Jumat, 04 Juni 2010

Kriminalisasi Gerakan Mahasiswa

Jakarta (GP Ansor Online):  Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam, Arip Musthopa menduga kuat ada upaya kriminalisasi gerakan mahasiswa melalui `bentrok Makassar` yang terkesan seperti didesain kelompok tertentu, agar citra gerakan mahasiswa rusak di mata rakyat.
“Ini merupakan upaya kriminalisasi terhadap gerakan mahasiswa yang dari masa ke masa merupakan satu roh dengan amanat penderitaan rakyat,” tandasnya kepada pers di Sekretariat Pengurus Besar (PB) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakpus, Jumat malam.
Ia mengungkapkan itu, ketika berbicara pada Konferensi Pers tentang penyerangan Sekretariat Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Makassar, Rabu (3/3) saat ada demonstrasi besar-besaran terkait penuntasan `megaskandal` kasus Bank Century oleh DPR RI.
“Indikasi adanya desain seperti itu, pertama, terlihat dari adanya penyerangan aparat ke Sekretariat HMI yang salah satu dari satuan Densus 88, seolah teman-teman mahasiswa kita itu teroris,” ujarnya.
Kedua, menurutnya, terjadi pemukulan terhadap beberapa anggota, termasuk Ketua Umum HMI Cabang Makassar, saat melaporkan kejadian penyerangan itu ke Markas Polwitabes setempat.
“Yang ketiga, HMI dengan masyarakat sesungguhnya tidak pernah ada konflik. Kerusuhan tersebut terjadi karena aparat jelas-jelas memprovokasi preman-preman untuk melawan mahasiswa,” tandasnya.
Konferensi Pers itu juga dihadiri oleh perawakilan sejumlah organisasi anggota Kelompok Cipayung Plus, seperti Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Sekjen DPP Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah (IMM), Sekjen Presidium DPP Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), PII dan Presidium Pusat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), KMHDI, Hikmahbudhi.
Karena itu, Arip Musthopa atas nama PB HMI mengimbau dan mengajak seluruh eleman gerakan mahasiswa untuk menghindari upaya kriminalisasi terhadap gerakan kemahasiswaan di Indonesia.
Dalam kaitan itu, semua elemen pergerakan mahasiswa yang hadir pada acara itu sepakat menggelar rapat, untuk merumuskan sejumlah aksi bersama.
“Ini bentuk spontanitas semua elemen mahasiswa dalam rangka tetap menyatupadukan pergerakannya bersama rakyat,” kata Ketua Bidang Media dan Infokom PB HMI, Bambang M Fajar.
Sementara itu, Ketua Komite Rakyat Presidium Pusat GMNI, Muhammad Item menyatakan kekecewaannya terhadap aksi anarkis yang justru dimulai oleh pihak aparat keamanan di beberapa kota, saat berlangsung demonstrasi mahasiswa bersama rakyat mendukung upaya DPR RI membongkar `megaskandal` Bank Century. (ant)

Tidak ada komentar: