Rabu, 24 Agustus 2011

Penulis memperhatikan bahwa pada sebagian besar masjid/musholla yang telah penulis kunjungi untuk melaksanakan sholat, senantiasa terdapat beberapa wanita yang melaksanakan sholat berjama’ah namun antar jama’ah wanita tersebut terdapat jarak/celah yang lebarnya bahkan sampai 1 (satu) meter. Terkadang bila sholat berjama’ah dan penulis bermaksud merapatkan shaf, maka jama’ah disebelah kanan/kiri malah semakin menjauhkan kaki mereka dari kaki penulis.

Kedua kondisi diatas membuat sedih penulis, karena dalam Islam pada saat melaksanakan sholat berjama’ah kita dianjurkan untuk senantiasa meluruskan shaf dan menutup celahnya (merapatkannya).

Hal tersebut berdasarkan hadits ‘Aisyah Radhiallahu ‘anha, dia bercerita : Rasulullah Shollallahu ‘alayhi wa Sallam bersabda :

“Sesungguhnya Allah dan Para Malaikat-Nya bershalawat atas orang-orang yang menyambung barisan. Barang siapa menutupi kerenggangan (yang ada dalam barisan), niscaya dengannya Allah akan meninggikannya satu derajat.” (HR. Ibnu Majah,Ahmad, Ibnu Khuzaimah,Al-Hakim, dinilai Shahih oleh Adz-Dzahabi dan al-Albani).

Kemudian,

Dari Nu’man bin Basyir, ia berkata : Aku pernah mendengar Rasulullah Shollallahu’alayhi wa Sallam bersabda : “Hendaklah kamu benar-benar meluruskan shafmu, atau (kalau tidak;maka) Allah akan jadikan perselisihan di antaramu.” (Muttafaq ‘alayhi, Bukhari No. 717 dan Muslim No.436)

Hadits ini juga telah diriwayatkan oleh Abu Dawud No. 552 dan Ahmad (IV:276) dan dishahihkan oleh al Albani dalam ash Shahihah no.32 secara lengkap, setelah membawakan hadits di atas, maka Nu’man bin Basyir radhiallahu ‘anhu berkata :

“Maka saya (Nu’man bin Basyir) melihat seorang laki-laki (dari para Shahabat) menempelkan bahunya ke bahu yang ada disampingnya, dan lututnya dengan lutut yang ada disampingnya serta mata kakinya dengan mata kaki yang ada disampingnya).”

Pernyataan Nu’man bin Basyir ini juga telah disebutkan oleh Imam Bukhari didalam kitab Shahihnya (II:447-Fat-hul Bari).

Diriwayatkan pula Dari Ibnu Umar bahwasanya Rasulullah Shollallahu ’alayhi wa Sallam telah bersabda:

“Luruskanlah shaf-shafmu! Sejajarkan antara bahumu (dengan bahu saudaranya yang berada disamping kanan dan kiri), isilah bagian yang masih renggang, berlaku lembutlah terhadap tangan saudaramu (yang hendak mengisi kekosongan atau kelonggaran shaf), dan janganlah kamu biarkan kekosongan yang ada di shaf untuk diisi oleh setan. Dan barangsiapa yang menyambung shaf, pastilah Allah akan menyambungnya, sebaliknya barangsiapa yang memutuskan shaf; pastilah Allah akan memutuskannya.

(Shahih. Abu Dawud no:666, dan telah dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah, al Hakim, Nawawi dan al Albani. Lihat : Fat-hul Bari (II:447) dan Shahihut Targhib Wat Tarbib no:492).

Sehingga bengkoknya shaf akan mengakibatkan permusuhan dan pertentangan hati, kekurangan iman dan hilangnya kekhusyu’an.

Sebagaimana lurusnya sebuah shaf termasuk (sebagian dari) kesempurnaan sholat, yang demikian itu diungkapkan di dalam sabda Rasulullah shollallaahu ‘alayhi wa Sallam,

“Karena lurusnya shaf itu sebagian dari kesempurnaan shalat.” (HR. Muslim).

Di dalam riwayat lain :

“Karena lurusnya shaf itu sebagian dari baiknya sholat”(HR. Al-Bukhari & Muslim).

Ukhty, Para Shahabat Radhiallahu ‘anhum sangatlah memperhatikan masalah merapatkan dan meluruskan shaf ini.

Diriwayatkan dari Umar bahwasanya ia menugasi beberapa orang laki-laki untuk merapikan shaf makmum, dan ia (Umar) tidak bertakbir untuk memulai sholatnya melainkan setelah dilaporkan oleh para petugasnya itu bahwa shaf telah rapi semua, begitulah juga diriwayatkan dari Ali dan ‘Utsman, bahwa keduanya dahulu biasa melakukan hal itu setiap sebelum memulai sholat, dan mereka berdua biasa berkata (sebelum memulai shalat); “Istawu (luruskan shafmu)” bahkan Ali berkata: “Wahai Fulan! Majulah,” (Dan berkata kepada yang lainnya:) ” Wahai fulan, mundurlah. (Lihat pula riwayat-riwayatnya di dalam kitab al Muwaththa’, Imam Malik : no. 234, 375, 376).

Ya Ukhty Muslimah, mari rapatkan dan luruskan shaf kita karena hal itu merupakan sunnah Nabi Shollallahu ‘alayhi wa sallam yang agung. Maka marilah kita menghidupkannya.

Merapatkan dan meluruskan shaf dilakukan dengan cara merapatkan bahu, lutut, dan mata kaki.

Semoga dengannya, Allah mengangkat derajat kita, menjauhkan perselisihan dan permusuhan di antara kita. Amiin…


Mulia Di Akhirat & Meraih Dunia dengan Ilmu
October 13, 2007. Dikirim febri dalam Aqidah, Ilmu, Studi Islam | 5 komentar

”Hidup bahagia,mati masuk syurga” yup,pasti setiap orang ingin seperti itu.Jadi apa yang dapat kita lakukan untuk mewujudkannya?

Allah Ta’ala telah mengajarkan sebuah doa dalam firmanNya:

”Wahai Rabb kami,berilah kami kebaikan di dunia, dan kebaikan di akhirat” (QS.Al-Baqarah : 201)

Al-Hasan rahimahullah (wafat th. 110 H) berkata, ”Yang dimaksud kebaikan dunia adalah ilmu dan ibadah, dan kebaikan akhirat adalah Syurga ”Sedangkan Ibnu Wahb (wafat th.197 H) rahimahullah berkata, ”Aku mendengar Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah berkata ”Kebaikan di dunia adalah rizki yang baik dan ilmu, sedangkan kebaikan di akhirat adalah syurga”


Perhatikanlah bagaimana para ulama memegang ilmu sebagai sumber kebaikan di dunia,yang dengannya dapat diraih pula kebaikan di akhirat berupa syurga.Karena itu, hal utama yang harus kita lakukan untuk mewujudkan kebahagiaan di dunia dan akhirat adalah dengan terus menerus mengejar ilmu dengan mengikhlaskan niat karena Allah Ta’ala.Ilmu yang dimaksud adlah ilmu yang bermanfaat.

Imam Ibnu Rajab (wafat th.795 H) rahimahullah mengatakan bahwa ”Ilmu yang bermanfaat menunjukkan pada dua hal : Pertama,mengenal Allah Ta’ala dan segala pa yang menjadi hak-Nya berupa nama-nama yang indah, sifat-sifat yang mulia, dan perbuatan-perbuatan yang agung. Hal ini mengharuskaan adanya pengagungan, rasa takut,cinta,harap,dan tawakkal kepada Allah serta ridha terhadap takdir dan segala musibah yang Allah Ta’ala berikan.

Kedua, mengetahui segala apa yang dibenci dan dicintai Allah Azza wa Jalla dan menjauhi apa yang dibenci dan dimurkai olehNya berupa keyakinan, perbuatan yang lahir dan bathin. Hal ini emengharuskan orang yang mengetahuinya untukbersegera melakukan segala apa yang dicintai dan diridhoi oleh Allah Ta’ala dan menjauhi segala apa yang dibenci dan dimurkai-Nya. Apabila ilmu itu menghasilkan kedua hal ini bagi pemiliknya, maka inilah ilmu yang bermanfaat.

Kapan saja ilmu itu bermanfaat dan menancap dalam hati maka sungguh, hati itu akan tunduk dan meras patuh pada Allah Azza wa Jalla, jiwa merasa cukup dan puas dengan sedikit dari keuntungan dunia yang halal dan merasa kenyang dengannya sehingga hal itu menjadikannya qanaah dan zuhud di dunia.”

Rasululah Salallahu Allaihi Wasallam mendoakan orang-orang yang mendengarkan sabda beliau dan memahaminya dengan keindahan dan berserinya wajah. Beliau bersabda :

”Semoga Allah memberikan cahaya pada wajah orang yang mendengarkan sebuah hadist dari kami, lalu menghafalkannya dan menyampaikannya kepada orang lain. Banyak orang yang membawa fiqih namun dia tidak memahami. Dan banyak orang yang menerangkan fiqih pada orang yang lebih faham darinya. Ada tiga hal yang tidak dapat dpungkiri hati seorang muslim selama-lamanya: melakukan sesuatu dengan ikhlas karena Allah, menasehati ulul amri (penguasa) dan berpegang teguh pada jama’ah kaum muslimin,karena do’a mereka meliputi orang-orang ayng berada dibelakang mereka.”

Beliau bersabda,

”Barangsiapa yang keinginannya adalah negeri akhirat, Allah akan mengumpulkan kekuatannya,menjadikan kekayaan di hatinya dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina. Namun barangsiapa yang niatnya mencari dunia, Allah akan mencerai-beraikan urusan dunianya, menjadikan kefakiran di kedua pelupuk matanya, dan ia mendapat dunia menurut apa yang tealah ditetapkan baginya.” (Hadist Shahih diriwayatkan oleh Ahmad (V/183),ad-Darimi(I/75),Ibnu Hibban (no 72,73-Mawarid),Ibnu’Abdil Barr dalam Jaami’Bayaanil’Ilmi wa Fadhlihi(I/175-176,no.184),lafazh hadist ini milik Imam Ahmad dari Abdurrahman bin Aban bin ’Utsman radhiyallahu’anhum)

Jadi, ayo semangat menuntut ilmu..!! supaya bahagia dunia dan akhirat, insyaAllah. Jangan lupa ikhlaskan niat pada Allah Subhanahu Wata’ala.

Israil bin Yunus (wafat th.160 H) rahimahullah mengatakan,

”Barangsiapa menuntut ilmu karena Allah Ta’ala, maka ia mulia dan bahagia di dunia.Dan barangsiapa menuntut ilmu bukan karena Allah, maka ia merugi di dunia dan akhirat.”

Dan diantara doa yang Rasulullah ucapkan adalah : ”Ya Allah, aku memohon kepadaMu ilmu yang bermanfaat,rizki yang halal, dan amal yang diterima.”

Wallahu’alam bishowab

Disarikan dari buku: Menuntut Ilmu Jalan Menuju Syurga, oleh Yazid bin Abdul Qadir Jawaz




Sumber :

1.Ensiklopedi Shalat menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah, Dr. Sa’id bin ’Ali bin Wahf al-Qahthani, Pustaka Imam Asy-Syafi’i , Hal 580-581
2.Ensiklopedi Mini Keutamaan Sholat Berjama’ah , Prof. Dr. Fadhl Ilahi , Salwa Press, Hal. 42
3.Pengaruh Shalat terhadap Iman dan Jiwa Menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah, Husain bin ‘Audah al-’Awayisyah, Pustaka Imam Asy-Syafi’i, Hal. 18
4.Apa Kata Imam Syafi’i tentang Meluruskan dan Merapatkan Shaf Shalat, Ibnu Saini bin Muhammad bin Musa, Pustaka Abdullah

http://jilbab.or.id/archives/890-rapatkan-dan-luruskan-shaf-barisan-sholat/

http://jilbab.or.id/archives/13-mulia-di-akhirat-meraih-dunia-dengan-ilmu/
TANJUNGPINANG - Rapat antara perwakilan mahasiswa se-Kepri asal Kundur di Tanjungpinang dengan tokoh masyarakat Kundur, berlangsung alot. Rapat ini membuahkan hasil positif bagi pembangunan Kundur ke depan. Rapat yang berlangsung Minggu (3/7) malam lalu itu berlangsung selama dua jam.

Peserta rapat menetapkan nama Gerakan Muda sebagai pengganti nama Tim 9 dari pihak perwakilan mahasiswa. Terbentuknya Gerakan Muda ini dimaksud untuk membantu terbentuknya pembangunan Kabupaten Kepulauan Kundur.

Kepala Biro Umum Provinsi Kepri Abdul Malik yang turut hadir dalam pertemuan itu, mengatakan pembangunan Kabupaten Kepulauan Kundur ini dimaksudkan agar tercipta kedekatan pemerintah dengan masyarakat.

Seperti hal nya dalam membuat KTP. Selain itu mempercepat pembangunan serta kesempatan kerja yang terbuka untuk masyarakat Kundur sendiri. Mengingat sudah 3 tahun ini Kabupaten Karimun tidak menerima pegawai. Padahal satu kabupaten setidaknya kini terdapat sekitar 2.000 orang yang harus bekerja.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Provinsi Kepri, Iskandarsyah juga turut mendukung terbentuknya Kabupaten Kepulauan Kundur. Tapi untuk itu belum ada tanggapan dari Bupati Karimun. Oleh karena itu dengan adanya Gerakan Muda ini diharapkan dapat mendorong kesepakatan bersama dalam pembentukan Kabupaten Kepulauan Kundur.(cr5)

BEBERAPA daerah kabupaten di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), kini gencar mengajukan dan memperjuangkan pemekaran wilayah. Wilayah yang mewacanakan untuk pemekaran ini di antaranya, Kabupaten Kundur di Kabupaten Karimun, Kabupaten Bintan Utara di Bintan dan Kabupaten Rempang Galang di Kota Batam. Kemudian Kabupaten Singkep di Kabupaten Lingga dan Kabupaten Serasan di Kabupaten Natuna.

“Pada prinsipnya, pemekaran harus memenuhi syarat mutlak dan berlandaskan kepentingan masyarakat,” ungkap Ketua Komisi I DPRD Kepri, Sukri Fahrial, kepada Tanjungpinang Pos, kemarin.

Sukri menegaskan, DPRD pada dasarnya tetap menyetujui dan mendukung pemekaran tersebut. Dengan catatan, asalkan bukan pemekaran yang keluar dari Provinsi Kepri. Artinya, selama ini masih dalam lingkup Kepri dan bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat. Maka hal itu tidak menjadi persoalan.

“Malah dengan langkah pemekaran ini, bisa jadi kesejahteraan masyarakat akan lebih meningkat,” katanya.

Sukri juga mengingatkan, rencana pemekaran juga harus berdasarkan pada keinginan masyarakat, dan mendapat restu dari kabupaten induk. Jangan sampai, hal ini malah menjadi pemanfaatan oleh elit-elit politik dan pejabat.
“Sebenarnya pemekaran bukan hal yang dilarang. kalau satu daerah itu bisa berkembang dan sejahtera dengan adanya pemekaran, kenapa tidak,” ucapnya.

Terpisah, salah satu tokoh penggagas dan tim formatur pembentukan Kabupaten Kepulauan Kundur (K3), Abdul Malik menjelaskan, jika ditinjau dari segi tinjauan akademis dan kondisi daerah masing-masing, Kabupaten Kepulauan Kundur adalah yang paling mungkin dan memenuhi syarat.

“Saya tidak bilang daerah lain tidak memenuhi syarat, tapi K3 sangat memungkinkan dari segala sektor,” terang Kepala Biro (Kabiro) Umum Pemprov Kepri ini.

Malik memaparkan, selama ini, sumbangan terbesar Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk Kabupetan Karimun semuanya berasal dari beberapa daerah diantaranya, Kundur, Durai dan Moro. Padahal, tidak lebih dari 20 persen sumbangan Kundur, Moro dan Durai ini yang kembali ke rakyatnya.

“Jadi, kalau mau sejahtera harus dikelola sendiri pemasukan dan hasil daerah itu,” jelasnya.

Ditanya seputar potensi dan penghasilan daerah rencana pemekaran, Malik menerangkan, dari segi perkebunan dan pertanian, di Kundur ada. Begitu juga dengan potensi perikanan dan pertambangan yang ada di Moro, serta sektor pariwisata di beberapa daerah lainnya.

“Kalau cuma pertambangan, kami ada bauksit, timah dan granit. Perkebunan ada sawit, budidaya ikan kakap dan rumput laut juga ada. Artinya, potensi ini sudah ada dan berkembang,” ujarnya.

Alasan lainnya, sambung Malik, rencana pemekaran ini terkait dengan rentang kendali yang cukup jauh. Bisa dibayangkan, warga Kundur, Moro dan Durai kalau mengurus administrasi seperti KTP, harus mengeluarkan biaya ratusan ribu rupiah untuk sampai ke pusat pemerintahan di Tanjungbalai Karimun.

“Kami menjamin semua syarat pemekaran sudah sangat memenuhi. Termasuk jumlah penduduk yang mencapai 90 ribu jiwa,” sebut Malik.

Keyakinan ini, jelas Malik bukanlah tanpa alasan. Lantaran, jika dihitung beradasarkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang diperkirkan bisa mencapai Rp450 miliar setahun. Baik itu berasal dari pajak hiburan, daerah, PPD, dan dari sektor swasta lainnya.

“Termasuk pajak penangkaran burung walet, PBB, sampai pada pajak pertambangan yang semuanya dimiliki oleh daerah Kundur,” sebutnya.
Belum lagi Dana Bagi Hasil (DBH) sambung Malik, yang bisa berasal dari pertambangan timah, granit dan bauksit. Artinya, pendapatan asli daerah sudah dijamin dan memang ada di wilayah Kundur saat ini.

“Sekarang tinggal menunggu realisasi dan perjuangan teman-teman BP2K3 untuk memperjuangkan pemekaran kabupatan ini. Kami juga sementara mengumpulkan dukungan dari warga Kundur, Moro dan Durai,” pungkasnya. (Taufik A habu)

TANJUNGPINANG - Pemekaran wilayah terus terjadi di wilayah Pemprov Kepri. Saat ini tengah digagas untuk membentuk Kabupaten Kepulauan Kundur yang selama ini bergabung dengan Kabupaten Tanjungbalai Karimun.

Untuk mewujudkan hal tersebut, belakangan ini tokoh masyarakat Kundur intens melakukan pertemuan. Seperti Minggu (29/5) kemarin, digelar rapat musyawarah pembentukan Badan Kerja Kabupaten Kepulauan Kundur, di Gedung Balai Gading Tanjungbatu, Kundur.

Hadir dalam pertemuan itu, Kepala Biro Umum Kepulauan Riau, Abdul Malik; Wakil Ketua II DPRD Kepri, Iskandarsyah dan tokoh masyarakat Kepri, Huzrin Hood. Mereka bertemu dengan sejumlah tokoh dari Kundur, salah satunya KetuaPRD Kabupaten Karimun.

Abdul Malik, tokoh masyarakat Kundur menjelaskan dasar Hukum Pembentukan Kabupaten Kepulauan Kundur, yakni Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 18,UU Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah. Kemudian, UU Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah,UU Nomor 25 Tahun 2002 Tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Riau, PP Nomor 78 Tahun 2007 Tentang Tata cara Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Daerah.

“Potensi daerah Kundur sangat baik untuk perkembangan ekonomi sektor perikanan, hasil laut, hasil pertanian, hasil tertambangan, hasil perternakan dan hasil budidaya baik ikan, rumput laut,” tegas Abdul Malik.

Potensi geografis Kabupaten Kundur, kata dia, yakni daerah perbatasan yang utama langsung berbatasan dengan Provinsi Riau.

Gerbang pintu masuk antara wilayah pesisir Sumatera dengan daerah kepulaun, daerah kepuluan yang jenis tanahnya berupa latosol banyak mengandung organik sangat kaya untuk potensi pertanian.

Kemudian, perairan yang kaya hasil perikanan terutama di daerah Moro, lalulintas pelayaran regional dan internasional, area ship to ship transfer, salah satu daerah pertumbuhan ekonomi dan kaya akan sumber daya alam pertambangan.

Abdul Malik yang juga sebagai Kepala Biro Umum Pemerintah Provinsi Kepri menambahkan, faktor utama yang menjadi pembentukan Kabupaten Kundur karena kemampuan ekonomi, potensi daerahnya, kebutuhan pemerataan pembangunan, kondisi letak geografis, kebutuhan pelayanan pemerintahan yang efektif.

Sedangkan tujuan pemekaran Kabupaten Kundur, yakni meningkatkan kualitas dan pemerataan pelayanan kepada masyarakat, meningkatkan percepatan pembangunan ekonomi terutama daerah-daerah terpencil, memfasilitasi pertumbuhan kehidupan demokrasi daerah dan memberikan kontribusi bagi persatuan dan kesatuan bangsa.

“Untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejateraan masyarakat terutama masyarakat pesisir, Kabupaten Kundur harus terbentuk,” ujarnya.

Iskandarsyah menjelaskan, pada saat ini warga daerah Kundur untuk bersekolah harus menyebrang ke Karimun atau warga Alay, Moro bisa bersekolah di Kundur. Begitu juga d ibidang kesehatan, kalau ada warga Kundur sakit, maka untuk biaya perjalanan lebih mahal dari pada berobat, karena harus ke rumah sakit Karimun.

Untuk pelayanan birokrasi contohnya KTP atau Akta Lahir biayanya memang gratis, namun biaya transportasi ke Karimun Rp300 ribu. Kelebihan Kepulauan Kundur, dipaparkan Iskandarsyah, yakni posisi dan sejarah Kepri, Kundur sebagai daerah perbatasan yang strategis.

Potensi alamnya cukup baik, bisa dikembangkan pertambangan, pertaninan, perkebunan, keluatan dan perikanan, wisata bahari dan pantai. Begitu juga SDM-nya sudah unggul dan intrastruktur lebih baik dari pada daerah Lingga, Anambas dan Natuna, pusat perdagangan antara pulau dan Riau Pesisir.

Ketua Formatur Pembentukan Kepulauan Kundur, Huzrin Hood, mengungkapkan pentingnya pembentukan Kabupaten Kepulauan Kundur. Bahkan dia sudah berkali-kali bertemu dengan Bupati Karimun Nurdin Basirun. Bupati Karimun sendiri mendukung dilakukan pemekaran wilayah Karimun yakni dijadikan Kundur sebagai kabupaten sendiri.

Huzrin mengingatkan, untuk membentuk sebuah kabupaten sendiri tidak semudah membalikkan telapak tangan. Harus bersama-sama bergotong royong, tetap semangat dan bergerak cepat agar segera terwujud. Selain Kepulaun Kundur, daerah lain di Kepri juga akan menjadi kabupaten sendiri diantaranya Kabupaten Batam Pesisir dan Kabupaten Bintan Utara.

“Kita minta bersatu untuk mewujudkan Kabupaten Kundur,dan harus kompak,” pesan Huzrin.(abas)

Terjadi Persselingkuhan WHY . . . ???

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pernikahan adalah momen membangun kehidupan baru bersama pasangan. Suka duka akan dihadapi berdua, sebisa mungkin tidak melibatkan pihak lain untuk menyelesaikan masalah. Namun, masalah rumah tangga kadang tidak sesederhana yang dihadapi ketika masih pacaran. Bukan cinta lagi yang dibutuhkan, tetapi komitmen, untuk menjaga keutuhan rumah tangga.

Menurut psikolog Prof Dr Sarlito Wirawan Sarwono, cinta bukanlah pengikat pernikahan. Cinta hanyalah faktor yang bisa menarik seseorang untuk memutuskan berpasangan.

“Cinta paling lama bertahan tiga tahun, lalu hilang. Sisanya adalah komitmen, kesetiaan, dan tanggung jawab,” ujar Prof Sarlito, saat peluncuran buku Mencegah Selingkuh dan Cerai karya sosiolog Dra Hartati Nurwijaya di Toko Buku Gramedia Matraman, Jakarta, Minggu (14/8/2011) lalu.

Salah satu penyebab retaknya rumah tangga menurut Prof Sarlito adalah perselingkuhan. Perselingkuhan itu sendiri biasanya disebabkan oleh beberapa faktor seperti: kemajuan teknologi, workaholic, dan sifat posesif.

Kemajuan teknologi
Teknologi bukan hal yang menjadi asal-usul perselingkuhan, namun bisa memicu perselingkuhan. Ketakutan bahwa kemajuan teknologi bisa membuat pasangan selingkuh, bisa membuat seseorang melanggar privasi pasangannya. Misalnya, membuka e-mail, SMS, atau situs jejaring sosial pasangan, bahkan minta password segala. Kebiasaan inilah yang menurut Prof Sarlito kerap memicu pertengkaran.

“Beri kepercayaan pada pasangan untuk punya wilayah privasinya sendiri. Kalau ternyata dia selingkuh, itu bisa diurus belakangan. Intinya jangan cari-cari masalah,” jelas Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia yang mendalami Psikologi Sosial ini.

Bagaimanapun, teknologi akan mempermudah pekerjaan dan kehidupan seseorang. Jadi, pasangan pun berhak menikmatinya.

Workaholic
Bila salah satu atau kedua pihak terlalu asyik dengan pekerjaan masing-masing, perlahan-lahan bisa menghilangkan kesetiaan. Jika workaholic tidak diselingi dengan kencan berdua, misalnya, akan sulit bagi pasangan untuk bertahan. Hubungan pernikahan akan terasa hambar dan terasa sama saja dengan rutinitas hidup yang lain. Rasa hambar ini kelak akan berujung pada keinginan untuk mencari “selingan”. Siapa yang menjadi "selingan" tersebut? Kemungkinan besar adalah rekan kerja, partner bisnis, atau siapapun yang biasa Anda jumpai saat bekerja atau beraktivitas.

Sifat posesif
Orang yang selalu menginginkan pasangan berperilaku sesuai dengan keinginannya cenderung membuat pasangan menjadi bosan. Kehidupan rumah tangga pun menjadi kaku karena pasangan selalu merasa diawasi dan akhirnya merasa terkekang.

Contohnya masalah cemburu. Cemburu yang berlebihan bisa memberi penghakiman yang terlalu cepat kepada pasangan, padahal perselingkuhan belum tentu terjadi. Kemarahan yang tidak memiliki alasan kuat justru akan menambah keretakan hubungan. Karena sifat manusia cenderung selalu memilih yang lebih baik, jangan sampai ulah Anda yang pencemburu atau posesif mendorong pasangan mencari orang lain.

“Jangan bermimpi mengubah seseorang, tapi ubah dulu diri Anda, maka pasangan akan mengikuti,” tukasnya.

DKP Disibukkan Proyek Multiyears

TANJUNGPINANG - Refleksi setahun kepemimpinan Sani – Soerya mendapatkan komentar Ketua Umum Ikatan Lulusan Ilmu Sosial Ilmu Politik Indonesia (ILISIPI) Kepri, Joni Sandra. Ia melihat salah satu persoalan yang belum pernah terselesaikan di Kepri mengenai perikanan dan kelautan.

“Padahal Kepri merupakan negeri bahari dengan potensi kemaritiman yang besar, berpotensial mencerdaskan rakyatnya lewat program kerja strategis. Termasuk keseriusan mengelola dan mampu meningkatkan ekonomi masyarakat pesisir,” paparnya, Rabu (24/8).

Sayangnya, ujar Joni, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kepri hanya disibukkan dengan progres proyek multiyears. Akhirnya, DKP Kepri belum mampu bekerja secara proporsional dan profesional.

“Apalagi sekarang sudah masuk dua periode Gubernur Kepri, tapi belum ada grand design kemaritiman yang jelas,” imbuhnya.

Setahun kepemimpinan Sani – Soerya, 19 Agustus 20011 juga ditanggapi pengamat poltik dan anggota tim asistensi gubernur, Zamzami A Karim. Diakui atau tidak pasangan ini sudah memberikan perkembangan bagi kehidupan dan pembangunan di Provinsi Kepri.

Namun, bagi sebagian orang masa satu tahun jabatan Sani – Soerya bukan merupakan masa emas untuk dijadikan refleksi, apalagi menjadi euforia kebahagiaan yang berlebihan. Pasalnya, dalam setahun bukan waktu yang tepat untuk melakukan penilaian.

“Memang diawal ada gebrakan, tapi capaian akan hasil selama satu tahun ini belum terlihat,” tegas Ketua Stisipol Raja Haji Tanjungpinang ini.

Semestinya, sambung Zamzami, dalam masa satu tahun ini, gubernur bersama wakil dan pembantunya yang lain, bisa mengungkapkan secara jelas dan konkrit mengenai langkah kedepan program pemerintah Kepri.

“Yang saya lihat dan baca di media massa. Semua yang disampaikan ke gubernur hanya dalam taraf normatif saja, tapi belum menyentuh langkah konkrit yang akan dilakukan pemerintah ke depan,” ujarnya.

Zamzami menilai, salah satu contoh progres yang terkesan lamban bahkan nihil adalah, pilihan pemerintah untuk lebih memberikan penyertaan modal kepada Bank Riau Kepri, ketimbang BUMD atau PDAM. Padahal, tanpa adanya suntikan dana dari provinsi, Bank Riau Kepri sudah bisa berdiri dan berkembang dengan sehat.

“Sedangkan BUMD atau PDAM yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak, malah diabaikan,” jelasnya.

Yang selanjutnya, kata Zamzami, konsep BBK plus Tanjungpinang dan Natuna, Anambas, Lingga yang diberi istilah NAL, tidak memberikan arah yang jelas. Dalam arti, akan dibawa kemana NAL dan BBK dan Tanjungpinang tersebut, sedangkan konsep FTZ saja belum berjalan dengan efektif.(taufik)

Pemko Diminta Tertibkan Jam Buka Pasar Malam

TANJUNGPINANG - Pergelaran pasar Ramadan di satu sisi memang memberikan manfaat bagi masyarakat Kota Tanjungpinang, termasuk para pedagang dan pengusaha. Akan tetapi, jadwal pembukaan pasar malam ramadan ini terkesan mengabaikan jadwal sholat bagi umat muslim. Hal ini diungkapkan Ketua Umum Gerakan Mahasiswa Pemuda Indonesia (GMPI) Cabang Tanjungpinang, Joni Sandra.

“Coba lihat, jam buka pasar ramadan di simpang Pamedan mulai sore sampai malam hari. Artinya, ini sudah mengabaikan waktu orang muslim Salat Tarawih,” kata Joni kepada Tanjungpinang Pos, Jumat (19/8) kemarin.

Oleh karena itu, Joni meminta agar Pemerintah Kota (Pemko) Tanjungpinang beserta unsur terkat lainnya, agar lebih selektif dalam menentukan jam pasar malam berlangsung.

“Akan lebih baik jika pasar malam ramadan dimulai setelah orang terawih. Sehingga orang tidak terganggu dan terpancing meninggalkan kewajiban selama puasa, hanya karena ada pasar malam ramadan,” tegas anggota Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Kepri ini.

Alangkah lebih baik, sambung Joni, jika pasar malam ramadan dimulai setelah orang terawih atau diatas pukul 21.00 WIB. Selain bisa memberi kesempatan kepada umat muslim beribadah, kegiatan malam hari di Kota Tanjungpinang tidak mati.
“Malah lebih bagus pada malam hari banyak kegiatan perekonomian, dan tidak membuat Tanjungpinang menjadi kota mati,” sarannya.

Namun sangat disayangkan, kata Joni, pemerintah daerah setempat dan BUMD Tanjungpinang dalam pengelolaan pasar ramadan tidak berpihak pada umat muslim. “Bahkan terkesan asal-asalan dalam membuat kebijakan,” tegasnya.

Joni menambahkan, dengan adanya kondisi ini, pihaknya bersepakat akan menyurati pengelola pasar ramadan, Pemko Tanjungpinang, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri, Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Tanjungpinang dan Kepri.
“Termasuk tembusan ke DPRD Tanjungpinang dan Kepri,” sebutnya.(taufik)

Polimik Pengibar Sang Saka Merah Putih

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rachmat Hidayat

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ibu Darnis, duduk sendiri menunggu suami tercinta yang akan pulang dari bekerja. Sang suami, Ilyas Karim, kini, dihari tuanya masih aktif sebagai Ketua Pengurus Pusat Yayasan Pejuang Siliwangi Indonesia (Yapsi)

Tribun, pada Selasa (23/08/2011) sempat menyambangi rumah Ilyas Karim. Saat jelang perayaan detik-detik peringatan Kemerdekaan RI ke 66, rumahnya, di Jalan Rawajati Barat, No 7, RT 09/RW04, terlihat sepi. Hanya Darnis, istri kedua Ilyas terlihat duduk di teras rumahnya, yang berada persis di sisi rel, dekat pintu stasiun Kalibata, Jakarta Selatan.

Ilyas Karim mendadak tenar. Pria kelahiran Padang, Sumatera Barat 13 Desember 1927 ini, oleh salah satu stasiun televisi swasta, juga beberapa koran nasional, memuat berita, Ilyas Karim adalah lelaki yang bercelana pendek, saat pengibaran Sangsaka Merah Putih, pertama kalinya, 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan.

Sayang tribun tak sempat menemui Ilyas Karim. Namun, sang istri akhirnya mau menghubungi suaminya Ilyas Karim, kemudian berbincang dengan tribun.

"Ya sayalah orang bercelana pendek yang ikut mengibarkan bendera Merah Putih. Hanya saya yang masih hidup," kata Ilyas Karim.

Di tembok rumahnya, terpajang foto-foto kenangan dirinya saat masih aktif di militer. Termasuk, foto bersama Presiden SBY.

Tribun kemudian bertanya dari ujung telefon, seraya menjelaskan bukti-bukti dalam buku sejarah, yang tercatat dalam sejarah, pria bercelana pendek, bukanlah Ilyas Karim, melainkan Suhud Martokusumo.

Sebelumnya Tribun sempat membaca di perpustakan pribadi milik sejarawan muda, Fadli Zon. Dalam majalah tempo edisi 16 Agustus 1975, SK Trimurti, di majalah itu diwawancara, pengerek bendera bercelana pendek itu bernama Suhud, bukan Ilyas Karim. Majalh Tempo masih tersimpan rapih oleh Fadli Zon, yang tak lain orang dekat Prabowo Subianto.

Fakta lain, ada di dalam buku yang diterbitkan oleh Pusat Sejarah dan Tradisi ABRI, berjudul Hari-hari Menjelang Proklamasi Kemerdekaan, halaman 147, di foto tertulis, pengerek bendera, Latief Hendradiningrat dan Suhud Martokusumo (bercelana pendek).

Dalam foto, ada empat yang ikut mengibarkan bendera saat Bung Karno membacakan teks proklamasi. Selain Latief Hendradiningrat, Suhud, juga istri Bung Karno, Fatmawati dan SK Trimurti.

Tribun kemudian memberikan argumentasi, mengungkap fakta-fakat sejarah yang tertuang dalam buku maupun majalah tempo terbitan tahun 1975 milik Fadli Zon kepada Ilyas Karim.

Ilyas Karim tetap menyatakan, dirinyalah yang bercelana pendek, salah satu orang yang diberi mandat oleh Bung Karno sebagai pengibar Sangsaka Merah Putih.

Tribun kemudian memastikan kepada Fadli Zon seraya menyatakan, Ilyas Karim bukanlah orang yang ada di dalam foto, bercelana pendek itu. Yang dimaksudkan dalam foto pengerek bendera Sangsaka Merah Putih adalah Suhud.

"Saya berani berdebat. Banyak tokoh-tokoh sejarah yang heran, mengapa Ilyas Karim yang mengaku, dialah pengibar Sangsaka Merah Putih," kata Fadli Zon sambil menunjukkan buku-buku sejarah yang ia miliki untuk membenarkan argumentasinya.

Ilyas Karim pun tetap kukuh, dirinyalah yang dimaksud dalam foto itu. "Setelah saya mengakui, kini banyak yang mempertanyakannya," kata Ilyas Karim dari ujung telefon melalui telefon rumahnya kepada tribun. Jadi, siapakah lelaki muda bercelana pendek yang mengerek Sangsaka Merah Putih saat pertama kali Bung Karno membacakan teks proklamasi? Fadli kembali meyakinkan, bukan Ilyas Karim.