut mencerminkan, antara belanja publik lebih besar dibandingkan dengan belanja tidak langsung. Komposisi alokasi ini dapat dikatakan, sangat sehat, sebagaimana disebut oleh Wakil Gubernur Kepri M Sani dalam memberikan jawaban pemerintah provinsi atas pertanyaan dan tanggapan Anggota DPRD Kepri, 4 Desember 2009.

Bahkan, Ketua Badan Anggaran DPRD Kepri Hotman Hutapea mengatakan, APBD Kepri tahun 2010 mencerminkan lebih besar untuk kepentingan rakyat. Itu dibuktikan dengan sebesar 20,21 persen untuk pendidikan, kesehatan 7,16 persen, lingkungan hidup dan perlindungan sosial 9,85 persen, dan untuk perumahan dan fasilitas 30,33 persen dan pelayanan umum 34,52 persen (Sijori Mandiri, 15 Desember 2009).

 Secara persentase dan angka-angka RAPBD yang diajukan Pemerintah Provinsi Kepri tak dapat disangkal, alokasi belanja langsung lebih besar dibandingkan belanja tak langsung. Hanya saja, yang menjadi catatan saya,  dari belanja langsung tersebut, peruntukannya kemana dan untuk apa saja?

 Pendapat saya, untuk alokasi pendidikan misalnya, disebutkan telah mencapai 20, 21 persen dengan angka Rp. 195.263.000.000. Padahal, total RAPBD yang diajukan Rp 1.830.000.000.0000 yang berarti seharusnya alokasi untuk pendidikan nilainya mencapai Rp 360 miliar lebih. Sebab, berdasarkan pasal 49 ayat 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, mengamanatkan pengalokasian anggaran (APBN/APBD) sebesar 20 persen untuk pendidikan.

 Patut diingat, dari angka belanja langsung sebesar Rp. 1.299.637.220.055  atau 71,02, juga terdapat anggaran untuk belanja pegawai sebesar Rp. 210.669.549.430.

  Kemudian, dari jumlah kegiatan penanggulangan kemiskinan dan ekonomi kerakyatan, dari 86 kegiatan pagu anggarannya hanya Rp 216.028.084.100 atau lebih kecil dari anggaran belanja pegawai sebesar Rp 391.350.324.375 (belanja pegawai dari belanja tidak langsung Rp 180.680.779.945 dan belanja pegawai dari belanja langsung Rp. 210.669.549.430).

 Di sisi lalin, belanja fisik, seperti pembangunan infrastruktur  ibukota provinsi di Dompak Rp 482 miliar, pembangunan rumah sakit umum daerah Rp 60 miliar dan lainnya. Ini hanya untuk  menyebut beberapa contoh belanja fisik yang menurut hemat saya masih dapat diperdebatkan kemanfaatannya apakah berdampak langsung kepada kepentingan rakyat.


  Bagi saya, yang lebih penting dari semua ini adalah bagaimana posisi tawar rakyat sebagai pemilik kedaulatan atas APBD dapat menikmatinya dan mengawasi serta mengakses pemanfaatannya. ***

http://batampos.co.id/Opini/Opini/Kenapa_APBD_Kepri_Harus_Pro_Rakyat_?.html

Minggu, 27 Desember 2009

Spirit Kader Da'wah

Langkah praktis Spirit Kader Da'wah
simak yaaa..........

1. Lakukanlah workshop kecil untuk internal aktivis dakwah kampus . Tujuannya adalah memahamkan duduk masalah skandal century dan posisi Ideologi Islam sebagai solusi. Disamping itu sebagai ajang penguatan komitmen dan antusiasme internal untuk sesegera mungkin bergerak memanfaatkan momentum penting ini. Forum ini juga dapat dioptimalkan untuk membuat perencanaan praktis mensikapi skandal ini. Setiap aktivis dakwah kampus harus dipastikan memiliki tugas dan target masing-masing yang jelas.
2. Pastikan semua aktivis dakwah kampus secara personal bergerak memperluas pengaruh kepada kalangan mahasiswa secara umum, kelembagaan mahasiswa dan tokoh-tokoh mahasiswa. Pengaruh yang dimaksud disini adalah pengaruh pemahaman yang ideologis tentang kasus skandal century ini. Tidak ada cara yang hebat kecuali kontak person yang mendalam. Oleh karena itu monitoring dan evaluasi yang ketat harus dilakukan. Di sinilah pentingnya keberadaan kepemimpinan yang kuat.
3. Pastikan tersebar media propaganda tentang skandal century ini di kampus. Buatlah bentuk yang unik sehingga menarik perhatian dan respon dari berbagai kalangan baik pro maupun kontra. Jangan lupa pilihlah kata-kata kunci yang menggelitik minat publik untuk membaca dan terpengaruh. Misalnya Skandal Century : Saatnya Ganti Sistem Negeri ini dan Ganti Rezim Komprador Asing; Century Gate : Hancurkan Kapitalisme, Ganti Rezim Busuk; dll. Setiap media propaganda yang disebar harus dipastikan kontak personnya. Kontak person sebaiknya representatif per fakultas bila dimungkinkan.
4. Pastikan muncul forum-forum diskusi baik formal maupun informal. Sifatnya dapat dibuat secara mandiri atau menawarkan kerjasama. Bahkan bila proses no 1 – 3 berhasil dijalankan maka pihak lainlah yang membuat forum diskusi dan kemudian kita diundang jadi narasumber. Berbagai jenis forum diskusi formal, saya pikir para aktivis dakwah kampus dapat memahami. Saat ini yang belum dimanfaatkan dengan baik adalah forum diskusi informal. Saya yakin di setiap kampus banyak rumah kost, kelas-kelas, UKM dan kelompok-kelompok informal. Para aktivis harus jemput bola dan tawarkan diskusi kepada mereka.
5. Pastikan terdapat agenda besar terkait skandal century ini. Aktivitas besar ini sebaiknya dijadikan sebagai “gong besar” untuk menguatkan komitmen pemahaman yang telah kita bentuk di point 1 – 4. Menurut pengalaman saya membuat agenda besar di akhir yang diawali dengan kegiatan memperluas pengaruh riil biasanya akan lebih full power dan memberikan efek fantastis. Terkait dengan hal ini saya usulkan para aktivis dakwah kampus membuat aksi besar dengan massa 500 - 1000 orang di setiap kota dengan tag line Ganti Sistem Ganti Rezim. Bila kita dapat mengemasnya dengan baik maka efek opini akan luar biasa. Pastikan 500 - 1000 orang ini adalah massa padat yang telah paham tentang fakta dan solusi, bukan massa cair yang asal ikut aksi. Oleh karena itu keberhasilan point 5 ini ditentukan oleh point 1 – 4. Dalam hal ini dapat dilakukan kerja sama antar kampus.
6. Pastikan setiap massa yang telah kita pahamkan ini dapat di follow up dengan baik menjadi barisan aktivis dakwah kampus, atau minimal mendukung secara riil. Point 6 ini yang kadang juga lemah dalam penataan dakwah kampus. Opini tidak boleh sebatas opini, tetapi opini seharusnya dapat memastikan dukungan riil dan rekruitmen baru.

Lakukanlah point 1 – 6 di atas dengan sungguh-sungguh, dan mari kita lihat apa yang akan terjadi. Allah tidak akan melepaskan sendirian setiap orang yang menolong agama-Nya, yakinlah itu.

Demikian saran dan jawaban praktis saya, dengan sebuah harapan besar, Abdul Latif dan teman-teman seperjuangan lainnya dapat langsung mempraktekkan. Hal yang sama dapat dilakukan untuk kasus-kasus yang lain. Saya selalu berpikir dan mengupayakan agar aktivitas opini terintegrasi dengan agenda rekruitmen, pun demikian sebaliknya. Integrasi ini kadang sulit dilakukan dalam kelembagaan dakwah kampus yang sudah besar karena antar departemen seperti otonom sendiri-sendiri. Tetapi apabila kita menginginkan efek dakwah yang besar maka integrasi antara aktivitas opini dengan rekruitmen harus dilakukan. Di sinilah pentingnya kepemimpinan yang kuat. Lain waktu insya Allah kita bahas.

Selamat Berdakwah….

Hidup Perjuangan…..! Hidup Ideologi Islam…..! Allahu Akbar


http://www.facebook.com/profile.php?v=app_2347471856&ref=profile&id=100000139676168

Kamis, 10 Desember 2009

Manajemen UMRAH Kepri

Manajemen UMRAH terus disorot
Written by Agustinus
Thursday, 10 December 2009

TG.PINANG (KP): Bila ditelurusuri lebih jauh ke belakang, diduga masih banyak kebobrokan yang dilakukan manajemen Universitas Raja Ali Haji (UMRAH). Data yang diperoleh KP, pada Anggran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) tahun 2007 sebesar Rp6,3 miliar, APBD tahun 2008 sebesar Rp7.7 miliar dan APBD 2008 sebesar Rp12 miliar.

‘’Semuanya belum ada laporan pertanggungjawabannya. Pelaksanaan kegiatan di UMRAH ini, harus diumumkan ke publik dan publik berhak meminta pertanggungjawaban untuk diaudit kepada instansi penegak hukum,” kata salah seorang tokoh masyarakat Kepri Huzrin Hood saat dihubungi KP, kemarin.

Bukan itu saja, kata Huzrin, kepengurusan yayasan, pengangkatan pejabat di lingkungan UMRAH telah berimplikasi kepada pelanggaran hukum. Karena pengangkatan pejabat UMRAH melanggar atau tidak mengacu kepada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 tahun 1999 tentang Peguruan Tinggi (PT).

“Bahwa pengangkatan pejabat di lingkungan Universitas harus oleh Rektor. Tetapi di UMRAH pengangkatan pejabat di lingkungan itu, dilakukan oleh yayasan yang jelas bertentangan dengan peraturan tersebut,” terang Huzrin.

Belum lagi, tambah Huzrin, soal sistem penggajian. Staf dosen fakultas juga tidak memiliki standar hukum dan aturan semestinya. Sehingga, tidak heran kalau pejabat di fakulkultas walau masih Strata Satu (S1) bisa berpendapatan di atas Rp10 juta.

“Suatu produk yang dihasilkan dari pelanggaran terhadap peraturan dan perundang-undangan telah berdampak pada pelanggaran yang sistematis,” ucap Huzrin.

Senada dikemukakan Ketua DPRD Kepri, Nur Syafrialdi. Ia menjelaskan, mengenai LPj dana APBD yang digunakan UMRAH menurut Nur, DPRD Kepri hanya meminta LPJ atau menerima LPj dari Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau. Hal ini dikarenakan UMRAH di bawah naungan Yayasan Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau berada di bawah Pemerintah Provinsi Kepri.

“Komisi IV DPRD Kepri yang membidangi tentang pendidikan harus segera mempertayakan permasalahan ini kepada Pemprov Kepri. Karena dana yang digunakan berkaitan dengan uang rakyat,” kata Nur.

Masih menurut Nur, jika terdapat penyalahgunaan kewenangan atau anggaran tidak serta merta menjadi tanggungjawab Pemprov Kepri. Tapi dipertanggungjawabkan oleh pejabat UMRAH yang berwenang. Kepada Pemprov Kepri selanjutnya LPj yang diterima pemprov dari UMRAH diaudit dulu oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan hasilnya disampaikan ke DPRD Kepri untuk ditindaklanjuti.

“Baru berdasarkan hasil audit tersebut DPRD Kepri mempertimbangkan untuk mengalokasikan anggaran dana untuk UMRAH pada APBD tahun berikutnya,” jelas Nur. (nus)