Selasa, 25 Mei 2010

keringat cagub/cawagub kepri

Ditulis oleh Redaksi , Senin, 24 May 2010 08:29

Gerimis turun di depan rumah megah di Blok A17 Perumahan Duta Mas, Batam Center, Rabu (19/5) pagi. Kehadiran puluhan tamu, yang datang silih berganti, membuat suasana terasa hangat. Rumah itu tak pernah sepi. Belasan mobil berjejer di depannya. Satu di antaranya Toyota Fortuner hitam yang mesinnya tengah menyala.

Sesaat kemudian, sang tuan rumah, HM Soerya Respationo, calon wakil gubernur Kepri yang berpasangan dengan HM Sani, keluar dari rumah. Ia langsung masuk ke Fortuner hitam. “Yuk, kita berangkat,” katanya.

Pagi itu, iring-iringan mobil rombongan Soerya menuju Pelabuhan Telagapunggur, sebuah feri carteran sudah menanti di sana. Lapangan Pamedan Tanjungpinang adalah tujuan akhir perjalanan mereka.

Sepanjang pelayaran menuju Tanjungpinang, mereka bernyanyi, mempelesetkan lagu Munajat Cinta milik kelompok The Rock. Liriknya diganti, Tuhan kirimkanlah Kepri, pemimpin yang baik hati, yang mencintai rakyatnya, Sani dan Soerya.

Di Lapangan Pamedan gerimis makin deras. Soerya turun dari panggung, berbaur dengan massa. Ia bergoyang di bawah hujan. Berbasah-basah. Sehari sebelumnya, di Lapangan Antam, Bintan, Soerya berpanas-panas di tengah massa pendukungnya. Dia menantang tim kampanyenya yang mengaku masih muda, ikut berjemur di bawah terik matahari.

Sepulang dari Bintan, malamnya Soerya bertemu warga di Tanjungpiayu. Pagi-pagi keesokan harinya menuju Tanjungpinang lagi. Lalu, Kamisnya Soerya kembali berada di atas feri menuju Karimun.

Menjelang pemilihan calon gubernur dan wakil gubernur Kepri, 26 Mei, Soerya berkejaran dengan waktu. Siang malam ia menghadiri pertemuan dan berkampanye. “Orang yang ingin ketemu banyak sekali. Waiting list-nya banyak. Banyak yang tak bisa ketemu karena agenda Bapak (Soerya,red) padat,” kata Saproni, anggota tim kampanye pasangan 2 HMS ini.

HM Sani juga begitu. “Setiap hari saya baru tidur jam 2 pagi. Jam 5 sudah bangun. Sibuk sekali,” kata pasangan Soerya itu di Gedung Olah Raga Kacapiring, Tanjungpinang, Selasa (18/5).

Namun Sani mengaku tak lelah. Senyumnya terus diumbar. “Ikhlas dan semangat. Itu kuncinya,” tuturnya. Sepanjang masa kampanye, baik di lapangan terbuka maupun pertemuan-pertemuan terbatas, kata Sani, penerimaan masyarakat terhadap pasangan 2 HMS sangat tinggi. “Saya optimis. Apalagi tokoh pembentukan Provinsi Kepri, Huzrin Hood, bergabung dengan kami. Insya Allah menang,” kata Sani.

Sumber Batam Pos menyebutkan, Sanilah yang melobi Huzrin. Sani dianggap punya hubungan yang dekat dengan Huzrin. Selain sama-sama berasal dari Kundur, Sani dan Huzrin juga tak pernah punya dendam pribadi. Karena itu, tim 2 HMS memilih mengutus Sani, bukan Soerya. Ditanya soal ini, Sani tak menampik. “Saya berteman dengan dia bukan hanya di kala senang, di kala susah saya juga berteman. Saat dia dipenjara, saya sering berkunjung. Kami teman baik,” tutur Sani.

Sani mengaku sudah berjuang maksimal. “Apapun hasilnya, saya serahkan kepada Yang di Atas,” tuturnya.

Sani selalu menyanyi di setiap kampanye. Sebelum berorasi, dia rutin ke belakang panggung menemui band pengiringnya. Kepada mereka, Sani memesan lagu Cucak Rowo. Ia juga hafal, harus menyanyi dengan nada apa. “Usai orasi nanti, langsung musik ya. Cucak Rowo,” katanya kepada mereka.

Meski suaranya agak fals, Sani selalu bersemangat jika menyanyikan lagu Cucak Rowo. Sepanjang kampanye di lapangan Antam Bintan di tengah terik matahari, atau di bawah guyuran hujan di lapangan Pamedan Tanjungpinang, ia terus bergoyang dengan Cucak Rowo-nya itu. Tangannya terangkat, mengacungkan dua jari, sebagai tanda nomor urut 2, nomor pasangan 2 HMS itu.

Massa tak henti-hentinya meneriakkan nama 2 HMS. Apalagi setiap dia berteriak 2 HMS, massa selalu menjawabnya dengan teriakan “menang”. Ia mengingatkan massa agar tak memilih yang lain. ”Jangan ada dusta di antara kita,” teriaknya.

***

Kamis (20/5) siang, Nyat Kadir baru selesai mandi. Dia mengenakan batik lengan panjang, bercelana hitam. Rambutnya berminyak, tersisir rapi ke belakang. Di tangannya, Blackberry Gemini warna hitam tergenggam.

Wajahnya terlihat segar. Ia menemui para tamu yang sudah menunggu di rumahnya, di Tiban II Sekupang. Empat pasang sofa di ruang tamunya hampir penuh. “Saya baru pulang dari Karimun, habis ini mau ke Jakarta,” katanya.

Sehari sebelumnya, Nyat Kadir seharian di Karimun. Dia berkampanye di empat titik tanpa jeda. Dia menyapa dan berdialog dengan warga Teluk Paku, Lembah Permai, Lubuk Semut, dan Batu Lipai. Malamnya, dia tak kembali ke Batam. Tapi memilih bernyanyi dengan para pengamen di Pasar Malam Karimun.

Nyat yang pernah punya album bersama artis dangdut Cici Paramida membawakan lagu-lagu Melayu. Lagu-lagu seperti Fatwa Pujangga, Seroja dan Si Buah Hati dibawakannya penuh perasaan. Nyat memetik sendiri gitarnya. “Saya memberi semangat kepada mereka, karena selama ini mereka kurang diperhatikan,” tuturnya.

Nyat mengaku tak punya banyak dana dalam pemilihan gubernur Kepri kali ini. Beda dengan dulu, saat ia baru mundur dari kursi Wali Kota Batam, tahun 2005 silam. Karena itu, dia tak jor-joran dalam berkampanye. “Tapi saya bangga dengan pendukung saya. Militansi mereka sangat tinggi,” katanya.
Besarnya dukungan, dan semangat yang ada pada dirinya, kata Nyat, yang memberi energi lebih. Nyat mengaku tak merasa capek meski harus begadang tiap malam. “Saya istirahat paling hanya tiga jam sehari,” katanya.

Dalam sehari, Nyat menghadiri sepuluh pertemuan di luar rumahnya. Pukul sebelas malam, dia baru pulang. “Itu tak bisa langsung istirahat. Banyak tamu ingin ketemu di rumah. Bahkan kadang sampai azan Subuh terdengar,” katanya.

Saking banyaknya tamu, Nyat sampai harus menggelar open house. Dari pagi sampai malam dia tak beranjak. Duduk di kursi ruang tamunya, menerima mereka yang bergantian menyatakan dukungan. Satu-satunya obat jika ia merasa lelah, kata Nyat, adalah dipijat tukang pijat langganannya, Syamsurizal. “Biasanya pijat di rumah,” ujarnya.

Nyat dan pendukungnya juga banyak menggelar doa bersama. Di musala yang berada di samping rumahnya, ada yang khusus mengkhatam Alquran 30 juz setiap hari. Yasin dan doa Asmaul Husna juga terus dipanjatkan untuk kemenangan Nyat Kadir. “Sampai-sampai kami mempelesetkan kepanjangan NKRI dengan Naik Karena Ridho Ilahi,” katanya.

Nyat merasa ada yang berbeda dalam keikutsertaannya di pemilihan gubernur Kepri, kali ini. Perasaannya makin mantap, militansi pendukung juga dirasakannya lebih tinggi.

“Sekarang saya juga tak terikat, bisa kemana-mana tanpa harus minta izin sana-sini. Beda dengan dulu,” katanya.

Dia mengaku sudah mengerahkan segala energi dan kemampuannya. Pemilihan gubernur kali ini adalah kesempatan terakhir baginya. “Dalam setiap pertandingan pasti dua kemungkinannya, kalah atau menang. Saya optimis menang, tapi juga siap menerima apapun yang terjadi nanti,” tuturnya.

***

Jumat (21/5) adalah kampanye terakhir pasangan Aida Ismeth dan Eddy Wijaya. Bertempat di lapangan parkir Stadion Temenggung Abdul Jamal, Batam, kampanye berlangsung meriah karena dihibur grup musik Radja. Kehadiran ribuan pendukung membuat Aida sumringah. Aida yang duduk di samping kiri panggung terus menebar senyum.

Begitu acara bubar, ribuan pendukung menyerbu Aida, mereka berebut ingin bersalaman dan foto bersama. Petugas keamanan terpaksa mengelilingi Aida lalu mengawalnya hingga ke mobil.

Menurut Agustar, Aida selalu optimis. Perasaan itu didasari hasil survei oleh tim pemenangan Aida Berjaya yang menunjukkan elektabilitas dan popularitas pasangan itu sangat dinamis.

Kampanye Aida Ismeth dan Eddy Wijaya selama dua pekan ini termasuk yang meriah dan besar-besaran. Tidak sedikit biaya yang dikeluarkan.
Agustar mengungkapkan, di Batam bisa menghabiskan biaya antara Rp300 juta-Rp400 juta sekali kampanye. Biaya menghadirkan grup musik Radja saja, katanya, sekitar Rp70 juta. (med/uma/bal)
--------

Tidak ada komentar: