Sabtu, 05 Juni 2010

Pulau Kundur Lahirkan Pemimpin dan Pengusaha

Lahirkan Gubernur dan Pengusaha Top PDF Cetak E-mail
Ditulis oleh IMAM SOEKARNO, Kundur , Kamis, 03 Juni 2010 08:26
Letaknya berada di perbatasan antara Kecamatan Kundur dengan Kecamatan Kundur Utara, tepatnya delapan kilometer dari Tanjungbatu Kota. Hampir 75 persen aktivitas warganya hidup sebagai petani, dan selebihnya pegawai negeri sipil dan pengusaha. Penghasilan tetap warganya selain buah-buhan, getah karet menjadi komoditi andalan.

Meski jauh dari hiruk pikuk aktivitas kota, namun kampung tersebut telah melahirkan sejumlah putra daerah yang berpotensi baik di tingkat Provinsi Kepri, kabupaten, kota, kecamatan hingga politikus dan tokoh agama.

Selain itu sejumlah orang-orang ternama yang memiliki jabatan dan kekuasaan juga berasal dari Desa Sei Ungar Utara. Sebut saja HM Sani. Mantan Bupati Karimun ini sekarang menjabat Wakil Gubernur Provinsi Kepri. Bahkan pada pemilihan gubernur baru-baru ini, Sani yang berpasangan dengan HM Soerya berhasil memperoleh dukungan terbanyak.
Selain itu, ada tokoh pejuang Kepri H Huzrin Hood, Suhajar Diantoro (Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Kepri, Isdianto (mantan Kepala Badan Kesbang Linmas Kabupaten Karimun. Bahkan Ketua Walubi Kepri Hengky Irawan juga berasal dari Sei Ungar. Sementara untuk pengusaha sukses, diwakili Acui, pemilik Hotel Gembira di Kundur.

H Khardan, 70, pemuka masyarakat Sei Ungar menyebutkan, sejumlah pejabat yang pernah maupun masih duduk di provinsi Kepri, kabupaten hingga Kecamatan, banyak berasal dari Sei Ungar. Untuk kecamatan ada Kepala Kantor Urusan Agama Kundur  Muhkrizal, Kacabdisdikpora Kundur H Rubais. Termasuk sekretaris camat di tiga kecamatan Kundur, Kundur Utara dan Kundur Barat, semuanya dari Sei Ungar. Masih ada lagi, yang bekerja di Bank Indonesia (BI) Jakarta.

”Sudah banyak putra Sei Ungar yang berhasil menjadi pejabat, birokrat, politikus, hingga pengusaha sukses. Mereka membawa nama baik daerah. Padahal Sei Ungar merupakan sebuah kampung kecil,” jelas Khardan.

Sebagai orang yang dituakan di Desa Sei Ungar, Khardan mengaku bangga atas keberhasilan anak-anak dari Sei Ungar. ”Padahal  kondisi orang tua mereka susah, tapi anak-anaknya berhasil jadi orang,” imbuhnya. Sementara Muhklis Kepala Desa Sei Ungar menggambarkan betapa tingginya nilai kebersamaan yang diperlihatkan warga Sei Ungar. Terutama tradisi hidup gotong royong.

”Tradisi ini masih kita temui ketika ada warga yang mengalami musibah. Tanpa diberitahu, warga sudah berdatangan untuk membantu meringankan beban yang terkena musibah,” paparnya.

Biarpun pekerjaan warga kebanyakan sebagai buruh penyadap karet, namun anak-anak mereka harus memperoleh pendidikan. Bila perlu disekolahkan hingga ke perguruan tinggi.  ”Sebagai warga Sei Ungar, tentunya saya turut bangga. Sebenarnya, masih banyak putra Sei Ungar yang sukses,” jelasnya. ***
 

Tidak ada komentar: